yoldash.net

Terawan Viral di Twitter Bikin Trauma Netizen Soal Covid-19 Kambuh

Netizen teringat pengalaman traumatis di masa pandemi imbas kebijakan yang menyepelekan penanganan Covid-19 yang kemudian terbukti memakan ribuan korban jiwa.
Ilustrasi. Netizen teringat pengalaman traumatis di masa Covid-19 imbas kebijakan yang menyepelekan penanganan Corona. (Istockphoto/ Slkoceva)

Jakarta, Indonesia --

Pembahasan soal 'Terawan' viral usai tersebarnya klaim susunan kabinet dari calon presiden-calon wakil presiden yang unggul di quick count, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming, di media sosial. Warganet pun trauma!

Unggahan susunan kabinet yang diposting salah satu akun populer itu menempatkan sejumlah politikus kontroversial hingga yang tak terkenal di dalamnya.

Namun, yang paling menyedot perhatian adalah Terawan Agus Putranto, mantan Menteri Kesehatan era Jokowi yang menjabat di periode awal pandemi Covid-19.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Per Kamis (20/2) pukul 11.34 WIB, kata kunci 'Terawan' berada di ranking tujuh trending topic Twitter nasional dengan 13.700-an unggahan. Sayang, ramainya unggahan itu lebih bernada negatif.

ADVERTISEMENT

Anggota Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Drajad Wibowo, mengatakan sampai saat ini belum ada susunan kabinet yang disiapkan karena belum ada pertemuan dari para ketua partai politik.

"Semua keputusan presiden yang dilantik nanti," kata dia, saat berbincang dengan media, Senin (19/2).

Meski begitu, politikus PAN itu menyebut kabinet kemungkinan besar tak ada nama Sri Mulyani, Menteri Keuangan saat ini.

[Gambas:Twitter]

"Tapi kalau saya sebagai ekonom membaca dan melihat memang chemistry Pak Prabowo dengan Mba Ani (sapaan akrab Sri Mulyani) enggak jalan," ujarnya.

Walau susunannya belum fix, netizen kadung trauma melihat Terawan yang kemungkinan kembali ke posisi Menkes imbas kebijakan dan pernyataannya di masa lalu yang terkesan menggampangkan penanganan Covid-19 yang mematikan.

"perhatikan pola makan, tidur cukup, sama jangan lupa olahraga guys, menkesmu terawan lagi," kicau akun @dwikiaprinaldi.

[Gambas:Twitter]

"Yang gak bisa dilupain dari 2020 itu momen Terawan sepelekan covid," kata akun @jubirdesa.

[Gambas:Twitter]

"You better take care of yourself starting today. Pak Terawan is back as kemenkes & badan gizi. Cry. Nunggu hasil resmi dulu. Pls Allah have mercy on us," ucap warganet @hafizha_anisa.

[Gambas:Twitter]

Jadi inspirasi warga

Berdasarkan catatan Indonesia.com, Terawan Agus Putranto saat menjabat Menteri Kesehatan berulangkali mengeluarkan pernyataan yang memberi kesan menggampangkan situasi terutama setelah temuan kasus awal Covid-19 di Indonesia.

Pandemi Covid-19 sendiri makin memburuk dan memakan ribuan korban jiwa se-Indonesia dan baru dinyatakan berakhir pada 21 Juni 2023.

Pertama, ia pernah menyatakan Covid-19 merupakan jenis penyakit self limited disease atau dapat sembuh dengan sendirinya.

"Harus diingat ini penyakit self limited disease, penyakit yang bisa sembuh sendiri. Sama seperti virus lain," ujar Terawan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (2/3/2020).

Kedua, Terawan lebih mendorong pencegahan, seperti menjaga kekebalan tubuh dan pola hidup sehat, ketimbang bicara soal mitigasi pandemi.

"Dari awal saya bilang, jaga imunitas tubuh, jaga higienis. Gerakan masyarakat hidup sehat itu juga kita gaungkan di mana-mana," katanya, di kesempatan yang sama.

"Artinya yang berkaitan dengan pola hidup yang sehat pola makan yang segat olahraga yang sehat. Bukan titik beratnya pada mengurusi yang orang sakit. Tapi membuat rakyat kita sehat," imbuh Terawan di lain kesempatan.

Ketiga, tak menyarankan buat memakai masker.

"Kan dari WHO (Badan Kesehatan Dunia) yang sakit aja yang pakai masker. Yang sehat ndak usah, karena kalau sehat makai masker percuma dia nanti megang-megang tetap bisa kena," ujar Terawan, yang kena reshuffle kabinet di akhir Desember 2020..

Keempat, meminta masyarakat tidak paranoid terhadap Corona.

"Paranoid berlebihan bisa mempengaruhi imunitas, justru kalau imunitas turun lebih mudah terserang penyakit," ujarnya, saat jumpa pers di RSPI Sulianti Saroso, Senin (2/3/2020).

Kelima, tak bergegas mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan terutama dari China yang merupakan titik awal penyebaran Corona.

"Enggak ada larangan opo-opo, enggak ada," kata dia, yang juga hadir di lokasi debat terakhir Pilpres 2024 mendukung Prabowo Subianto itu.

Keenam, pernah mengklaim RI tak kena Corona di saat negara lain sudah terjangkit imbas kekuatan doa.

"Saya kira karena doa, doa kita semua, kita jangan meremehkan, menyangsikan sendiri, dosa," kata Terawan, pada 11 Februari 2020.

Ketujuh, menantang peneliti Harvard untuk membuktikan hasil penelitian yang memprediksi Virus Corona masuk Indonesia.

"Ya Harvard suruh ke sini. Saya suruh buka pintunya untuk melihat. Tidak ada barang yang ditutupi," ujar dia, di Istana Kepresidenan, Bogor, Selasa (11/2/2020).

Terlepas beragam tudingan itu, Terawan pernah membantah menyepelekan pandemi. Pasalnya, ia sudah turut mendorong kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Namun begitu, ucapannya di awal-awal pandemi sudah terngiang di kepala warga dan jadi patokan perilaku yang diduga malah menjerumuskan.

"Mau marah sama Terawan juga udah telat. Lu kehilangan keluarga krn Covid? Gw juga. Ada temen deket selama S1 dan S2 yg meninggal pas kita bareng² mulai S3," kisah akun @trickymindful.

"Ada paman gw yg meninggal krn imunnya jatuh--terpaksa kerja bolak balik keluar kota pdhl menjelang pensiun," lanjutnya.

[Gambas:Twitter]

"if pak terawan did his job right i wouldnt have lost my grandma!!! keluarga gua jadi gak percaya covid, santai aja keluar keluar rumah PDHL I ALREADY TOLD THEM BAHAYA COVID TAPI MEREKA BILANG "kata pak menteri gapapa"," cerita akun @aenahaeim.

"NENEK GUA MENINGGAL," sambungnya.

[Gambas:Twitter]

Terawan sendiri punya rekam jejak dipecat permanen dari keanggotaan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) terutama terkait kontroversi metode pengobatan penyakit stroke dengan terapi cuci otak (brain washing).

Metode ini dipertanyakan sejumlah kalangan karena dinilai belum terbukti secara ilmiah.

Hal serupa terjadi pada penelitian vaksin corona yang dipimpinnya, Vaksin Nusantara. Produk ini tak diloloskan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) imbas sejumlah kekurangan prosedur, termasuk tahap uji cobanya yang melompat.

(tim/arh)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat