Pakar Ungkap Inti Bumi Tak Berhenti Berputar, Cuma Lebih Sinkron
Tim ahli dari Universitas Peking, China, menduga putaran atau rotasi inti dalam Bumi telah berhenti dan bahkan bisa berjalan mundur. Pakar dari Australia menepisnya.
Dalam studi di jurnal Nature Geoscience, ilmuwan di Universitas Peking, Xiaodong Song dan Yi Yang, memakai data gelombang seismik dari gempa bumi yang melewati inti dalam Bumi di sepanjang jalur serupa sejak 1960-an untuk tahu seberapa cepat putaran inti dalam Bumi.
Hasilnya, mereka menyimpulkan inti dalam Bumi berhenti berotasi.
"Inti dalam tidak berhenti sepenuhnya," tepis Hrvoje Tkalcic, ahli geofisika di Australian National University (ANU), yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut, dikutip dari CNN.
Inti Bumi sendiri terletak sekitar 3.200 mil (5.149,9 km) di bawah kerak bumi dan dipisahkan dari mantel semi-padat oleh inti luar cair. Hal ini memungkinkan inti dalam berputar pada kecepatan yang berbeda dari rotasi [permukaan] Bumi itu sendiri.
Dengan radius hampir 2.200 mil (3.540,6 km), inti bumi seukuran Mars ini sebagian besar terdiri dari besi dan nikel, dan mengandung sekitar sepertiga dari massa Bumi.
Ia mengatakan "analisis datanya (studi China) masuk akal." Namun, katanya, temuan tersebut harus dicerna dengan hati-hati karena harus lebih banyak data dan metode inovatif diperlukan untuk menjelaskan masalah tersebut.
Menurut Tkalcic pula, kecepatan rotasi inti Bumi ini masih diperdebatkan.
Temuan studi China tersebut, kata Tkalcic, menunjukkan "bahwa inti [Bumi] dalam sekarang lebih sinkron dengan bagian planet [Bumi] lainnya daripada satu dekade lalu ketika berputar sedikit lebih cepat."
"Tidak ada bencana yang terjadi," cetus dia, yang merupakan penulis 'The Earth's Inner Core: Revealed by Observational Seismology' itu.
Catatan gempa
Song dan Yang mengatakan catatan seismik yang sebelumnya berubah seiring waktu, menunjukkan sedikit perbedaan sejak 2009. Hal ini, kata mereka, menunjukkan rotasi inti dalam bumi berhenti.
"Kami menunjukkan pengamatan mengejutkan yang menunjukkan bahwa inti dalam hampir berhenti berotasi dalam dekade terakhir dan kemungkinan mengalami balik arah," tulis mereka dalam penelitian tersebut.
"Ketika Anda melihat dekade antara 1980 dan 1990, Anda melihat perubahan yang jelas, tetapi ketika Anda melihat 2010 hingga 2020, Anda tidak melihat banyak perubahan," sambung Song.
Putaran inti dalam didorong oleh medan magnet yang dihasilkan di inti luar dan diimbangi oleh efek gravitasi mantel.
Song dan Yang berpendapat berdasarkan perhitungan mereka, ketidakseimbangan kecil dalam gaya elektromagnetik dan gravitasi dapat memperlambat dan bahkan membalikkan rotasi inti dalam.
Mereka percaya ini adalah bagian dari siklus tujuh dasawarsa, dan bahwa titik balik sebelum yang mereka deteksi sekitar 2009/2010 terjadi pada awal 1970-an.
Lihat Juga : |
Meski begitu, keduanya setuju bahwa diperlukan lebih banyak penelitian.
Masih buram
Tkalcic mengusulkan siklus inti dalam terjadi setiap 20 hingga 30 tahun, bukan 70 tahun seperti yang ditulis dalam studi China itu.
Dia menjelaskan mengapa variasi seperti itu terjadi dan mengapa sangat sulit untuk memahami apa yang terjadi di bagian terdalam planet ini.
"Objek penelitian kami terkubur ribuan kilometer di bawah kaki," katanya.
"Kami menggunakan metode inferensi geofisika untuk menyimpulkan properti internal Bumi, dan kehati-hatian harus dilakukan sampai temuan multidisiplin mengkonfirmasi hipotesis dan kerangka konseptual kami," jelas Tkalcic.
(lom/arh)Terkini Lainnya
Catatan gempa
Masih buram
Studi Ungkap Penyebab Lagu-lagu Hits Kekinian 'Gitu-gitu Aja'
Peneliti Inggris Ungkap Bukti Kuda Nil Bisa 'Terbang'
Fenomena Aphelion 2024, Bumi-Matahari Capai Jarak Terjauh Siang ini
Rekor Baru, Kupu-kupu Terbang 4.200 Km Lintasi Samudra Atlantik
Studi Ungkap 7 dari 10 Ibu di Indonesia Alami Mom Shaming
Ilmuwan Sebut Tinta Tato Bisa Sebabkan Kanker Darah
BRI Respons Isu di Medsos soal Uang yang Hilang di Bank
Pengamat Soal Video Hoaks Uang Hilang: Menabung di Bank Sangat Aman