Sejarah Tempe, Sajian Pedesaan yang Kini Mendunia
![Sejarah Tempe, Sajian Pedesaan yang Kini Mendunia Tahukah Anda? Tempe yang kini mendunia dulu dilihat sebagai sajian pedesaan. Simak sejarah lengkap tempe dalam Hari Tempe Nasional.](https://akcdn.detik.net.id/visual/2021/11/01/ilustrasi-mendoan_169.jpeg?w=650&q=90)
Tahukah Anda? Tempe yang kini mendunia dulu dilihat sebagai sajian pedesaan. Simak sejarah lengkap tempe dalam Hari Tempe Nasional.
Tempe disebut-sebut sudah ada sejak ratusan tahun lalu.
Kemunculannya sangat berkaitan dengan potensi kedelai di Nusantara. Menurut sejarawan kuliner Fadly Rahman, kedelai yang berlimpah dimanfaatkan oleh masyarakat dari berbagai lapisan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dahulu kedelai masuk ke Indonesia berkat bangsa Tionghoa. Pun di masa kejayaan kerajaan-kerajaan di Nusantara, kedelai sudah dikenal masyarakat dengan bukti prasasti Watukura.
"[Disebut] ada sebuah produk tauku dari kedelai. Ini menarik, meski ada pengaruh Tionghoa, istilah kedelai bukan berasal dari kosakata Tionghoa. Kedelai dari kata 'kadalai', diadopsi dari kosakata Tamil," jelas Fadly dalam bincang virtual bersama MasakTV beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT
Istilah 'kadele' atau kedelai sendiri juga ditemukan dalam Serat Sri Tanjung pada sekitar abad 12.
Pengolahan kedelai menjadi tempe melalui proses panjang agar jadi bahan pangan tahan lama.
Sejarawan dan pengamat kuliner Heri Priyatmoko menyebut kitab Serat Centhini (1814-1823) menuliskan tempe sebagai sajian pedesaan Jawa.
"Artinya tempe sudah menjadi makanan masyarakat jauh sebelum Serat Centhini ditulis," kata Heri saat berbincang dengan Indonesia.com beberapa waktu lalu.
Produk tempe juga disinggung oleh Georgius Everhardus Rumphius, seorang ahli botani Jerman yang bekerja untuk VOC. Dia menyebut ada produk dari kedelai dan dibuat oleh orang Jawa khususnya Jawa Tengah.
Fadly berkata ada yang menyebut kata tempe ini dari 'tumpi'. Ada pula sejarawan Prancis yang menyebut tempe berasal dari kata 'tape' dan 'tempayan' lalu dibuat akronim.
Murah tapi tidak murahan
![]() |
Zaman dahulu, tempe dibuat di dekat sumber mata air. Proses pembuatan tempe memang memerlukan banyak air, terutama dalam proses pengupasan kulit ari kedelai.
Sebelum jadi tempe, kedelai harus melalui proses perebusan, pengupasan sampai fermentasi. Menurut Heri, tempe ini secara tidak langsung jadi bukti kecerdasan masyarakat di masa lalu.
"Itu menunjukkan masyarakat saat itu sangat kreatif. Mereka berolah kreasi di dapur dengan memanfaatkan bahan yang ada seperti kedelai menjadi tempe, menjadi kecap. Dan ini menjadi bukti kecerdasan masyarakat Indonesia masa dulu," katanya.
Di masa kini, tempe jadi salah satu sumber protein nabati yang murah dan mudah didapat. Meski murah, tempe bukan pangan 'murahan'.
Ahli teknologi pangan Driando Ahnan-Winarno sempat melakukan riset dan dituangkan dalam 'Kitab Tempe'. Dia menemukan tempe punya kontribusi nutrisi yang sama atau lebih baik dari daging sapi.
Kontribusi yang diberikan tempe meliputi energi, serat dan kalsium lebih tinggi. Sementara itu lemak jenuh dan garam pada tempe lebih rendah ketimbang daging sapi.
Bahkan ada yang menyebut tempe itu superfood. Lagipula, siapa yang tak butuh sumber protein tinggi dan murah seperti tempe?
"Mau dari strata sosial apa pun, semua butuh. Tempe dari sudut pandang ilmu pangan punya semua yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan ini," ujar Driando.
(els/pua)[Gambas:Video CNN]
Terkini Lainnya
Murah tapi tidak murahan
Tempe Resmi Diajukan Jadi Warisan Budaya Takbenda UNESCO
5 Jenis Minyak Goreng Ini Ternyata Tak Bagus untuk Kesehatan
3 Makanan yang Tidak Boleh Dikonsumsi Bersamaan dengan Singkong Rebus
Ada Sup Berusia Puluhan Tahun di Jepang dan Thailand, Bagaimana Bisa?
Gibran Siagakan Mobil Dinasnya di Festival Kuliner Non-Halal di Solo
FOTO: Adem Ayem Harga Tahu-Tempe Meski Dolar AS Melambung Tinggi
UMKM di Kya Kya Surabaya Semakin Berkembang Berkat Dukungan BRI
Capres Mental Tempe, Nuklir dan Mimpi Swasembada Kedelai