yoldash.net

Tornado Rancaekek Viral di Twitter, Warganet Serukan Tobat Ekologis

Kata kunci 'Rancaekek' dan 'Tornado' masuk 10 besar topik yang diperbincangkan warga Twitter. Ada apa?
Ilustrasi. Puting beliung di Rancaekek memicu kengerian umat. (iStockphoto/scyther5)

Jakarta, Indonesia --

Kabar munculnya tornado pertama Indonesia di Rancaekek, Kabupaten Sumedang, memicu kerisauan netizen soal bencana yang lebih besar imbas kerusakan lingkungan.

Pada Rabu (21/2) pukul 15.30 - 16.00 WIB, warga di sekitar perbatasan Kabupaten Sumedang dan Kabupaten Bandung dihebohkan dengan kejadian fenomena cuaca ekstrem puting beliung. Angin di sekitar Jatinangor terukur pada saat jam kejadian mencapai 36,8 km per jam.

Sejumlah video yang beredar di media sosial menunjukkan fenomena angin kencang dan berputar di sekitar lokasi kejadian serta menimbulkan beberapa kerusakan di Jatinangor hingga Rancaekek.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

[Gambas:Twitter]

Peneliti klimatologi di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Erma Yulihastin, lewat akun Twitter-nya, menyebut fenomena yang terjadi di Rancaekek itu sebagai tornado pertama di Indonesia.

ADVERTISEMENT

Perbincangan soal tornado Rancaekek pun meluas di media sosial.

Per Kamis (22/2) pukul 14.50 WIB, kata kunci 'Rancaekek' menduduki ranking 4 trending topic X nasional dengan 30.600 kicauan, dan kata kunci 'tornado' ada di peringkat 5 dengan 42.400 unggahan.

Banyak netizen mengaitkan fenomena ini dengan rusaknya keseimbangan alam.

"Dahsyat..badai Tornado bisa trjdi didaerah sekitar garis khatulistiwa krn kondisi atmosfer yg stabil yg umumnya kurang mndukung pembentukan tornado. Tornado lebih sering terjadi didaerah dng prubahan suhu udara yg cepet&kondisi atmosfer yg lebih dinamis..its real climate change!" cetus warganet @andri_parcox.

[Gambas:Twitter]

"Efek perubahan iklim, and yes lokasinya di Rancaekek (salah satu daerah industri di Bandung Raya)," kata akun @fchrydr.

[Gambas:Twitter]

"Harus diteliti ini apakah alami atau buatan. Climate change yang bagaimana bisa menyebabkannya. Apakah ada campur tangan aktivitas manusia yang mempengaruhi. Semoga diteliti mendalam oleh BRIN mandiri berdikari," kicau akun @satzoutboy.

[Gambas:Twitter]

Sementara, @Seeking_truth90 mengklaim ini merupakan efek pergeseran sumbu Bumi. "Proses pole shift beneran lg terjadi mungkin..."

[Gambas:Twitter]

Apa pun itu, akun @YareY4r3Daze pun menyerukan 'tobat ekologis'.

"Astaghfirullah udah sampai di tahap Indonesia pertama kali kena angin tornado, sudah saatnya tobat ekologis, seperti yg sudah disampaikan sama Paus, dan dilanjutkan sama Cak Imin, tobat ekologis semuanya, terutama buat oligarki perusahaan tambang dan sejenisnya," serunya.

[Gambas:Twitter]

Konsep pertobatan ekologis terutama imbas krisis iklim ini sendiri sempat diungkap Paus Fransiskus dalam Nasihat Gereja dan digaungkan kembali oleh calon wakil presiden nomor urut 1 Muhaimin Iskandar alias Cak Imin.

"Bahkan, Paus Fransiskus juga mengingatkan kepada kita semua. Posisi yang agak rawan masa depan kita, kita harus melakukan taubat ekologis," ujar Cak Imin, dalam debat cawapres di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta Pusat pada Minggu (22/1) malam.

"Taubat itu dimulai dari etika. Sekali lagi, etika. Etika lingkungan dan etika pembangunan. Jangan ugal-ugalan. Jangan ngangkangi aturan. Jangan sembrono ojo sakarepmu dhewe," imbuh Ketua Umum PKB itu.

Peringatan BMKG

Usai hebohnya istilah tornado itu, BMKG memperingatkan kepada siapa pun untuk tak menggunakan istilah yang tak lazim di masyarakat.

"Kami mengimbau bagi siapapun yang berkepentingan, untuk tidak menggunakan istilah yang dapat menimbulkan kehebohan di masyarakat, cukuplah dengan menggunakan istilah yang sudah familiar di masyarakat Indonesia, sehingga masyarakat dapat memahaminya dengan lebih mudah," menurut Guswanto, Deputi Bidang Meteorologi BMKG, dalam siaran persnya.

Ia menjelaskan secara esensial fenomena puting beliung dan tornado memang merujuk pada "fenomena alam yang memiliki beberapa kemiripan visual yaitu pusaran angin yang kuat, berbahaya dan berpotensi merusak."

Istilah Tornado, kata Guswanto, biasa dipakai di wilayah Amerika.

"Ketika intensitasnya meningkat lebih dahsyat dengan kecepatan angin hingga ratusan km/jam dengan dimensi yang sangat besar hingga puluhan kilometer maka dapat menimbulkan kerusakan yang luar biasa."

"Sementara itu di Indonesia fenomena yang mirip tersebut diberikan istilah puting beliung dengan karakteristik kecepatan angin dan dampak yang relatif tidak sekuat tornado besar yang terjadi di wilayah Amerika," tandas Guswanto.

[Gambas:Video CNN]

(tim/arh)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat