yoldash.net

Review Film: Nussa

Review Nussa menyebut film ini mematahkan segala keraguan, sinisme, hingga pandangan miring terhadap animasi ini.
Review Nussa menyebut film ini mematahkan segala keraguan, sinisme, hingga pandangan miring terhadap animasi ini. (dok. Visinema Pictures/The Little Giantz via YouTube)

Jakarta, Indonesia --

Film Nussa mematahkan segala keraguan, sinisme, hingga pandangan atas animasi ini. Bahkan, saya berani menilai Nussa adalah salah satu animasi Indonesia terbaik yang pernah tayang di layar lebar.

Keriuhan soal Nussa sudah muncul sejak pengumuman versi layar lebar akan digarap oleh Visinema Pictures. Pasalnya, banyak pihak yang tidak suka atau sreg dengan konten cerita Nussa.

Bahkan, sejumlah pandangan miring muncul akan animasi itu. Mulai dianggap sebagai tidak berkepribadian bangsa Indonesia hingga dihubung-hubungkan dengan aliran tertentu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nussa sejatinya memang animasi garapan animator Indonesia di bawah naungan The Little Giantz dan 4Stripe Productions yang tayang rutin di YouTube. Kisahnya, berpusat pada karakter bocah laki-laki bernama Nussa yang memiliki kaki bionik pada salah satu kakinya.

Dalam keseharian, Nussa dikenal sebagai anak yang saleh dan mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam dengan cukup kental. Serial ini pun memiliki basis penggemarnya sendiri, termasuk beberapa orang yang saya kenal.

ADVERTISEMENT

Bagi penggemar Nussa, yang sebagian adalah orang tua muda, serial ini dirasa membantu dalam mengajarkan agama Islam kepada anak-anak mereka. Mereka merasa tenang kala memberikan Nussa sebagai hiburan untuk anak-anak karena dianggap mendidik.

Hal itu sejatinya bisa dipahami. Siapa yang tak ingin punya anak saleh? Apalagi Nussa mampu tampil dengan kualitas visual di atas rata-rata animasi lokal tanpa kehilangan unsur gemas dan penuh warna yang menarik mata anak-anak.

Sayangnya, kualitas animasi ciamik Nussa hanya cocok bagi sebagian golongan. Cerita serial Nussa dijamin sulit diterima bagi sebagian penonton Indonesia yang lain, meskipun memiliki nilai keluhuran yang universal.

Film Nussa (2021)Review Nussa menyebut film ini mematahkan segala keraguan, sinisme, hingga pandangan miring terhadap animasi ini. (dok. Visinema Pictures/The Little Giantz via YouTube)

Visinema Pictures sepertinya menangkap hal tersebut dan melakukan keputusan yang saya anggap membuat Nussa punya kualitas "patut disaksikan oleh siapapun", baik penggemarnya maupun mereka yang menuding animasi ini berpropaganda.

Mereka mempertahankan karakter dan semesta asli Nussa namun menyesuaikan isinya dengan ciri khas Visinema: drama dan keluarga.

Ceritanya pun sebenarnya sederhana dan mengikuti pola animasi lainnya yang diangkat dari serial: memperpanjang satu topik cerita sampai bisa jadi satu film panjang utuh.

Ambil contoh Upin Ipin. Animasi Malaysia ini pernah membuat versi film bertajuk Upin & Ipin: Kering Siamang Tunggal (2019). Begitu pula animasi asal Jepang, lihat saja berapa banyak judul film pecahan dari Doraemon, Crayon Shinchan, atau Detective Conan.

Namun Nussa tak memilih cerita fantasi. Dengan fokus pada gejolak yang dirasakan Nussa jelang lomba sains, film ini sejatinya mengisahkan cerita yang tak dikisahkan dalam versi serialnya.

Selain itu, karakter Nussa di versi film juga digambarkan sedikit berbeda. Bila pada versi serial, Nussa digambarkan sebagai anak "sempurna" yang saleh, bijak, pintar, hingga terkesan utopis.

Namun pada versi film, Nussa terasa selayaknya anak SD pada umumnya hanya dengan psikologis yang agak lebih dewasa dibanding temannya.

Review Nussa lanjut ke sebelah...

Review Film: Nussa

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat