yoldash.net

Selalu Pakai Sabuk Pengaman, Turbulensi Pesawat Bisa Datang Tiba-tiba

Dalam kasus terburuk, turbulensi dapat "melempar" orang 5tg atau penumpang dengan kekuatan penuh ke langit-langit pesawat hingga menyebabkan luka serius.
Kondisi interior pesawat Singapore Airlines usai mengalami turbulensi parah. (REUTERS/Stringer)

Jakarta, Indonesia --

Pesawat Boeing 777-300ER milik Singapore Airlines menjadi sorotan setelah mengalami turbulensi parah pada penerbangan dari London, Inggris ke Singapura.

Insiden ini memaksa pesawat melakukan pendaratan darurat di Bangkok, Thailand pada Selasa (21/5). Sayangnya, satu orang tewas dan banyak penumpang lainnya mengalami luka-luka.

Seperti dikutip Travel and Leisure, menurut Pusat Penelitian Atmosfer Nasional, pilot melaporkan 65 ribu penerbangan dengan turbulensi sedang dan 5.500 penerbangan dengan turbulensi parah di AS per tahunnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Turbulensi terjadi ketika pesawat mengalami pergeseran aliran udara secara tiba-tiba, baik dari pegunungan, aliran jet, atau badai. Pilot menggunakan alat bantu seperti radar cuaca dan peta meteorologi untuk melihat badai petir dan angin berbahaya di sepanjang jalur penerbangan dan mereka akan menyalakan tanda sabuk pengaman dalam situasi tersebut.

Namun, terkadang, turbulensi dapat terjadi secara tiba-tiba. Ini disebut turbulensi udara jernih yang dapat terjadi bahkan dalam kondisi tanpa awan.

ADVERTISEMENT

Biasanya pesawat akan turun sedikit saat mengalami turbulensi, dan hal ini dapat membuat penumpang terlempar dari kursi mereka jika mereka tidak mengenakan sabuk pengaman.

Dalam kasus terburuk, turbulensi diketahui dapat "melempar" orang dengan kekuatan penuh ke langit-langit pesawat, yang dapat menyebabkan gegar otak, patah tulang, atau bahkan cedera yang lebih serius.

Statistik menunjukkan bahwa sabuk pengaman memang berperan penting dalam menjaga keselamatan penumpang. Bagaimana sebenarnya sabuk pengaman berperan dalam menjaga keselamatan penumpang di pesawat?

Dalam sebuah survei yang dikutip dari Travel and Leisure terhadap 1.548 penumpang pesawat, 7 persen mengatakan bahwa mereka jarang bahkan tidak pernah mengenakan sabuk pengaman saat tanda sabuk pengaman dimatikan.

Sabuk pengaman di pesawat terbang memang tidak selengkap sabuk pengaman di mobil. Namun ada alasan tertentu untuk desain yang berbeda ini.

Pesawat memiliki sabuk yang disebut sabuk tuas pengangkat, yang seperti namanya akan terlepas saat tuasnya diangkat. Sabuk tuas pengangkat telah digunakan bahkan sebelum pesawat terbang ada, tetapi menjadi umum digunakan di pesawat terbang pada tahun 1940-an.

Sabuk tuas pengangkat tetap menjadi yang paling umum karena hemat biaya dan ringan. Selain itu, meskipun pilot dan kru mungkin juga mengenakan sabuk pengaman, penumpang biasanya hanya mendapatkan sabuk pangkuan.

Tidak seperti mobil, di mana risiko terbesar terletak pada gerakan maju-mundur, risiko di pesawat adalah gerakan naik-turun. Sabuk pangkuan berfungsi untuk menjaga penumpang tetap berada di tempat duduk saat terjadi turbulensi.

Desain sabuk pengaman tuas pengangkat yang sederhana berarti penumpang dapat memasang sabuk pengaman dengan cepat dan mudah saat dibutuhkan.

Inilah alasan mengapa langkah paling aman adalah tetap duduk dan mengenakan sabuk pengaman di dalam pesawat. Perlu diketahui pula, saat tanda sabuk pengaman menyala, penumpang harus menghindari memanggil awak kabin untuk alasan keamanan.

(anm/wiw)


[Gambas:Video CNN]

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat