yoldash.net

Dua Versi Cerita Petugas Dishub Medan Minta Martabak, Bobby Bereaksi

Dugaan kasus pemalakan petugas Dishub Medan ke tukang martabak viral. Petugas Dishub pun melaporkan ke polisi. Tapi, ada dua versi cerita dari peristiwa ini
Ilustrasi. Dugaan kasus pemalakan petugas Dishub Medan ke tukang martabak viral di media sosial. Petugas Dishub bahkan melapor ke polisi. (CNN Indonesia/Safir Makki)

Daftar Isi
  • Kejadian versi Dishub
  • Pernyataan tukang martabak
  • Bobby minta Dishub cabut laporan
Jakarta, Indonesia --

Dugaan kasus pemalakan Dinas Perhubungan (Dishub) Medan, Sumatera Utara, terhadap pasangan suami-istri penjual martabak viral di media sosial dan jadi perhatian publik.

Menurut keterangan, peristiwa itu terjadi pada Senin (12/5) pukul 21.30 WIB. Saat itu, sejumlah petugas Dishub menertibkan pedagang kaki lima yang berjualan di Jalan Gajah Mada.

Pedagang martabak yang merekam peristiwa tersebut mengklaim ia dilarang berjualan setelah menolak permintaan petugas Dishub memberikan martabak gratis. Namun, petugas Dishub membantah pernyataan itu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikut ini dua versi cerita dari petugas Dishub Medan dan tukang martabak yang terlibat cekcok itu.

Kejadian versi Dishub

Kepala Dishub Medan Iswar Lubis mengatakan terdapat misinformasi dalam video yang beredar di media sosial.

Menurut Iswar, personel Dishub menertibkan kendaraan di sekitar jalan. Saat beroperasi, para petugas Dishub menggunakan motor.

Ia menjelaskan penjual martabak saat itu berada di dalam mobil yang diparkir di atas trotoar. Hal ini tidak sesuai dengan aturan. Karena itu, personel memberikan surat imbauan dan meletakkan selebaran di kaca mobil. Setelah itu muncul kesalahpahaman di antara kedua pihak.

Iswar mengklaim sudah memanggil anggota yang terlibat untuk dimintai keterangan. Berdasarkan berbagai keterangan, Dishub menyatakan bahwa semua yang dikatakan di dalam video merupakan fitnah.

"Kita sudah langsung tindak lanjuti, memanggil yang bersangkutan dan berdasarkan keterangan bahwa itu sama sekali tidak benar," kata Iswar dilansir detikSumut, Rabu (15/5).

Saat ini, anggota Dishub yang ada di dalam video telah membuat laporan ke polisi. Ia berharap penegak hukum bisa menindaklanjuti proses hukum atas dugaan pencemaran nama baik yang dilakukan penjual martabak.

Pernyataan tukang martabak

Siska (49), istri dari pemilik gerai Martabak Bangka yang saat itu sedang berjaga, mengatakan petugas Dishub meminta martabak lewat juru parkir yang ada di sekitar lokasi. Dia menjelaskan, seorang juru parkir mendekatinya saat sedang memasak dan meminta martabak untuk petugas Dishub.

Siska merasa curiga karena biasanya permintaan seperti itu menandakan ada masalah. Ketika dia menanyakan apakah martabak tersebut dibeli atau diminta, juru parkir tersebut kembali ke petugas Dishub.

Setelahnya, juru parkir itu kembali lagi dan menginformasikan bahwa petugas Dishub meminta martabak secara gratis.

Siska pun menolak memberikan martabak secara gratis dan menyampaikan penolakannya melalui juru parkir itu. Tidak lama setelah itu, seorang petugas Dishub dengan kepala plontos datang dan memberikan surat larangan berdagang di trotoar kepada Siska.

Amen (46), suami Siska yang merupakan pemilik gerai martabak, menjelaskan hari itu ia sedang sakit. Karena itu, dia memutuskan beristirahat di dalam mobil yang terparkir di trotoar dekat lapak martabak mereka.

Amen mengaku melihat ada sekitar enam atau tujuh motor anggota Dishub yang terparkir di persimpangan Jalan Majapahit. Dia juga melihat seorang juru parkir tampak sibuk berjalan bolak-balik ke arah mereka, tetapi ia tidak mengetahui apa yang dibicarakan.

Tidak lama kemudian, seorang petugas Dishub mendekati mobil Amen dan menempelkan surat peringatan yang melarang parkir di trotoar pada kaca mobilnya.

Menurut Amen, petugas tersebut menempelkan surat itu dengan cara yang kasar, sehingga membuatnya terkejut. Ia kemudian keluar dari mobil untuk menanyakan alasan sikap petugas tersebut.

Petugas Dishub menjawab bahwa Amen tidak boleh parkir di sana. Ketika Amen menanyakan nama petugas tersebut, petugas itu menunjukkan sikap yang menantang dengan mengatakan Amen boleh memviralkannya jika mau.

Perdebatan pun terjadi antara Amen dan petugas Dishub tersebut. Amen mulai merekam kejadian itu dengan ponselnya dan meminta petugas tersebut untuk membuka rompinya agar ia bisa mengetahui namanya. Ia berulang kali meminta hal itu.

Selanjutnya, Amen berkata kepada petugas tersebut bahwa jika mereka sedang bertugas dan merasa lapar, Amen bersedia memberikan makanan.

Belakangan, Amen menegaskan bahwa ia tidak pernah mengatakan bahwa petugas tersebut meminta lima loyang martabak. Dirinya mengatakan bahwa terlihat ada lima orang petugas Dishub, bukan lima loyang martabak.

Amen menyatakan ia telah berjualan di lokasi tersebut sejak 2015 dan hanya berdagang setelah jam kerja kantor di sekitar lokasi berakhir. Karena itu, menurut dia, kegiatan berdagangnya di trotoar tidak mengganggu aktivitas warga.

Bobby minta Dishub cabut laporan

Terpisah, Wali Kota Medan Bobby Nasution memerintahkan petugas Dishub yang melaporkan pedagang martabak Bangka ke Polrestabes Medan untuk mencabut laporan. Bobby menilai seharusnya kasus tersebut tak perlu dilaporkan ke polisi.

"Nanti akan coba kita lihat. Akan diminta cabut laporannya. Saya akan minta dari Kadishub-nya yang menangani internalnya," kata Bobby Nasution di Asrama Haji Medan, Kamis (16/5).

Ia menegaskan Pemko Medan dari jajaran paling bawah hingga atas tugasnya melayani masyarakat. Menurut menantu Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu, tak tepat jika masyarakat dilaporkan ke polisi.

"Kami ini semuanya Pemko Medan mulai dari jajaran atas sampai paling bawah itu tugasnya melayani masyarakat. Lucu saya rasa ada lapor lapor masyarakat. Masak kita laporin masyarakat. Itu yang kita layani itu yang kita lindungi," tegasnya.

(csp/fnr/tsa)


[Gambas:Video CNN]

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat