yoldash.net

Apa Itu Aplikasi Temu yang Disebut jadi Ancaman UMKM Indonesia?

Kehadiran aplikasi Temu dianggap mengancam UMKM Indonesia dan lebih berbahaya daripada TikTok Shop yang dulu sempat menjadi polemik.
Ilustrasi. Aplikasi Temu dianggap mengancam UMKM Indonesia dan lebih berbahaya daripada TikTok Shop yang dulu sempat menjadi polemik. (Foto: Getty Images via AFP/JUSTIN SULLIVAN)

Jakarta, Indonesia --

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengungkap ada aplikasi asal China, Temu, yang mengancam UMKM dalam negeri. Bahkan, kehadiran Temu ini dianggap lebih berbahaya daripada TikTok Shop yang dulu sempat menjadi polemik.

Menurut Teten aplikasi Temu ini bisa memfasilitasi perdagangan cross border atau dari luar negeri yang sangat mengancam produk-produk UMKM.

"Ini yang saya khawatir ada satu lagi satu aplikasi digital, cross border yang saya kira akan masuk ke kita dan ini lebih dahsyat dari TikTok [shop]," kata Teten dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI, Senin (10/6).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pasalnya, aplikasi ini langsung menghubungkan produk-produk dari pabrik kepada pembeli. Tak lagi ada reseller, affiliator dan pihak ketiga dalam rantai pasok tersebut sehingga lebih bahaya bagi UMKM.

ADVERTISEMENT

"Dari ratusan pabrik dia langsung masuk ke konsumen, jadi akan ada berapa banyak lapangan kerja di distribusi akan hilang," imbuhnya.

Lantas, apa sebenarnya aplikasi Temu?

Merujuk laman resminya, Temu merupakan aplikasi yang didukung perusahaan asal China PDD Holdings dengan kantor pusat yang berada di Boston, Amerika Serikat (AS).

Sama seperti platform e-commerce lainnya, aplikasi ini memungkinkan pelanggan untuk menelusuri dan membeli produk dari berbagai kategori, termasuk elektronik, peralatan rumah tangga, pakaian, dan aksesori. Namun begitu, Temu terhubung langsung pada 80 pabrik di China.

Aplikasi ini tersedia secara gratis untuk diunduh dan digunakan pada perangkat Android dan iOS.

Temu diluncurkan pertama kali pada tahun 2022 dan dengan cepat berhasil menjadi salah satu aplikasi belanja paling populer di Amerika Serikat.

Aplikasi tersebut mendapat ragam ulasan positif lantaran layanannya yang mudah digunakan, ketersediaan berbagai macam produk, dan harga yang kompetitif.

Selain itu, Temu juga menawarkan berbagai opsi pembayaran yang mudah, termasuk kartu kredit dan dompet elektronik, serta dengan layanan pengiriman yang andal.

Saat ini, aplikasi Temu bahkan menjadi salah satu yang paling banyak diunduh di App Store dan Google Play, bahkan per April 2024 jumlah unduhan aplikasi Temu sudah mencapai 165,12 juta unduhan.

Tidak hanya itu, jumlah pengguna aktif Temu mencapai 167 juta orang setiap bulannya. Di Amerika Serikat saja, ada 50,4 juta pengguna aktif aplikasi tersebut.

Mengutip Forbes, model bisnis Temu mengambil keuntungan dari pertemuan antara produsen China yang mengalami kelebihan kapasitas dan konsumen Amerika yang mengalami guncangan harga pasca-Covid-19.

Meskipun tingkat inflasi AS mungkin telah moderat, gaji kelas menengah telah tergerus oleh lonjakan biaya perumahan dan makanan. Sementara itu, ekonomi China justru dihantam deflasi. Temu memungkinkan produsen swasta yang tertekan untuk melepaskan inventaris mereka sambil memberikan sensasi belanja yang terjangkau.

Temu telah menggelontorkan miliaran dolar ke dalam iklan online untuk membangun merek dan mendapatkan pengguna. The Wall Street Journal menyatakan perusahaan ini merupakan pengiklan terbesar kelima di AS pada kuartal keempat pada 2023, sementara analis JP Morgan memperkirakan perusahaan ini akan menghabiskan US$3 miliar untuk pemasaran 2024.

(rni/dmi)


[Gambas:Video CNN]

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat