yoldash.net

Jelang Lengser, Merkel Klaim Jerman Tetap Prioritaskan Israel

Kanselir Jerman Angela Merkel melakukan kunjungan perpisahan sambil menunjukkan kemesraannya dengan Israel di saat ia tak menjadwalkan lawatan ke Palestina.
Jelang akhir masa jabatannya, kanselir Jerman Angela Merkel mengadakan tur perpisahan pada Minggu (10/10) ke Israel. (Foto: Michael Kappeler / POOL / AFP)

Jakarta, Indonesia --

Jelang akhir masa jabatannya, kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan keamanan Israel akan tetap menjadi prioritas utama bagi "setiap rezim di Jerman". Kemesraannya dengan negara Yahudi pun dikritik lantaran bak menutup mata atas penjajahan di Palestina.

Hal itu dikatakannya saat mengadakan tur perpisahan sebagai Kanselir Jerman, alias kunjungannya kedelapan ke Israel, menjelang akhir masa jabatannya selama 16 tahun, Minggu (10/10), di Israel.

Perdana Menteri Israel Naftali Bennett, yang menjamu Merkel sepanjang hari, memanggil Merkel sebagai "teman sejati Israel".

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pemimpin Jerman itu sebelumnya telah menyuarakan keyakinan bahwa siapa pun yang menjadi penggantinya sebagai kanselir akan memiliki komitmen yang sama terhadap keamanan Israel.

"Keamanan Israel akan selalu menjadi pusat kepentingan dan topik sentral untuk setiap pemerintahan Jerman," kata Merkel, dikutip dari AFP.

Ia menambahkan bahwa "sungguh mengharukan" bahwa Israel mulai mempercayai Jerman pascaperang [Dunia Kedua], tetapi "kepercayaan ini selalu harus ada buktinya".

Bennett pun memuji Merkel yang membina hubungan yang belum pernah terjadi sebelumnya di tingkat negara dan menggambarkannya sebagai "kompas moral Eropa".

Dirinya dan Merkel juga membahas "ancaman dan tantangan regional, terutama masalah nuklir Iran" dan mempertahankan "kekuatan Israel di semua bidang".

Dalam lawatannya ke Israel itu, Merkel mengunjungi monumen peringatan Holocaust Yad Vashem di Yerusalem. Ia, yang mengenakan pakaian hitam, meletakkan karangan bunga, lantas menulis di buku tamu bahwa berkunjung ke monumen tersebut "terasa menyentuh hatiku dengan cara baru".

"Kejahatan terhadap orang-orang Yahudi yang didokumentasikan di sini adalah pengingat terus-menerus akan tanggung jawab yang kita tanggung, dan peringatan," ucap Merkel.

Saat kedekatannya dengan Israel begitu kentara, Kanselir Jerman tidak dijadwalkan bertemu dengan Presiden Palestina Mahmud Abbas.

Di bawah kepemimpinan Merkel, Jerman telah mengadvokasi solusi dua negara untuk konflik Israel-Palestina. Namun, Merkel dikritik dari para aktivis karena tidak menekan Israel untuk mengakhiri pendudukan militernya di wilayah Palestina sejak 1967.

"Kami mungkin berbeda pendapat tentang apakah harus ada solusi dua negara dengan Palestina," katanya, tetapi menekankan bahwa keduanya bersatu dalam keyakinan bahwa harus selalu ada "negara Yahudi Israel yang demokratis".

Bennett menegaskan kembali penentangannya terhadap negara Palestina, dan menyebut bahwa itu akan "sangat mungkin menjadi negara teroris sekitar tujuh menit dari rumah saya".

Sebaliknya, dia mengaku fokus pada peningkatan kondisi ekonomi bagi warga Palestina.

Omar Shakir, direktur Israel dan Palestina di Human Rights Watch, mengkritik Merkel karena menganggap pendudukan Israel selama 54 tahun sebagai hal yang "sementara".

"Mempertahankan kisah fiksi ini telah memungkinkan pemerintah Merkel untuk menghindari kenyataan apartheid dan penganiayaan terhadap jutaan warga Palestina," katanya dalam sebuah pernyataan.

Ilmuwan politik Peter Lintl di Institut Jerman untuk Urusan Internasional dan Keamanan mengatakan Merkel kadang-kadang bentrok dengan mantan perdana menteri Benjamin Netanyahu - yang berkuasa dari 2009 hingga Juni - mengenai kebijakan Israel terhadap Palestina.

Tapi "dia menyimpannya sebagian besar [penentangannya] di balik pintu tertutup," kata Lintl kepada AFP.

Ia melanjutkan bahwa koalisi yang muncul untuk menggantikan Merkel, yang berasal dari partai-partai yang lebih kiri dari Persatuan Demokrat Kristen asal Merkel, mungkin "lebih kritis dan blak-blakan, terutama mengenai masalah di Tepi Barat".

Infografis Hasrat Israel Caplok Tepi BaratInfografis Hasrat Israel Caplok Tepi Barat. (Foto: Indonesia/Basith Subastian)

Dalam lawatannya ke Israel, Merkel, yang merupakan fisikawan 67 tahun ini, akan menerima gelar doktor kehormatan dari Haifa's Technion - Institut Teknologi Israel.

Jerman dan Israel memang menjalin hubungan diplomatik kuat dalam beberapa dekade setelah Perang Dunia II. Berlin berkomitmen melestarikan negara Yahudi sebagai penebusan dosa atas tragedi Holocaust.

Merkel menjadi kanselir selama 16 tahun dan sangat dekat dengan Israel. Pada 2008, Merkel berdiri di depan parlemen Israel dalam rangka menebus nama rakyat Jerman dalam sebuah pidato bersejarah.

Tidak sebatas itu, pemerintah Jerman mendukung "hak Israel untuk mempertahankan diri" saat Israel membom Gaza sebagai respons atas roket yang ditembakkan militan.

Pelantikan Bennett pada Juni lalu juga disambut ucapan selamat dari Merkel. Dia berkata Jerman dan Israel "terhubung oleh persahabatan unik yang ingin kami perkuat lebih jauh".

Sebelumnya Merkel berencana untuk berkunjung ke Israel pada Agustus 2021. Namun ia menunda perjalanannya akibat kekacauan keluarnya pasukan AS dan sekutu, termasuk Jerman, dari Afghanistan.

Pengganti Merkel diduga adalah Olaf Scholz, politikus Partai Sosial Demokrat (SPD). Ia terus menjadi sorotan setelah partai sayap kiri itu memenangkan pemilihan umum Jerman beberapa waktu lalu.

(els/mik)


[Gambas:Video CNN]

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat