Studi: Warga Miskin Pesisir Jakarta Paling Terbebani Perubahan Iklim
![Studi: Warga Miskin Pesisir Jakarta Paling Terbebani Perubahan Iklim Studi terbaru mengungkap perubahan iklim memberikan dampak sosial dan budaya terhadap penduduk miskin di wilayah pesisir Jakarta. Simak penjelasannya.](https://akcdn.detik.net.id/visual/2022/03/01/jakarta-tenggelam-nyata-pelan-tapi-pasti-4_169.jpeg?w=650&q=90)
Sebuah studi terbaru mengungkap perubahan iklim yang meningkatkan tinggi muka air laut memberikan dampak sosial dan budaya terhadap penduduk miskin di wilayah pesisir Jakarta.
Studi tersebut bertajuk 'Revisiting The Climate Change Adaptation Strategy of Jakarta's Coastal Communities' dan sudah terbit di Science Direct. Studi itu dilakukan oleh Peneliti Pusat Riset Masyarakat dan Budaya dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Agus Heru Purnomo, Tikkyrino Kurniawan, Alan Ray Farandy, Tenny Apriliani, Nurlaili, Masyhuri Imron, dan Asa Jose Sajise.
"Masyarakat pesisir Jakarta menghadapi risiko yang signifikan dari perubahan iklim, yang dipengaruhi oleh faktor geografis dan sosial ekonomi," demikian keterangan para peneliti dalam jurnal tersebut, Senin (27/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jakarta adalah wilayah yang rentan menghadapi perubahan iklim, salah satunya akibat kondisi geografis yang menjadi muara sungai-sungai besar beserta anak sungainya.
ADVERTISEMENT
Hasil studi itu menunjukkan warga Kecamatan Cilincing dan Penjaringan di Jakarta Utara paling rentan terdampak perubahan iklim karena berbatasan langsung dengan laut dan dilalui oleh sungai-sungai.
Penduduk yang bermukim pada kedua kecamatan itu berprofesi sebagai nelayan, pembudidaya, pengolah ikan, petani, hingga peternak. Menurut Agus mereka semua rentan, miskin, dan menghadapi dampak perubahan iklim.
Agus mengatakan kondisi itu yang membuat penduduk setempat harus beradaptasi menghadapi ancaman banjir akibat luapan sungai atau banjir rob akibat air laut naik ke daratan.
"Strategi adaptasi yang mereka lakukan beragam, seperti meninggikan rumah, membuat palang pintu agar air tidak masuk, dan menyedot air pakai pompa," kata Agus, mengutip Antara.
Menurutnya penduduk pesisir membutuhkan intervensi dari pemerintah. Beberapa proyek besar, seperti saluran pembuangan banjir dan reboisasi memang sudah dilakukan namun itu dinilai belum cukup untuk menyelamatkan penduduk pesisir dari dampak perubahan iklim.
Lebih lanjut, menurutnya berbagai masalah masih ada meski adaptasi sudah dilakukan oleh masyarakat dan dibantu intervensi pemerintah.
"Masyarakat pesisir Jakarta sebetulnya sudah memulai banyak langkah adaptasi perubahan iklim, tapi menghadapi isu-isu yang belum terpecahkan. Situasi itu harus difasilitasi oleh pemerintah," jelas dia.
(tim/dmi)[Gambas:Video CNN]
Terkini Lainnya
Fakta-fakta La Nina yang Berpotensi Muncul Usai El Nino
BMKG Gagas Aliansi Ketahanan Air dan Iklim Global
Studi Ungkap Krisis Iklim Buat Turbulensi Pesawat Makin Ngeri
Lagi, Ahli Prediksi Dunia 'Rugi Bandar' jika Krisis Iklim Dibiarkan
BRIN: Sungai Citarum Terkontaminasi Bahan Aktif Obat Paracetamol
FOTO: Kawanan Boneka Hewan Keliling Dunia, Kabur dari Krisis Iklim
Indonesia Diprediksi Banjir Lansia di 2035, Apa yang Harus Disiapkan?
Kesaksian WNI Soal Udara 'Membara' Saudi dan Tumbangnya Jemaah Haji