yoldash.net

Jenderal Pasukan Khusus Iran Tewas Dibunuh Israel di Suriah

Penasihat Korps Garda Revolusi Iran Jenderal Saeed Abiyar tewas dalam serangan Israel di Aleppo, Suriah.
Ilustrasi. Israel serang konsulat Iran di Damaskus, Suriah, pada April 2024. Foto: REUTERS/Firas Makdesi

Jakarta, Indonesia --

Penasihat Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) Saeed Abiyar, tewas dalam serangan udara Israel di Aleppo, Suriah, pada Senin (3/6).

Menurut laporan kantor berita Tasnim, setidaknya 16 anggota milisi pro-Teheran juga tewas dalam gempuran tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Militer Israel melancarkan serangan udara dengan rudal sekitar pukul 12 dini hari, dengan menargetkan sejumlah titik di sekitar Aleppo, Suriah.

Lembaga pemantau Syrian Observatory for Human Rights menyebut serangan Israel itu menyasar ke sebuah pabrik di Hayyan, Provinsi Aleppo Barat.

ADVERTISEMENT

Melihat demikian, Iran langsung membalas serangan tersebut dengan rentetan drone dan rudal ke arah Israel, seperti dilansir dari CNN.

Abiyar adalah anggota IRGC pertama yang dibunuh sejak serangan Israel ke komplek kedutaan Iran di Damaskus pada April lalu.



Serangan tersebut menewaskan beberapa komandan berpangkat tinggi IRGC.

Sebagai penasihat militer, Abiyar diutus oleh Iran untuk mendukung Presiden Suriah Bashar al-Assad sejak perang saudara pecah pada 2011.

Laporan sejumlah media menyebut Abiyar merupakan anggota pasukan khusus Quds elit IRGC. Dia bertugas di Suriah sejak 2012.

Israel pun telah melancarkan ratusan serangan terhadap proksi-proksi Iran, termasuk kelompok milisi Hizbullah dalam beberapa tahun terakhir.

Seorang analis Iran, Trita Parsi, menuturkan bahwa serangan yang terjadi pada Senin (3/6) menunjukkan Iran telah gagal mencegah ancaman.

"Israel mungkin telah memperhitungkan bahwa ini adalah waktu yang tepat untuk melakukan serangan," ungkap Parsi.

Parsi juga menyebut serangan itu bisa membuat para pejabat Iran kelabakan untuk merespons balik.

Serangan tersebut pun terjadi ketika Presiden AS Joe Biden mengeluarkan proposal gencatan senjata untuk mengakhiri konflik Israel-Palestina.

Kendati demikian, pasukan pertahanan Israel (IDF) disebut tidak mengakui serangan yang menewaskan seorang penasihat IRGC itu.



(val/dna)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat