Kenapa di Negara Suriname Banyak Keturunan Suku Jawa?
Suriname merupakan sebuah negara di Amerika Selatan yang memiliki penduduk dari keturunan suku Jawa.
Suku Jawa disebut telah menetap sejak lama dan berkembang cukup pesat di Suriname.
Banyak dari mereka yang berkeluarga dan menetap sebagai warga penduduk Suriname.
Lantas, kenapa di Suriname banyak keturunan suku Jawa?
Perkembangan suku Jawa di Suriname ternyata tak lepas dari campur tangan Kolonial Belanda pada waktu itu.
Negara seluas 163.820 kilometer persegi itu merupakan bekas jajahan Belanda. Ini mengapa dulu disebut dengan Guyana Belanda.
Kolonial Belanda yang menjajah Indonesia pada saat itu mendirikan salah satu negara kolonialnya di wilayah Suriname.
Wilayah itu menjadi bagian dari yurisdiksi Kerajaan Belanda di kawasan benua Amerika. Sebab, Suriname merupakan wilayah yang kaya akan mineral dan sumber daya alam lainnya.
Suriname juga menjadi tempat transit bagi kapal-kapal penjelajah Belanda yang mau bersandar usai berkelana ke penjuru dunia.
Melansir Britannica, sebagian besar warga Suriname berasal dari suku di kawasan Asia. Seperti suku India hingga Jawa.
Menurut data, sekitar 27,4 persen penduduk Suriname berasal dari keturunan Indo-Pakistan. Sedangkan 13,7 persen merupakan orang-orang dari suku Jawa.
Hal itu tak lepas dari peran Kolonial Belanda pada saat itu yang membawa berbagai macam orang ke daerah transit tersebut.
Menurut artikel jurnal karya Justus M. Van Der Kroef berjudul "The Indonesian Minority in Suriname," menyebut suku Jawa menjadi etnis terbesar ke dua yang menghuni wilayah Suriname.
Jurnal itu kemudian lanjut menjelaskan terdapat sekitar 33.000 orang Indonesia yang dibawa Kolonial Belanda ke Suriname pada periode 1890 hingga 29140. Dari angka tersebut, hanya 3.000 orang saja yang memilih untuk kembali ke tempat asalnya.
Mulanya, orang-orang di Indonesia dikirim ke Suriname untuk bekerja sesuai kontrak yang telah ditetapkan. Kontrak tersebut pun berlangsung selama lima tahun.
Tetapi, bagi mereka yang ingin tinggal pemerintah Kolonial Belanda bakal memberi lahan kecil untuk dijadikan tempat tinggal dan bertani. Mereka pun masih terikat oleh kontrak pekerja bersama Belanda.
Lihat Juga : |
Melihat situasi yang menguntungkan, orang-orang Jawa di Suriname memilih untuk menetap di negara tersebut dan melanjutkan hidup hingga berkeluarga.
Etnis Jawa di Suriname pun kerap bersitegang dengan kelompok Indo-Pakistani yang juga tinggal di wilayah tersebut.
Meskipun dari rumpun wilayah Asia, mereka kerap terlibat konflik dalam hal pembagian kekuasaan hingga kepentingan lahan pertanian.
Perkembangan budaya Jawa di Suriname
Perkembangan berbagai kebudayaan Jawa di Suriname terlihat usai masyarakat dari suku Jawa telah membentuk satu komunitas sendiri.
Menurut artikel yang dibuat Pamela Allen bertajuk "Javanese Cultural Tradition in Suriname," masyarakat suku Jawa memilih untuk melestarikan berbagai kebudayaan asal sukunya di negara tersebut.
Hal itu tercipta melalui berbagai hal seperti pesta pernikahan hingga pemakaman seseorang. Bahkan, mereka juga mengenalkan sejumlah kesenian khas Jawa seperti Ludruk hingga Gamelan.
Penggunaan bahasa orang Jawa-Suriname juga masih melestarikan bahasa daerah, meskipun sudah tercampur oleh dialek dan bahasa Negeri Kincir Angin.
Lihat Juga :LAPORAN DARI ARAB SAUDI 'Yalla, Haji!' dan Sengatan Panas di Mina |
Hingga kini, warga Suriname yang berada di Jawa masih melestarikan berbagai kesenian. Namun, tak jarang dari generasi muda Jawa-Suriname yang tertarik untuk mempelajari kesenian tersebut.
Oleh sebab itu, Kedutaan Besar Indonesia di Suriname kerap mengadakan berbagai kegiatan yang menampilkan pentas seni khas suku Jawa. Hal itu dilakukan guna melestarikan budaya agar tidak hilang ditelan waktu.
(val/bac)[Gambas:Video CNN]
Terkini Lainnya
-
Jokowi Usai Jenguk Prabowo Operasi di RS: Alhamdulillah Lancar
-
Koalisi dengan Gerindra, Hasto Sebut PDIP Isi Cawagub Pilgub Lampung
-
Jokowi Jenguk Prabowo di RS Usai Jalani Operasi Besar
-
20 Narapidana Bobol Penjara di Pakistan, 1 Tahanan Tewas
-
Korut Kecam Latihan Militer Gabungan Korsel, Jepang, dan AS
-
Rusia Tembak Jatuh 34 Drone Bom dan Pengintai Milik Ukraina
-
Jakarta Ulang Tahun, Pajak Kendaraan Bebas Denda Hingga Akhir Agustus
-
Ada Aerostreet di Trans Studio Mall Cibubur Sampai 7 Juli, Rilis Joker
-
Jadwal Inggris vs Swiss di Perempat Final Euro 2024
-
Pebulutangkis China Zhang Zhi Jie Meninggal Dunia Saat Tampil di AJC
-
FOTO: Inggris Lolos dari Lubang Jarum, Jaga Peluang Juara Euro 2024
-
Arkeolog Malaysia Temukan Patung Buddha Lebih Tua dari Borobudur
-
Peningkatan Suhu Panas RI 30 Tahun Terakhir Sinyal Ancaman
-
Hyundai Inster EV Meluncur, SUV Listrik Murah Sanggup 355 Kilometer
-
BYD Bicara Soal M6 di RI, MPV Listrik Potensi Bikin Geger Innova
-
Perbandingan Kredit Mobil Baru dan Bekas
-
INFOGRAFIS: Cek ini Dulu Sebelum Cek Khodam
-
Sinopsis Anacondas: Hunt for Blood Orchid, Bioskop Trans TV 30 Juni
-
FOTO: SEVENTEEN, Idol K-pop Pertama Tampil di Glastonbury Festival
-
FOTO: Liburan Sambil Belajar Sejarah di Monas Jakarta
-
Ci(n)ta Rasa William Wongso