yoldash.net

Warganet Sindir Kepala BRIN Gembar-gembor soal Kencur: Jualan Jamu?

Kepala BRIN, Laksana Tri Handoko menggembar-gemborkan kencur sebagai potensi riset.
Kepala BRIN, Laksana Tri Handoko memilih kencur sebagai potensi riset yang bisa dikembangkan. Foto: Grandyos Zafna/

Jakarta, Indonesia --

Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Laksana Tri Handoko belakangan getol memilih kencur sebagai bahan untuk dikembangkan dengan riset dan inovasi. Ia menyebut, kencur adalah analogi yang konkrit dan mudah dibayangkan.

"Kalau saya mencontohkan kencur, itu adalah analogi konkrit yang mudah untuk membayangkan potensi sumber daya genetika kita yang akan memiliki nilai puluhan ribu kali apabila dikelola dengan teknologi maju,"ujarHandokokepada Indonesia.com, Senin (26/9).

Keputusan Handoko memilih kencur ternyata mendapat banyak sindiran dari warganet. Apalagi, muncul video Handoko yang menyebut era BJ Habibie sudah lewat sekaligus membandingkan riset era Presiden RI ketiga itu dengan saat ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Video tersebut memuat cerita BJ Habibie saat menggagas pesawat N250 Gatotkaca yang merupakan pesawat buatan Indonesia pertama. Masih di video yang sama, muncul pula narasi Handoko yang menggembar-gemborkan kencur sebagai bahan riset.

Handoko sendiri menegaskan, tak bermaksud membandingkan era Habibie dengan saat ini. Hanya saja "setiap zaman membutuhkan pendekatan dan strategi yang berbeda mengikuti kondisi eksternal dan internal yang ada. Jadi bukan mana yang lebih baik atau buruk," katanya.

ADVERTISEMENT

Meskipun begitu, video Handoko tetap memancing sindiran dari warganet. "Orang BRIN pada suka seblak kali, makanya kencur mulu yg dibahas." tulis akun @_tokohfiksi.

"Yaelah Min, sama aja sih yg dibahas kencur lagi mau dagang jamu doang apa ini BRIN?" tulis akun WitriThePooh.

"BRIN skrg lagi usaha dagang kencur??? Wah saingan ama lapak2 jamu ini," tulis @Andiachok13.

Pesawat N250 Gatotkaca sendiri merupakan rancangan B.J Habibie yang terbang perdana pada 10 Agustus 1995. Hari itu pun ditetapkan pemerintah sebagai Hari Kebangkitan Teknologi Nasional.

Pesawat N250 didesain oleh Habibie dan dikerjakan oleh Industri Pesawat Terbang Nusantara (sekarang PT. Dirgantara Indonesia). Kode 'N' pada pesawat merupakan penanda bahwa desain, produksi, dan perhitungannya dikerjakan di Indonesia.

Sebelum menjadi Presiden RI ketiga, Habibie pernah menjabat sebagai Meteri Riset dan Teknologi pada 1978-1998. Mengutip Detik, Habibie juga pernah meraih prestasi internasional seperti Edward Warner Award dan Award von Karman.

Pemerintah Jerman pun memberi penghargaan Das Grosse Verdientkreuz dan Das Grosse Verdenstkreuz Mit Stern und Schulterband. Hal itu karena Habibie pernah menimba ilmu di Jerman sekaligus menemukan teori kedirgantaraan di sana.

Menjadi engineer di Jerman, Habibie menggali fenomena keretakan pada konstruksi pesawat. Ia pun menemukan rumus yang dinamai dengan Faktor Habibie dan diakui oleh dunia penerbangan dan dipakai perusahaan maskapai di dunia.

BJ Habibie pun dijuluki sebagai 'Mr Crack' berkat teorinya ini.

Di sisi lain, di riset bidang penerbangan dan antariksa, BRIN antara lain mewacanakan penguasaan teknologi Pesawat Udara Nirawak (PUNA). Dalam risetnya, BRIN bekerjasama dengan PT Dirgantara Indonesia.

"Menguasai teknologi kunci bukan berarti risetnya dilakukan dari nol, tapi bisa dilakukan dengan menyempurnakan PUNA yang sudah tersertifikasi. Misalnya memperbaharui atau menyempurnakan LSA (LAPAN Surveillance Aircraft) yang sudah ada. Jadi kita yang pegang teknologi kuncinya, maka PTDI yang memanufaktur dan menjual," ujar Handoko saat melakukan kunjungan kerja ke Pusat Riset Teknologi Penerbangan (PRTP) di Rumpin, Bogor, Selasa (30/8) seperti dikutip dari situs BRIN.

[Gambas:Video CNN]

(lth/lth)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat