yoldash.net

5 Potensi Sasaran Penipuan Online 2023, Streaming Film Hingga Game

Penipu online diprediksi bakal mengincar sejumlah platform untuk memburu korbannya tahun ini. Simak prediksi-prediksinya berikut.
Ragam bentuk penipuan mengintai di 2023. (iStock/fizkes)

Jakarta, Indonesia --

Dunia siber tanah air tidak baik-baik saja selama 2022 karena banyaknya serangan yang menimpa lembaga pemerintahan maupun swasta. Lantas bagaimana potensi ancaman siber di 2023?

Lanskap ancaman siber terus berubah meski jenis ancaman utama tetap sama, seperti phishing, scam, dan malware. Selain itu, iming-iming yang digunakan penipu sangat bervariasi tergantung pada waktu tahun, peristiwa besar terkini, momentum, berita, dan lain-lain.

Pada 2022, perusahaan keamanan siber Kaspersky melihat lonjakan aktivitas penjahat dunia maya yang ditujukan kepada pengguna di tengah musim belanja dan momen kembali ke sekolah, acara budaya pop besar seperti Grammy dan Oscar, pemutaran perdana film, rilis smartphone, hingga peluncuran game.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Daftar tersebut masih dapat terus berlanjut, karena penjahat dunia maya cepat beradaptasi dengan tren sosial, politik, ekonomi, dan budaya baru.

ADVERTISEMENT

Berikut potensi sasaran ancaman para penjahat siber:

Game

Pada 2023, Kaspersky memperkirakan pengguna akan menghadapi lebih banyak penipuan game berlangganan.

PlayStation Plus Sony mulai bersaing dengan layanan berlangganan Microsoft, GamePass, dan menawarkan untuk memainkan game berlangganan tidak hanya di konsol, tetapi juga di PC, untuk meningkatkan pangsa pasar.

Semakin besar basis langganan, semakin besar jumlah skema penipuan penjualan kunci dan upaya pencurian akun.

Selain eksploitasi pada layanan, penjahat siber juga bisa mengeksploitasi kebutuhan perangkat game. Bentuknya, presale palsu, hadiah, atau diskon ke calon korbannya dengan mengkloning toko online asli.

Kemudian, mata uang virtual dalam game juga diperkirakan akan menjadi sasaran penjahat siber karena sebagian besar game modern telah memperkenalkan monetisasi lewat penjualan item dan booster, serta penggunaan mata uang dalam game.

Item dalam game dan uang adalah beberapa tujuan utama penyerang yang mencuri akun pemain. Musim panas ini misalnya, pencuri dunia maya mencuri item senilai US$2 juta yang mereka retas.

Selain dengan peretasan, scammer juga dapat mengelabui korbannya agar melakukan transaksi dalam game.

Lebih lanjut, penjahat siber juga mungkin memanfaatkan game keluaran terbaru untuk memancing korbannya. Para penjahat membuat game palsu yang telah disematkan malware dan menyebarkan game tersebut ke korbannya.

Beberapa game seperti Diablo IV, Alan Wake 2, dan Stalker 2 mungkin akan dijadikan kedok.

Streaming

Pada 2023, banyak film baru akan ditayangkan. Kaspersky melihat akan lebih banyak Trojan yang didistribusikan menggunakan layanan streaming palsu yang menyamar sebagai platform asli seperti Netflix.

Penjahat siber juga mungkin memiliki berbagai skema phishing dan penipuan yang ditujukan kepada penggunanya. Daftar film yang dieksploitasi sangat bervariasi karena penipu online cepat beradaptasi dengan selera konsumen. 

Media sosial dan metaverse

Kaspersky melihat dalam waktu dekat akan muncul fenomena revolusioner baru di dunia jejaring sosial. Mungkin ini sudah terjadi di VR (virtual reality), namun belum di AR (augmented reality). Namun, ketika aplikasi trendi baru muncul, begitu pula risiko bagi penggunanya.

Penjahat dunia maya dapat mulai mendistribusikan aplikasi trojan palsu dan menginfeksi ponsel korban untuk tujuan berbahaya lebih lanjut. Bahaya yang muncul terkait dengan pencurian data dan uang, serta halaman phishing yang ditujukan untuk membajak akun di media sosial baru.

Area privasi kemungkinan besar juga akan menjadi perhatian utama, karena banyak startup lalai mengonfigurasi aplikasi mereka sesuai dengan praktik terbaik perlindungan privasi. Sikap ini dapat menyebabkan risiko tinggi kompromi data pribadi dan cyberbullying di media sosial baru.

Aplikasi kesehatan mental

Peningkatan penggunaan aplikasi kesehatan mental membuat risiko data sensitif ini bocor secara tidak sengaja atau diperoleh pihak ketiga melalui akun yang diretas juga akan meningkat.

Kemudian, data dari aplikasi kesehatan mental tersebut sangat mungkin digunakan dalam serangan rekayasa sosial yang ditargetkan secara akurat.

Platform edukasi

Platform edukasi yang marak tumbuh di era pandemi Covid-19 mungkin menjadi sasaran baru bagi penjahat siber. Namun, pertumbuhan ruang belajar ini juga sejalan dengan pertumbuhan potensi serangan siber.

File trojan dan halaman phishing yang meniru platform edukasi online dan layanan konferensi video, serta pencurian kredensial learning management system (LMS) siap tumbuh pada 2023.

(lom/arh)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat