yoldash.net

Elon Musk dan Ilmuwan AI Meta Saling Sindir di X, Apa Pemicunya?

Elon Musk, miliarder pemilik sejumlah perusahaan teknologi, kedapatan saling sindir dengan Kepala Ilmuwan AI Meta, Yann LeCun.
Ilustrasi. Elon Musk, miliarder pemilik sejumlah perusahaan teknologi, kedapatan berdebat sengit dengan Kepala Ilmuwan AI Meta, Yann LeCun. (Foto: ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)

Jakarta, Indonesia --

Elon Musk, miliarder pemilik sejumlah perusahaan teknologi, kedapatan saling sindir dengan Kepala Ilmuwan AI Meta, Yann LeCun. Keduanya saling sindir soal kerjaan dan karya masing-masing.

Perdebatan itu bermula dari LeCun yang menanggapi postingan Musk di X (sebelumnya Twitter) yang berisi penawaran lowongan pekerjaan untuk posisi di xAI.

"Bergabunglah dengan xAI jika Anda percaya pada misi kami untuk memahami alam semesta, yang membutuhkan pencarian kebenaran yang sangat ketat, tanpa memandang popularitas atau kebenaran politik," tulis Musk dalam postingannya, mengutip Gizmodo, Rabu (29/5).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Postingan tersebut kemudian ditanggapi secara sarkasme oleh LeCun.

ADVERTISEMENT

"[Musk] mengaku menginginkan 'pengejaran kebenaran yang seketat mungkin' tetapi menyebarkan teori konspirasi gila-gilaan di platform sosialnya sendiri," tulis LeCun.

Kepala Ilmuwan AI Meta tersebut seolah mengejek Musk dengan menyebutkan klaim lain, termasuk bahwa AI akan membunuh semua orang dan keyakinan miliarder tersebut bahwa pekerjaan xAI akan diselesaikan tahun depan.

"Saya suka mobilnya, roketnya, panel suryanya, dan jaringan satelitnya. Saya sangat tidak menyukai politiknya yang penuh dendam, teori konspirasi, dan hype-nya." lanjut LeCun.

Menanggapi hal tersebut, Musk menimpali dengan menanyakan penelitian apa yang telah dilakukan LeCun baru-baru ini, mengingat sebelumnya ia tersebut mengklaim dirinya merupakan ilmuwan bukan pebisnis.

LeCun kemudian menanggapi dengan sebuah postingan tautan ke halaman Google Cendekia miliknya dengan yang memiliki lebih dari 80 makalah teknis yang telah diterbitkan sejak Januari 2022.

Mengutip The Forbes, Yann terkenal dengan karyanya di convolutional neural networks (CNN) dan merupakan salah satu pendiri jaringan convolutional.

Ia juga pernah menerima Turing Award 2018 (sering disebut sebagai "Hadiah Nobel Komputasi"), bersama dengan Yoshua Bengio dan Geoffrey Hinton, untuk karya mereka dalam kategori deep learning. Ketiganya bahkan mendapat julukan "Godfathers of AI" dan "Godfahters of Deep Learning".

Tak berhenti sampai disana, kali ini giliran Musk yang kembali menyenggol Meta melalui produk dan layanan pada aplikasi Whatsapp yang diklaim mengekspor data pengguna setiap malam.

Namun, hal tersebut segera dibantah oleh Pemimpin WhatsApp yang menyatakan bahwa klaim tersebut tidak benar dan perusahaan sangat serius terhadap keamanan aplikasinya.

"Banyak yang telah mengatakan hal ini, namun patut diulangi: ini tidak benar," tulis CEO WhatsApp, Will Cathcart.

[Gambas:Twitter]



(rni/dmi)


[Gambas:Video CNN]

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat