yoldash.net

Tahu Tempe di Pasar DKI Masih Stabil di Tengah Lonjakan Harga Kedelai

Harga tahu tempe di pasar tradisional Jakarta masih stabil di tengah kenaikan harga kedelai.
Harga tahu tempe di pasar tradisional Jakarta masih stabil di tengah kenaikan harga kedelai. Ilustrasi. (ANTARA FOTO/AMPELSA).

Jakarta, Indonesia --

Harga tahu tempe di pasar tradisional Jakarta masih stabil di tengah kenaikan harga kedelai. Padahal, Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo) mengaku resah dengan kenaikan harga kedelai di tengah pelemahan rupiah.

Berdasarkan pantauan Indonesia.com, Rabu (1/11), salah satu pedagang tahu tempe di Pasar Santa, Jakarta Selatan, Mirna, menjual tempe seharga Rp12 ribu per papan. Ia mengatakan harga itu tidak mengalami kenaikan.

"Itu harga normal. Enggak pernah di bawah Rp12 ribu," katanya kepada Indonesia.com.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia mengatakan harga tempe sempat naik ke Rp15 ribu per papan pada delapan bulan lalu, tapi harganya kemudian kembali turun ke Rp12 ribu.

Senada, harga tahu juga stabil. Mirna menjualnya Rp7.000 per bungkus isi delapan potong.

Mirna mengatakan tahu sempat naik, dari sebelumnya Rp6.000. Namun itu terjadi delapan bulan lalu.

Ia pun mengatakan saat ini kedelai tidak mengalami kenaikan.

"Kalau sekarang enggak naik. Standard, lagi biasa," katanya.

Senada, Ucup, salah satu penjual di Pasar Rengas, Jakarta Selatan. mengatakan harga tahu tempe normal. Ia menjual tempe Rp10 ribu per papan, dan tahu Rp7.000 per bungkus isi delapan potong.

"Biasanya harganya segitu, stabil. Rp10 ribu sudah lama sejak corona," katanya.

Ketua Umum Gakoptindo Aip Syarifuddin mengatakan harga kedelai saat ini sudah menyentuh Rp13 ribu hingga Rp13.500 per kg. Padahal ketergantungan RI terhadap kedelai impor sama sekali tidak turun.

"Jadi dari pandangan teman-teman perajin tempe dan tahu, sekarang ini di seluruh Indonesia sudah gelisah dengan kenaikan harga kedelai tiap minggu. Impornya itu sampai sekarang tidak berubah, 90 persen lebih impor dan hanya 10 persen lokal," kata Aip kepada Indonesia.com, Minggu (29/10).

Gakoptindo mengaku dilema dengan kondisi ini. Para perajin sejatinya ingin menaikkan harga tempe dan tahu.

Tetapi mereka diprotes oleh para penjual olahan kedelai di pasar.

"Tukang (perajin) tempe dan tahu ini sudah berlangganan dengan penjual di pasar. Jadi, kalau kita naikkan harga tempe dan tahu, pedagang marah sama kami, 'Naik melulu, naik melulu. Ini sudah ditipisin, dikecilin, ini itu'," curhat Aip.

[Gambas:Video CNN]



(fby/sfr)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat