yoldash.net

Jas-Kopiah Hitam dan Cerita Tradisi Hadrat Iduladha Negeri Sepa

Jas dan kopiah hitam mewarnai jalanan Negeri Sepa, Kabupaten Maluku Tengah, Senin (17/6). Bukan berkabung, mereka tengah menggelar tradisi turun-temurun Hadrat.
Jas dan kopiah hitam mewarnai tradisi Hadrat di Negeri Sepa, Kabupaten Maluku Tengah, Senin (17/6). (CNN Indonesia/Said)

Maluku Tengah, Indonesia --

Jas dan kopiah hitam mewarnai jalanan Negeri Sepa, Kabupaten Maluku Tengah, Senin (17/6). Bukan berkabung, mereka tengah menggelar tradisi turun-temurun Hadrat.

Dalam tradisi ini, mereka berkeliling kampung sambil mengantarkan hewan kurban. Agenda tahunan saban 10 Zulhijah atau Iduladha ini selalu dinantikan.

Dengan setelan jas dan kopiah hitam, mereka berkumpul di Masjid Alfalah Negeri Sepa, salah satu masjid tertua di Maluku pada siang hari.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mereka kemudian mengarak hewan kurban keliling kampung. Sepanjang jalan, mereka menggoyang lenso ke udara sembari berzikir dan bernyanyi lagu-lagu perjuangan Nabi Muhammad SAW untuk mengenang tragedi Perang Karbala.

Pertempuran yang dikenal sebagai hari Asyura itu sempat pecah antara pendukung Husain, cucu nabi Muhammad, dan pasukan Yazid bin Muawiyah dari Kekhalifahan Umayyah.

ADVERTISEMENT

Kala itu, Husain sempat menolak berbaiat Yazid yang dia anggap sebagai pemimpin yang merusak prinsip-prinsip Islam. Saat itu, pasukan Husain terdiri dari 128 orang, termasuk kerabat dekat Nabi Muhammad, beberapa wanita, dan anak-anak. Sementara pasukan Yazid berjumlah 4 ribu hingga 30 ribu orang.

Bagi umat Islam, mereka yang gugur dalam pertempuran dianggap sebagai 'martir' dan Husain mendapatkan gelar Sayyid Al-Syuhada.

Pembawa lagu perjuangan nabi Syaid Ahmad bin Syeh Abu Bakar mengklaim, tradisi hadrat di Sepa sedikit berbeda dengan daerah lainnya.

Kampung-kampung lain, kata dia kebanyakan menggunakan laguan berjanji. Namun, hadrat di negeri Sepa memiliki cerita unik terkait tragedi Karbala.

"Hadrat di Sepa sedikit berbeda dengan kampung lain di Maluku, kebanyakan mereka pakai berjanji, tapi di Sepa ini ada cerita di zaman perang di Karbala," ujarnya usai tradisi hadrat, Senin (17/6) petang.

Ilustrasi hewan kurban IduladhaIlustrasi. Maluku punya tradisi mengarak hewan kurban keliling kampung saat Iduladha yang dikenal dengan Hadrat. (Indonesia/Daniela)

Atas peristiwa tersebut, warga Negeri Sepa, setiap tahun menggelar tradisi antar hewan kurban di puncak Iduladha sambil bernyanyi lagu-lagu perjuangan nabi dan melantunkan zikir yang mengandung makna.

Salah satu peserta hadrat Erwin Tihurua mengatakan, tradisi Hadrat mengantar hewan kurban keliling kampung dan disembelih di masjid tertua di Maluku ini telah menjadi tradisi turun temurun sejak nenek moyang mereka.

Erwin dan teman-temannya yang lain berupaya terus melestarikan tradisi tersebut agar tidak punah.

"Hadrat ini sudah dari masa lalu, dari orang tua-tua. Jadi tugas generasi sekarang melestarikan, kami punya Hadrat supaya tidak punah," ujarnya.

Selain itu, tradisi ini juga dipertahankan untuk memupuk tali silaturahmi antar-warga agar hidup rukun dan saling mengasihi.

(sai/asr)


[Gambas:Video CNN]

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat