yoldash.net

Mengenal Warna-warni Meteor dan Penyebabnya

Meteor ternyata tak hanya berwarna putih melainkan beraneka ragam. Mengapa demikian?
Ilustrasi. Meteor ternyata memiliki aneka ragam warna. (AFP/Menahem Kahana)

Jakarta, Indonesia --

Meteor yang berpendar di langit ternyata memiliki aneka warna, meski umumnya terlihat berwarna putih. Apa yang memengaruhi warna bintang jatuh tersebut?

Meteor sendiri merupakan obyek berpendar di langit yang disebabkan puing-puing benda langit seperti asteroid atau pecahan komet di ruang angkasa yang terhisap oleh gravitasi Bumi dan terbakar di atmosfer.

Dalam jumlah besar, objek langit yang masuk ke Bumi ini dapat menghasilkan fenomena hujan meteor. Meski umumnya terlihat berwarna putih ketika melesat menuju daratan, meteor juga dapat tampak dalam beberapa warna lain.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyebut warna meteor dipengaruhi salah satunya oleh kandungan materi kimia.

"Komposisi kimia yang terkandung di meteor. Bahan kimia yang berbeda pada meteor akan menghasilkan warna yang berbeda saat meteor memasuki atmosfer Bumi dan terbakar," tulis BRIN di akun Instagramnya, Rabu (18/1).

ADVERTISEMENT

[Gambas:Instagram]

BRIN menjelaskan meteor bisa menghasilkan pendar warna keunguan jika objek langit yang terbakar memiliki kandungan kalsium. Sedangkan jika meteor memiliki kandungan magnesium, maka pendar yang dihasilkan akan berwarna kebiruan atau kehijauan.

Kemudian, meteor juga dapat menghasilkan warna kekuningan jika objek langitnya memiliki kandungan zat besi. Sementara meteor yang mengandung natrium akan menghasilkan warna jingga.

"Untuk meteor yang tidak mengandung keempat zat tersebut akan berpendar kemerahan karena mengalami interaksi dengan gas nitrogen maupun oksigen pada atmosfer Bumi," kata BRIN.

Soal kecepatan

Selain kandungan kimia, kecepatan meteor saat memasuki atmosfer Bumi juga dapat mempengaruhi warna meteor.

Umumnya, meteor yang bergerak lambat dengan kecepatan kurang dari 100.000 kilometer per jam akan berwarna kemerahan atau jingga. Sedangkan meteor yang melesat dengan kecepatan lebih dari 200.000 kilometer per jam akan berwarna kebiruan.

Mengutip National Geographic, meteor dideskripsikan oleh ukuran, tingkat kecerahan, dan kedekatan mereka dengan Bumi.

Meteor yang berada di dekat horison Bumi lazim disebut earthgrazer, yang arti harfiahnya adalah penggembala Bumi/tanah, yang dikenal memiliki ekor yang panjang dan penuh warna.

Uniknya, earthgrazers bisa memantul kembali ke luar angkasa saat memasuki lapisan atas atmosfer Bumi. Sementara, earthgrazers yang lain pecah di atmosfer dan menjelma sebagai 'bintang jatuh'.

Salah satu yang terkenal adalah Great Daylight Fireball yang masuk ke atmosfer di langit negara bagian Utah, Amerika Serikat pada 1972. Earthgrazer itu melaju dengan kecepatan 15 km per detik. Ribuan orang pun kabarnya melihat meteor tersebut. 

[Gambas:Video CNN]

(lom/lth)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat