yoldash.net

Sains Jelaskan Polemik Gender itu Cuma Laki-laki dan Perempuan

Pelajaran Biologi di sekolahan dan sosial hanya mengajarkan soal dikotomi laki-laki dan perempuan. Bagaimana sains terkini memandangnya?
Ilustrasi. Sains menjelaskan soal asumsi gender biner. (iStockphoto/RS-photography)

Jakarta, Indonesia --

Sains era modern mengungkap gender itu ada gradasinya, tak saklek terbagi antara lelaki dan perempuan, termasuk akibat kelainan kromosom. Simak penjelasan dari sudut pandang arkeologi dan mikrobiologi berikut.

Perbincangan soal dikotomi gender sudah sering muncul di media sosial.

"Anda dapat mengatakan netral gender, Anda dapat memiliki banyak orientasi seksual. Tapi ratusan tahun dari sekarang, jika Arkeolog menemukan tulang Anda, mereka akan mengatakan Anda laki-laki atau perempuan," kicau akun @GiaPratamaMD dalam sebuah cuitan sambil mengunggah foto tengkorak pinggul pria dan wanita.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

[Gambas:Twitter]

Senada, akun @DrShadeeElmasry dalam bentuk video memberikan pernyataan serupa tentang arkeolog di masa depan yang hanya akan mengidentifikasi fosil menjadi pria dan wanita.

ADVERTISEMENT

[Gambas:Twitter]

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), tidak ada perbedaan makna antara gender dan seks. Keduanya memiliki arti jenis kelamin.

Sementara pada kamus bahasa asing, seperti Oxford, gender dan seks memiliki arti yang berbeda.

'Sex' memiliki arti jenis kelamin secara biologis yang ditandai oleh organ genital, sementara 'gender' adalah jenis kelamin yang diasosiasikan dengan perbedaan referensi sosial budaya dari orang yang dimaksud.

Lihat Juga :

Mana yang lebih mendekati realitas berdasarkan sains?

Agustín Fuentes, profesor antropologi di Princeton University, AS, menuturkan dikotomi gender bukanlah istilah biologis atau berakar secara eksklusif pada biologi.

"Secara biologis, tidak ada dikotomi sederhana antara perempuan dan laki-laki," ujar penulis buku 'Race, Monogamy, and Other Lies They Told You' itu, dikutip dari The Scientist.

"Tentu saja ada perbedaan pola antara betina dan jantan pada banyak spesies. Tetapi ada jauh lebih banyak keragaman, kompleksitas, dan kolaborasi daripada yang disadari kebanyakan orang."

Tentu saja, ada beberapa perbedaan yang khas. Pertama, dalam hal kapasitas tubuh, misalnya dalam hal kemampuan untuk melahirkan dan menyusui, dan pola perkembangan dan distribusi ukuran tubuh, serta kekuatan.

Namun, pola seperti itu sebagian besar tumpang tindih, dan hanya sedikit yang didistribusikan dalam dikotomi yang jelas atau fungsional.

"Sejumlah penelitian telah menemukan bahwa perbedaan antara pria dan wanita dewasa terlalu berlebihan dan sebagian besar dipengaruhi oleh dinamika biologi dan budaya. Manusia adalah nature-nurtural, perpaduan antara alam dan pengasuhan."

Kedua, perbedaan kromosom XX pada wanita dan XY pada DNA pria.

Kromosom sendiri merupakan paket gen yang ditemukan di setiap sel dalam tubuh. Ada dua jenis kromosom, yang disebut kromosom seks, yang menentukan jenis kelamin bayi secara genetik, yakni kromosom X atau Y.

Paduan XX ada pada perempuan, dan XY ada pada laki-laki.

Menurut Fuentes, "dua kromosom X atau kromosom X dan Y pada manusia tidak menciptakan tubuh biner."

"Kurangnya biner eksplisit", kata dia, terutama karena neurobiologi yang kompleks, riwayat hidup, serta dinamika morfologis pada manusia.

Fuentes mencontohkan janin berusia enam sampai delapan minggu memiliki beberapa kelompok sel dan mulai menghasilkan organ baru, termasuk klitoris dan penis, labia, dan skrotum, ovarium, dan testis.

"Semua alat kelamin terbuat dari bahan yang sama persis. Karena mereka memiliki beberapa fungsi akhir yang berbeda, bentuk akhirnya berbeda. Tapi ada banyak tumpang tindih."

Selain itu, kata dia, 280 ribu dari 140 juta bayi yang lahir pada 2021 tidak cocok dengan model penentuan jenis kelamin "penis versus labia" yang jelas.

Tak ketinggalan, ada contoh orang dengan kromosom XY yang memiliki karakteristik wanita, orang dengan alat kelamin ambigu, dan wanita dengan kadar testosteron di luar kisaran 'perempuan' yang khas.

"Alat kelamin, kadar hormon, dan kromosom bukanlah penentu jenis kelamin yang dapat diandalkan," ucapnya.

Spektrum jenis kelamin di halaman berikutnya...

Spektrum Hingga Penyakit

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat