yoldash.net

Pakar Bongkar Ancaman 'Kiamat' dari Asteroid di Balik Matahari - Halaman 2

Beberapa asteroid besar bersembunyi di balik Matahari dan bisa menjadi ancaman serius bagi Bumi.
Ilustrasi. Pakar mengungkap sejumlah asteroid besar bersembunyi di balik Matahari dan bisa menjadi ancaman serius bagi kehidupan di Bumi. (Foto: iStockphoto/dottedhippo)

Artinya, asteroid yang secara visual gelap, seperti asteroid Bennu bersinar "seperti batu bara yang bersinar" jika dilihat dalam inframerah, jelas Mainzer.

Saat ini, hanya ada satu teleskop ruang angkasa inframerah yang secara aktif mencari asteroid dekat Bumi yaitu Near-Earth Object Wide-field Independent Survey Explorer, atau NEOWISE.

Namun, NEOWISE tidak pernah bisa melihat ke arah Matahari dan misinya diperkirakan akan berakhir pada Juli 2024. Hal ini akan membuat deteksi asteroid baru hanya dapat dilakukan melalui pengamatan berbasis darat hingga teleskop berbasis ruang angkasa generasi berikutnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Belajar dari pengalaman

Bumi pernah mengalami kejadian ledakan meteor seukuran truk semi trailer pada 15 Februari 2013. Meteor itu melesat dari arah terbitnya Matahari dan meledak menjadi bola api di atas kota Chelyabinsk, Rusia.

ADVERTISEMENT

Meteor tersebut meledak dengan energi 30 kali lebih besar dibandingkan bom yang menghancurkan Hiroshima dan meledak sekitar 22 kilometer di atas permukaan tanah.

Ledakan tersebut menghancurkan jendela-jendela lebih dari 7.000 bangunan, membutakan sementara pejalan kaki, menyebabkan luka bakar akibat sinar ultraviolet dalam sekejap, dan melukai lebih dari 1.600 orang. Untungnya, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini.

Meteor Chelyabinsk diperkirakan menjadi objek luar angkasa alami terbesar yang memasuki atmosfer Bumi dalam lebih dari 100 tahun. Namun tidak ada observatorium di Bumi yang memperkirakan hal itu akan terjadi.

Menurut perkiraan Badan Antariksa Eropa (ESA) peristiwa seperti ini jarang terjadi. Batuan seukuran meteor Chelyabinsk yang lebarnya kira-kira 20 meter menembus atmosfer bumi setiap 50 hingga 100 tahun sekali.

Hingga saat ini, para astronom telah memetakan orbit lebih dari 33.000 asteroid dekat Bumi dan menemukan bahwa tidak ada satupun yang berisiko menabrak Bumi setidaknya dalam satu abad mendatang.

"Objek yang paling bermasalah adalah objek yang tidak Anda ketahui. Jika kita dapat mengetahui apa yang terjadi di luar sana, maka kita dapat memiliki perkiraan yang lebih baik mengenai risiko sebenarnya." kata Mainzer.

Upaya pencegahan

Untuk mengantisipasi kemungkinan buruk, NASA dan ESA berencana mengirim dua pesawat ruang angkasa untuk mencari asteroid raksasa di dekat Matahari.

NEO Surveyor milik NASA rencananya bakal meluncur tahun 2027, sementara NEOMIR milik ESA kemungkinan paling cepat meluncur tahun 2030.

Kedua pesawat ruang angkasa tersebut akan dilengkapi dengan detektor inframerah dan pelindung Matahari tinggi yang memungkinkan mereka mencari asteroid yang sangat dekat dengan sinar Matahari.

Keduanya akan mengorbit pada titik Lagrange pertama (L1) antara Bumi dan Matahari, tempat tarikan gravitasi bumi kedua benda tersebut seimbang.

"NEO Surveyor akan menyelesaikan pemindaian penuh langit setiap dua minggu, membagi fokusnya secara merata antara sisi fajar dan senja matahari", kata Mainzer, peneliti utama NEOWISE dan NEO Surveyor.

Teleskop ini diharapkan dapat mengungkap objek dekat Bumi yang lebarnya berkisar antara 50 hingga 100 m (164 hingga 328 kaki)," kata Conversi.

"Sementara itu, NEOMIR akan melengkapi NEO Surveyor dengan memindai area berbentuk cincin di sekitar matahari setiap enam jam atau lebih."

Di antara kedua pesawat ruang angkasa tersebut, bahkan asteroid sekecil meteor Chelyabinsk seharusnya terlihat di suatu tempat di orbitnya jauh sebelum terjadi tabrakan.

"Menurut prediksi kami, NEOMIR akan melihat meteor Chelyabinsk sekitar satu minggu sebelum tumbukan. Lebih dari cukup waktu untuk mengingatkan masyarakat dan mengambil beberapa tindakan." ujar Conversi.

Dalam kasus meteor kecil seukuran Chelyabinsk yang meledak sebelum mencapai tanah, langkah-langkah mitigasi dapat mencakup memperingatkan orang-orang di zona dampak untuk berlindung dan menjauhi jendela.

Objek yang lebih besar diharapkan dapat terdeteksi jauh sebelum tanggal terjadinya dampak sehingga memungkinkan orang untuk mengevakuasi area tersebut jika diperlukan.



(rfi/dmi)

HALAMAN:
1 2

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat