yoldash.net

Muhammadiyah Minta Tempat Wukuf dan Mabit di Arzmuna Dibuat Bertingkat

Muhammadiyah mendesak otoritas Arab Saudi membangun tempat wukuf dan mabit jemaah haji di Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armuzna) dibuat bertingkat.
Ilustrasi. Muhammadiyah mendesak otoritas Arab Saudi membangun tempat wukuf dan mabit jemaah haji di Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armuzna) dibuat bertingkat. (ANTARA FOTO/SIGID KURNIAWAN)

Jakarta, Indonesia --

Ketua PP Muhammadiyah Anwar Abbas mendesak otoritas Arab Saudi menambahkan fasilitas layanan haji seperti tempat wukuf dan mabit jemaah haji di Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armuzna) dibuat bertingkat. Hal itu agar para jemaah haji memiliki keluasan ruang dan tak berhimpitan satu sama lain.

"Hal itu bisa dilakukan dengan membuat bangunan bertingkat supaya tempat wukuf dan mabit di Muzdalifah dan Mina tidak lagi bersempit-sempit seperti sekarang ini di mana para jemaah kalau sama-sama tidur jelas sangat tidak nyaman," kata Anwar dalam keterangannya, Kamis (20/6).

Tak hanya itu, Anwar menilai penambahan sarana dan prasarana yang bertingkat ini juga berguna untuk mengurangi dan memperpendek masa antrean para calon jamaah haji dari setiap negara.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sehingga mendapatkan kesempatan bagi jemaah mengerjakan ibadah haji," kata dia.

Anwar juga mengusulkan supaya sarana toilet bagi jemaah bisa dibenahi. Terlebih, ia menyoroti banyak jemaah yang mengeluhkan antrean toilet cukup panjang dan lama.

ADVERTISEMENT

"Sehingga bisa dibuat rasio jamaah dan toilet yang berkeseimbangan," kata dia.

Sebelumnya Tim Pengawas (Timwas) Haji DPR mengkritik kondisi akomodasi jemaah haji Indonesia yang memprihatinkan tahun ini.

Ketua Timwas Haji Muhaimin Iskandar atau Cak Imin menyayangkan tenda milik jemaah haji Indonesia sempit. Sehingga membuat ruang gerak jemaah tak lebih dari 1 meter.

Kondisi ini mengakibatkan banyak jemaah yang tidak kebagian tempat tidur di dalam tenda. Tak cuma masalah tenda, kondisi toilet jadi keluhan jemaah RI lantaran jemaah bisa antre berjam-jam.

Sementara Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengatakan wilayah Mina memang terbatas. Sementara itu, Indonesia saja mengirim sekitar 200 ribu lebih jemaah tahun ini.

Dia berkata kondisi serupa terjadi sejak kuota haji normal pada 2017. Dia menilai kuota haji yang banyak menimbulkan tantangan dalam pengelolaan tenda.

"Mina dari dulu seperti itu. Sejak kuota kembali normal pada 2017, isunya selalu soal kepadatan. Sehingga, menerima tambahan kuota selalu menjadi berkah sekaligus tantangan," ucap Yaqut melalui keterangan resmi, Rabu (19/6).

(rzr/isn)


[Gambas:Video CNN]

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat