Ketua Kadin Curiga Ada Oknum Bermain di Balik Banjir Impor Tekstil
![Ketua Kadin Curiga Ada Oknum Bermain di Balik Banjir Impor Tekstil Ketua Kadin Indonesia Arsjad Rasjid curiga ada oknum bermain di balik derasnya impor tekstil yang membunuh industri dalam negeri belakangan ini.](https://akcdn.detik.net.id/visual/2023/09/13/ketua-kadin-arsjad-rasjid-1_169.jpeg?w=650&q=90)
Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Arsjad Rasjid menyoroti prahara yang menimpa industri tekstil di Indonesia belakangan ini.
Ia curiga ada praktik dan permainan yang dilakukan beberapa oknum yang turut menyebabkan menurunnya kinerja industri tekstil Indonesia.
Ia menilai oknum-oknum tertentu memanfaatkan impor barang secara tidak terkendali.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pertanyaan yang mendasar kenapa industri tekstil kita menurun? Tapi juga pertanyaan bagaimana dengan impor-impor yang ada? Bagaimana pembatasan daripada impor? Karena jangan sampai barang dari negara tertentu bebas masuk, karena oknum-oknum tertentu akibatnya yang larinya kepada industri tekstil misalnya yang juga sangat rentan," kata Arsjad di Jakarta, Selasa (25/6).
ADVERTISEMENT
Menurut Arsjad, praktik impor yang disalahgunakan oleh oknum tertentu menyebabkan persaingan yang tidak sehat bagi industri tekstil dalam negeri.
Hal ini tidak hanya merugikan pabrik-pabrik besar, melainkan juga berdampak langsung pada industri rumahan (home industry) dan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang bergerak di sektor tekstil.
"Karena sekarang dalam konteks tekstil kan bukan hanya di pabriknya, tetapi juga adanya home industry. Yang di mana itu adalah banyak teman-teman, saudara kita UMKM. Jadi, di sinilah memang balik lagi. Kalau ditanya Indonesia, fundamentalnya baik-baik saja. Tapi keadaan dunia tidak baik-baik saja," jelasnya.
Industri tekstil sedang merana. Hal ini diketahui dari pernyataan Konfederasi Serikat Pekerja Nusantara (KSPN).
Organisasi itu menyebut kinerja penjualan mereka lesu belakangan ini. Presiden KSPN Ristadi menyebut tingkat pesanan yang masuk ke sejumlah pabrik tekstil di Indonesia terus menurun.
Lihat Juga : |
Lara pabrik tekstil menjalar. Maklum, imbas lesunya penjualan itu, mereka harus melakukan efisiensi, dengan salah satunya melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) pekerja.
KSPN mencatat sekitar 13.800 buruh tekstil sudah terkena PHK dari Januari 2024 hingga awal Juni 2024 imbas masalah itu.
Ristadi menuturkan data PHK yang terjadi di Jawa Tengah lebih masif. Ia mencatat pabrik-pabrik yang terdampak, misalnya di grup Sritex.
Ia mencontohkan tiga perusahaan di bawah grup Sritex yang mem-PHK sejumlah karyawannya. Ada PT Sinar Pantja Djaja di Semarang, PT Bitratex di Kabupaten Semarang, dan PT Djohartex yang ada di Magelang.
Masalah pun diakui Direktur Keuangan PT Sri Rejeki Isman (Sritex) Weilly Salam. Ia blak-blakan soal kondisi sulit yang dialami perusahaan.
Blak-blakan ia berikan di tengah isu bangkrut yang melanda Sritex. Ia membantah Sritex bangkrut.
Meski demikian, Welly menuturkan saat ini kondisi industri tekstil sedang tidak baik-baik saja. Hal itu terjadi buntut kondisi geopolitik dan banjir barang murah dari China.
"Kondisi geopolitik perang Rusia-Ukraina serta Israel-Palestina menyebabkan terjadinya gangguan supply chain dan penurunan ekspor karena terjadi pergeseran prioritas oleh masyarakat di Eropa maupun AS," kata dia melalui keterangan resmi di keterbukaan informasi BEI, Sabtu (22/6).
Di tengah masalah itu katanya, Indonesia malah kebanjiran produk tekstil di China. Weilly menyebut situasi geopolitik dan gempuran produk China masih berlangsung, hingga penjualan belum pulih.
"Kendati, perusahaan tetap beroperasi dengan menjaga keberlangsungan usaha serta operasional dengan menggunakan kas internal maupun dukungan sponsor," jelasnya.
Ambruknya industri dan produk tekstil (TPT) pun menjadi perhatian Jokowi. Selasa (25/6) kemarin, ia mengumpulkan sejumlah menteri untuk membahas masalah itu.
Para menteri yang hadir di antaranya Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, hingga Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah.
Usai rapat, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan akan menerbitkan jurus baru untuk membantu sejumlah industri tekstil dalam negeri seperti Sritex Cs dalam menghadapi serbuan tsunami tekstil impor, salah satunya dari China.
Jurus berbentuk peraturan menteri keuangan soal pengenaan Bea Masuk Anti Dumping (BMAD) dan Bea Masuk Tindakan Pengamanan (BMTP) untuk sejumlah komoditas, khususnya tekstil.
Sri menyebut langkah itu dilakukan sebagai respons atas permintaan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita.
Terkini Lainnya
-
Jokowi Jenguk Prabowo di RS Usai Jalani Operasi Besar
-
Hasto: Megawati ke Bali Lakukan Pemetaan Politik Langsung untuk Pilgub
-
Hasto Yakin PDIP Menang Pilgub Jateng Meski Efek Jokowi Masih Kuat
-
Korut Kecam Latihan Militer Gabungan Korsel, Jepang, dan AS
-
Rusia Tembak Jatuh 34 Drone Bom dan Pengintai Milik Ukraina
-
VIDEO: Hamas: Belum Ada Kemajuan dalam Gencatan Senjata di Gaza
-
Jakarta Ulang Tahun, Pajak Kendaraan Bebas Denda Hingga Akhir Agustus
-
Ada Aerostreet di Trans Studio Mall Cibubur Sampai 7 Juli, Rilis Joker
-
Bellingham Cetak Gol, Inggris vs Slovakia Lanjut ke Perpanjangan Waktu
-
Jadwal Siaran Langsung Semifinal Piala AFF U-16 Indonesia vs Australia
-
Babak 1 Euro 2024: Inggris Kepayahan, Tertinggal dari Slovakia
-
Arkeolog Malaysia Temukan Patung Buddha Lebih Tua dari Borobudur
-
Peningkatan Suhu Panas RI 30 Tahun Terakhir Sinyal Ancaman
-
Hyundai Inster EV Meluncur, SUV Listrik Murah Sanggup 355 Kilometer
-
BYD Bicara Soal M6 di RI, MPV Listrik Potensi Bikin Geger Innova
-
Perbandingan Kredit Mobil Baru dan Bekas
-
INFOGRAFIS: Cek ini Dulu Sebelum Cek Khodam
-
Sinopsis Anacondas: Hunt for Blood Orchid, Bioskop Trans TV 30 Juni
-
FOTO: SEVENTEEN, Idol K-pop Pertama Tampil di Glastonbury Festival
-
FOTO: Liburan Sambil Belajar Sejarah di Monas Jakarta
-
Ci(n)ta Rasa William Wongso