yoldash.net

2 Merek Hp China Jadi yang Paling Anjlok di Kuartal II 2023

Walau secara keseluruhan penjualan Hp memang masih menurun ketimbang tahun lalu, ponsel asal China lah yang paling terdampak.
Ilustrasi. Penjualan ponsel merek China masih lesu. (ANTARA FOTO/MUHAMMAD ADIMAJA)

Jakarta, Indonesia --

Dua pabrikan ponsel asal China, Vivo dan Xiaomi, mengalami penurunan penjualan yang signifikan year on year (YoY).

Hal itu terungkap dalam hasil riset pasar lembaga analis Counterpoint bertajuk 'Global Smartphone Market Declines for Eighth Straight Quarter; Premium Segment Growth a Silver Lining' untuk periode Kuartal II (Q2) 2023.

Counterpoint mengungkap Vivo mengalami penurunan sebesar 17 persen dibanding tahun lalu; Xiaomi mengalami penurunan 12 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Secara keseluruhan, pasar ponsel mengalami penurunan penjualan sebesar 8 persen jika dibandingkan dengan kuartal kedua 2022.

ADVERTISEMENT

Penurunan yang signifikan bukan hanya dialami Vivo dan Xiaomi, tetapi juga pabrikan ponsel asal Korea Selatan, Samsung. Samsung mengalami penurunan yang signifikan, yakni sebesar 12 persen.

Sementara itu, pabrikan China lain, Oppo, hanya mengalami penurunan 3 persen. Prestasi terbaik dicapai pabrikan asal AS, Apple, yang cuma mencatatkan penurunan YoY 2 persen.

Pimpin pasar

Meski mengalami penurunan pengiriman signifikan, menurut data Counterpoint, Samsung tempat memimpin pasar dengan pangsa pasar 22 persen. Hal ini terjadi berkat oleh kinerja yang kuat dari seri Galaxy A secara global.

Di posisi kedua, ada Apple yang mencatatkan pangsa pasar Q2 tertinggi yang pernah ada. Di posisi ketiga ada Xiaomi yang harus menghadapi hambatan di pasar terbesarnya, India dan China.

Xiaomi berhasil mengimbangi penurunan di kedua negara tersebut dengan ekspansi di pasar lain dan dengan menyegarkan portofolionya.

OPPO berada di posisi berikutnya berkat keberhasilan di rumahnya sendiri dan India, yang di antaranya berkat bantuan OnePlus. Oppo sendiri berhasil mempertahankan pangsa pasar globalnya meskipun mengalami kerugian di Eropa Barat.

Vivo (termasuk iQOO) mengalami penurunan pertumbuhan yang signifikan di China, padahal mereka menorehkan pencapaian yang baik pada kuartal kedua tahun lalu.

Pasar smartphone global saat ini tampaknya telah mengalami penurunan tempo karena siklus penggantian konsumen yang semakin panjang.

Selain itu karena konvergensi dalam inovasi perangkat, dan munculnya pasar refurbished yang lebih matang untuk smartphone, terutama untuk permintaan segmen harga menengah ke bawah yang bervolume lebih tinggi.

Meski demikian, segmen premium dengan harga di atas Rp9 jutaan terus tumbuh tanpa kendala. Hal ini dikarenakan segmen konsumen ini memilih pengalaman yang lebih unggul, didukung oleh ketersediaan opsi pembiayaan yang mudah di seluruh wilayah utama.

Segmen premium adalah satu-satunya segmen yang tumbuh selama kuartal kedua ini, dan memberikan kontribusi tertinggi di kuartal kedua terhadap pasar secara keseluruhan. Lebih dari satu dari lima smartphone yang terjual selama kuartal kedua adalah smartphone premium.

[Gambas:Video CNN]

(lom/arh)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat