yoldash.net

'Chudai' Masih Ramai usai X Diklaim Patuhi Pemblokiran Pornografi

X diklaim patuhi soal pemblokiran konten pornografi. Simak pengecekan CNNIndonesia.com terhadap klaim itu.
Ilustrasi. Simak penelusuran konten-konten pornografi di Twitter atau X. (Foto: CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)

Jakarta, Indonesia --

Pemerintah mengklaim batal memblokir platform media sosial X (sebelumnya Twitter) karena sudah memenuhi permintaan soal pemblokiran konten pornografi. Bagaimana kondisinya sekarang?

Pantauan Indonesia.com, konten-konten pornografi itu ternyata masih bisa diakses jika menggunakan kata kunci tertentu seperti 'chudai'.

Dari pantauan pada Jumat (28/6), masih ada akun bercentang biru dengan nama 'Chudai' yang masih aktif membagikan konten porno. Begitu pula ketika mencari kata kunci 'chudai', X masih menampilkan konten-konten berbau pornografi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Chudai merupakan bahasa slang India yang banyak digunakan pengguna internet. Menurut Urban Dictionary, 'chudai' berarti berhubungan badan atau yang terkait dengan seksualitas.

ADVERTISEMENT

Pencarian akun dengan kata kunci 'chudai', @Chudaistepf*** misalnya, masih menampilakan rangkaian timeline dengan video dewasa hingga hari ini.

Sementara, pencarian unggahan konten dengan kata kunci tersebut menampilkan banyak foto yang menyaru tampilan awal video. Jika diklik, pengguna akan masuk ke link blog dewasa yang dikaitkan ke unggahan tersebut.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Aplikasi Informatika (Aptika) Kementerian Komunikasi dan Informatika Semuel Abrijani Pangerapan mengaku tak bisa memblokir X, lantaran sudah memenuhi permintaan soal pemblokiran konten pornografi.

"Kalau dia tidak ada pelanggarannya gimana? Apa yang membuat saya harus memblokirnya? Kan harus ada alasan," kata dia,di Jakarta, Kamis (27/6), mengutip Antara.

Semuel mengatakan pengelola platform X telah menjelaskan kebijakan perihal konten pornografi di platform mereka sekaligus memenuhi permintaan Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk menaati aturan pemerintah.

Menurut dia, pengelola platform X menyatakan bahwa ada kesalahpahaman dalam interpretasi terhadap kebijakan mereka mengenai konten pornografi.

Semuel mengatakan bahwa kementerian sudah mengecek kepatuhan platform terhadap ketentuan pemerintah, dan mendapati mereka menghapus konten-konten yang dinilai melanggar aturan yang berlaku di Indonesia.

"X dia sudah memenuhi yang kita minta dan mereka sudah menjelaskan kepada kami, itu permintaan terhadap itu, dan itu bukan, boleh menyebarkan itu, dan memang ada tidak paham di situ. Dia menjelaskan itu ke kami,"urainya, merujuk pada konten terkait pornografi di X.

"Dan langsung kita tes kan, kita temukan itu dan di-take down semua, ada take down-nya," kata dia.

Semuel mengatakan Kominfo tidak akan memblokir atau mengenakan denda pada platform X selama mereka mematuhi peraturan yang berlaku di Indonesia.

"Diblokir kalau tidak mengindahkan. Kalau mengindahkan gimana? Masa kalau sudah dibenerin masa harus tetap didenda?" kata dia.

Semuel juga menekankan pentingnya semua pihak membaca dan memahami klausul kebijakan X yang berkenaan dengan konten pornografi.

"Baca dong klausulnya. Itu tidak boleh ditampilkan, tidak bisa dilihat dengan jelas, ada labelnya. Nah ada di situ. Makanya baca," cetus dia.

Direktur Pengendalian Aplikasi Informatika Ditjen Aptika Kominfo Teguh Arifiyadi, di acara 'Ngopi Bareng Kominfo', Jakarta, Jumat (28/6), mengungkap tingkat kepatuhan X buat takedown konten porno mencapai 87,38 persen.

Rinciannya, permintaan pemerintah mencapai 18.949, yang belum di-takedown mencapai 1775.

Bulan lalu, platform X milik miliarder Elon Musk memaparkan soal perizinan unggahan konten dewasa. Syaratnya, ada persetujuan semua pihak dalam konten tersebut dan cuma buat pengguna dewasa.

"Anda dapat membagikan [konten] ketelanjangan atau perilaku seksual dewasa yang diproduksi dan didistribusikan secara konsensual, selama diberi label dengan benar dan tidak ditampilkan secara mencolok," tulis X dalam keterangan resminya.

"Pengguna di bawah 18 tahun atau penonton yang tidak mencantumkan tanggal lahir di profilnya tidak dapat mengklik untuk melihat konten yang ditandai,"lanjut keterangan itu.

Usai keterangan tersebut, Kominfo mengaku mengkaji opsi pemblokiran Twitter.

[Gambas:Video CNN]

(tim/dmi)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat