yoldash.net

Kasus Pelecehan Seksual Harvey Weinstein Diseriusi FBI

FBI tidak menyangkal adanya penyelidikan yang sedang dilakukan terhadap kasus Harvey Weinstein, apalagi mengingat ada kemungkinan ia 'kabur' ke Eropa.
Harvey Weinstein akan diperiksa FBI terkait kasus pelecehan seksual. (Drew Angerer/Getty Images/AFP)

Jakarta, Indonesia -- Aparat hukum menindak kasus pelecehan seksual Harvey Weinstein terhadap selebriti-selebriti perempuan yang belakangan marak dan mengejutkan Hollywood, dengan serius. FBI dilaporkan telah membuka penyelidikan terhadap produser film tersebut.

Departemen Kehakiman yang dipimpin Jaksa Agung Jeff Sessions telah memerintahkan penyelidikan terhadap tuduhan pada produser besar Hollywood itu. Apalagi semakin banyak selebriti yang berani bersuara atas kelakuan tidak pantas Weinstein.

Penyelidikan dibuka di tengah rumor Weinstein yang berencana pergi ke Eropa untuk melakukan rehabilitasi karena kecanduan seks, yang membuatnya memaksa bertindak seksual ke banyak perempuan. Jika pergi, Weinstein bisa terhindar dari tuntutan di Amerika Serikat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Kasus serupa pernah terjadi pada Roman Polanski pada 1978. Ia dituding melakukan pelecehan seksual, namun pergi dari Amerika Serikat dan akibatnya bisa lolos dari hukuman.

Kabar bahwa Weinstein akan meninggalkan Amerika pertama kali diembuskan oleh media hiburan TMZ. Pada Selasa (10/10), dikabarkan Weinstein akan menuju ke Swiss. Namun rencana itu berubah. Weinstein dan timnya memutuskan untuk pergi ke Arizona demi mendapatkan perawatan akan kecanduan seks dan masalah perilaku lainnya, yang diidap pria 65 tahun itu.

ADVERTISEMENT

Weinstein yang telah berkeliling dunia untuk mempromosikan filmnya, diyakini melakukan kejahatan seks di beberapa negara. Sampai kini, lima orang mengaku telah memberikan laporan tentang pelecehan di Perancis, sementara klaim lainnya muncul dari London.


FBI yang juga memiliki markas di kedua negara itu mengklaim akan mendapat bantuan jaksa di sana untuk mendalami kasus yang melibatkan Angelina Jolie dan Gwyneth Paltrow itu.

Seperti diberitakan Ace Showbiz, banyak klaim yang baru muncul dengan kejadian pelecehan yang sudah terjadi sejak 1990-an. Ditegaskan, itu tidak akan meringankan Weinstein, karena Amerika tidak punya batasan waktu untuk kasus perkosaan dan kejahatan seksual.

Apalagi, salah satu korban Weinstein, Lucia Evans punya kasus yang lebih baru. Pada 2004, pelajar yang ingin menjadi aktris itu mengaku diminta melakukan oral seks terhadap Weinstein. FBI juga sedang menginvestigasi pengakuan-pengakuan semacam itu.


Mengutip Daily Mail, kasus pelecehan seksual Weinstein dikaitkan pula dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Disebut-sebut Weinstein adalah pihak yang vokal menolak Trump. Sebaliknya, ia punya hubungan erat dengan Hillary Clinton. Meski tidak jelas apakah kasus Weinstein ada kaitannya dengan kepentingan politik, Trump sudah memberi pernyataan.

Ia mengaku tidak terkejut dengan adanya kasus itu.

“Saya sudah mengenalnya selama bertahun-tahun. Saya tidak terkejut," kata Trump sesaat setelah kabar pelecehan seksual itu mencuat di media, Kamis (5/10) pekan lalu.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat