yoldash.net

Koplo, Tarling, dan Cerita Tiga Hajatan dalam Satu Gang Indramayu - Halaman 2

Bagaimana tarling di Indramayu memiliki penampilan yang serupa dengan orkes dangdut koplo?
Githa Gusmania saat mentas membawakan musik tarling di Indramayu. (CNN INDONESIA/Safir Makki)

Sesuai dengan definisi yang ditetapkan oleh Bader, gitar dan suling menjadi dua alat musik paling esensial dari tarling. Iringan dari dua alat musik itu kemudian ditimpali dengan vokal yang menyanyikan bait-bait puisi dalam bahasa lokal, baik bahasa Sunda maupun Dermayon.

Hasil penelitian Bader nyatanya juga terlihat dalam penampilan Githa Gusmania dan grup musiknya. Mereka memainkan aransemen yang serupa dengan dangdut pada umumnya, yaitu menyempilkan senggakan dan permainan kendang koplo di tengah lagu.

Peleburan tarling dan koplo itu kini dikenal sebagai "kopling".

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Koplo menjadi elemen penting yang disisipkan dalam aransemen tarling dalam bentuk alunan pentatonik gitar dan suling dengan nuansa "nyeret".

Pengamat musik asal Indramayu bernama Galih Nugraha menilai hal tersebut menjadi cara tarling tetap bertahan hidup dengan cara ikut "menumpang" musik yang ada di akar rumput, seperti dangdut dan koplo.

"Tarling bersatu dengan koplo, istilahnya bertahan hidupnya di situ agar dapat tetap menjadi hiburan dan sumber ekonomi," ujar Galih kepada Indonesia.com. "Intinya, sih, bagaimana caranya bisa jualan."



Para musisi tarling, kata Galih, melihat koplo sebagai potensi ekonomi yang bisa ditiru dan direplikasi. Juga, sekaligus membuktikan bahwa dangdut merupakan musik Indonesia yang cair dan paling luwes.

"Mulai dari hip hop ada, dicampur jazz bisa, apa pun ada di situ (musik dangdut)," ujar Galih memberikan contoh.

Pernyataan Galih senada dengan penjelasan Andrew N. Weintraub dalam sebuah tulisan berjudul The Sound and Spectacle of Dangdut Koplo: Genre and Counter-Genre in East Java, Indonesia (2013).

Weintraub menjelaskan bahwa koplo menjadi musik yang populer di Indonesia setelah lahir di Jawa Timur. Setelah itu, koplo memengaruhi dengan cepat musikalitas musisi dangdut dan musisi tradisional di rongga-rongga Pulau Jawa.

Biduan Githa Gusmania bersama rekannya rehat saat panggung hajatan jebol di sebuah acara syukuran (rasulan) di Indramayu, Jawa Barat, Desember 2022. Githa Gusmania salah satu biduan tarling/koplo yang sering manggung di wilayah Indramayu dan kota lainnya di pulau Jawa. Indonesia/Safir MakkiBiduan Githa Gusmania bersama rekannya rehat saat panggung hajatan jebol di sebuah acara syukuran (rasulan) di Indramayu, Jawa Barat, Desember 2022. (Indonesia/Safir Makki)

"Dangdut koplo adalah kekuatan ekonomi yang penting dalam musik populer Indonesia dan mengalami peningkatan popularitas di kota-kota lain di luar basisnya di Jawa Timur," tulis Weintraub.

Koplo yang merupakan evolusi dari dangdut, kata Weintraub, kemudian meleburkan diri dengan musik tradisional di berbagai daerah. Tak terkecuali dengan tarling di Indramayu dan Cirebon.

"Koplo merupakan bagian dari formasi pan-daerah yang terpisah dari dangdut: koplo telah bercampur dengan bentuk-bentuk di Jawa Tengah (campursari), Jawa Barat (pop Sunda), Banyuwangi (kendang kempul), Cirebon (tarling), dan lain-lain," jelas Weintraub.

Lanjut ke sebelah...

Perpanjangan Suara Rakyat

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2 3

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat