yoldash.net

5 Fakta di Balik Drama Pemecatan Sam Altman dari OpenAI

Secara mengejutkan Sam Altman dipecat dari kursi CEOP OpenAI oleh dewan direksi. Simak fakta-fakta kasus ini.
Sam Altman, sosok yang bikin AI jadi tren global, dipecat perusahaannya sendiri. (AP/Alastair Grant)

Jakarta, Indonesia --

Sam Altman, orang di balik demam kecerdasan buatan (AI) dunia, melalui akhir pekan yang penuh gejolak buntut pemecatan oleh dewan direksi OpenAI. Simak fakta-faktanya berikut.

OpenAI, induk perusahaan platform kecerdasan buatan ChatGPT, memecat Altman pada Jumat (17/11) imbas masalah komunikasi.

ChatGPT, yang popularitasnya meningkat pesat sejak November 2022, memicu banyak perusahaan lain berlomba untuk mengambil bagian di industri AI, mulai dari AI generatif yang menghasilkan konten visual hingga AI yang disematkan di mesin pencarian.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Altman sendiri menjadi salah satu sosok yang menarik perhatian dunia karena dirinya memimpin OpenAI di masa keemasan ChatGPT.

ADVERTISEMENT

Salah satu bukti kelekatan citranya sebagai wajah perusahaan OpenAI adalah saat dia dengan kalem menangkis semua pertanyaan-pertanyaan Kongres AS terkait bahaya AI beberapa bulan lalu.

Kini, dewan direksi bicara lain. Beberapa drama sempat tercipta. Berikut fakta-faktanya:

Komunikasi tak jujur

Perusahaan ini menyebut penyelidikan internalnya menemukan Altman tidak selalu jujur kepada dewan direksi.

"Kepergian Altman menyusul proses tinjauan oleh dewan, yang menyimpulkan bahwa ia tidak secara konsisten jujur dalam komunikasinya dengan dewan, sehingga menghambat kemampuan dewan untuk melaksanakan tanggung jawabnya," tulis OpenAI di lamannya pada Jumat (17/11).

"Dewan tidak lagi percaya pada kemampuannya untuk terus memimpin OpenAI," tambahnya.

Kala itu, OpenAI mengumumkan posisi CEO sementara diisi sementara oleh Chief Technology Officer (CTO) Mira Murati.

Struktur aneh dewan direksi

Dewan direksi OpenAI terdiri dari chief scientist OpenAI Ilya Sutskever, direktur independen CEO Quora Adam D'Angelo, wirausahawan teknologi Tasha McCauley, dan Helen Toner dari Georgetown Center for Security and Emerging Technology.

Keempat dewan direksi ini juga menurunkan Greg Brockman dari posisinya sebagai chairman direksi.

Dikutip dari Wired, aturan OpenAI Inc. setebal 11 halaman yang ditetapkan pada Januari 2016 memberikan hak eksklusif kepada anggota dewan untuk memilih dan memberhentikan sesama direksi serta menentukan ukuran dewan.

Peraturan tersebut juga mengatakan mayoritas dewan direksi dapat mengambil tindakan apa pun tanpa pemberitahuan sebelumnya atau rapat formal, selama mayoritas anggota dewan direksi memberikan persetujuan tertulis.

Altman dan Elon Musk adalah satu-satunya anggota dewan awal di OpenAI.

OpenAI kemudian memperluas dewan direksinya, tetapi anggota baru umumnya adalah orang-orang dari Silicon Valley yang khawatir AI yang sangat kuat di masa depan dapat berbalik melawan manusia.

Pada 2017, para eksekutif yang terlibat sejak awal, termasuk Brockman, kepala riset Ilya Sutskever, dan COO Chris Clark, bergabung dengan dewan direksi.

Selain itu, Holden Karnofsky, pendiri Open Philanthropy, sebuah kelompok sosial yang kerap menyumbang untuk OpenAI, juga bergabung dalam dewan direksi. Salah satu pendiri LinkedIn dan pemodal ventura Reid Hoffman, salah satu penyokong awal proyek ini, lalu bergabung pada 2018.

Perseteruan mengenai arah OpenAI membuat Musk mengundurkan diri dari dewan direksi pada 2018 setelah gagal mengambil alih proyek tersebut.

Pada 2023, dewan OpenAI mulai menyusut. Kepergian tersebut menyusutkan dewan direksi OpenAI menjadi hanya enam direksi, satu lebih sedikit dari jumlah maksimum yang diizinkan dalam anggaran dasarnya.

Pergolakan kepemimpinan membuat OpenAI mengalami krisis, tetapi bisa dikatakan bahwa dewan direksi berfungsi sebagaimana mestinya.

Perekrutan Microsoft di halaman berikutnya...

Pengganti Kilat Hingga Direkrut Microsoft

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat