yoldash.net

Sejarah Ramen, Mi Berkuah dari Jepang yang Dicintai Banyak Orang

Ramen jadi salah satu hidangan yang disukai hampir semua orang. Tua, muda, bahkan anak-anak menyukai ramen. Seperti apa sejarah ramen?
Ilustrasi. Berikut ini sejarah ramen hingga bisa jadi kuliner yang disukai banyak orang. (iStockphoto/AnnaPustynnikova)

Jakarta, Indonesia --

Ramen jadi salah satu hidangan yang disukai hampir semua orang. Tua, muda, bahkan anak-anak menyukai ramen.

Di Indonesia sendiri ada banyak jenis ramen. Bahkan warung yang menjajakan ramen ada di hampir semua persimpangan.

Tapi dari mana dan bagaimana sebenarnya ramen bisa tercipta di dunia ini hingga disukai orang dari segala usia dan di seluruh dunia?

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejarah Ramen

Ilustrasi Mie RamenIlustrasi. Ramen ternyata pertama kali dikenalkan oleh imigran China ke orang Jepang. (Chris_KIM/Pixabay)

Makanan berkuah yang memiliki cita rasa kuat ini konon pertama kali dikenalkan oleh imigran China ke orang Jepang.

Sejarawan dan pakar ramen, George Solt mengatakan imigran China ini mengenalkan resep mi gandum saat mereka berlabuh di Jepang.

Kala itu, sekitar abad ke-17 seorang sarjana dari China yang bekerja bersama orang Jepang meminta agar daging babi dan sayuran bisa ditambahkan ke kuah mi miliknya.

Setelah lama berselang, pada 1910 restoran ramen pertama di Jepang, Rai Rai Ken menyajikan hidangan tersebut ke pengunjung di Tokyo.

Melansir Readers Digest, makanan ini pun dikenal dengan sebutan shina soba.

Shina dalam bahasa Jepang artinya China, sedangkan soba adalah mi soba tipis. Jadi shina soba memiliki arti mi soba China. Dalam bahasa Jepang, pengucapan lamian yakni kata dalam bahasa China untuk menyebut mi gandum juga berevolusi menjadi ramen.

Kembali ke belakang, sebenarnya orang Jepang juga sudah memiliki mi-nya sendiri yakni udon. Tapi bagaimanapun ramen memiliki sentuhan sendiri yang membuatnya berbeda dengan udon.

Melansir Britannica, ramen adalah mi telur yang dimasak dengan cepat. Hidangan yang disebut ramen ini terbuat dari mi yang dimasak dengan bahan dasar sup, dengan campuran berupa kaldu daging, sayuran, atau bahkan miso.

Mi untuk ramen juga dimasak al dente sehingga menghasilkan kualitas yang kenyal. Saat disajikan, bukan hanya ada mi dan kuah dalam mangkuk, tapi terdapat juga bahan lainnya seperti irisan daging, mulai dari sapi, babi, ikan teri, atau bahkan tuna.

Selain protein, ada juga irisan daun bawang, rumput laut, dan telur yang telah direbus sebelumnya. Ramen juga tak hanya disajikan panas, ada juga yang disajikan dingin dan disebut dengan nama hiyashi chuka, yang populer di Jepang saat musim panas.

Ramen yang mendunia

Ramen mulanya mungkin hanya dikenal di Jepang. Tanpa perang dunia II bisa jadi ramen akan menjadi makanan orang Jepang saja. Tapi, setelah perang dunia II berakhir kelangkaan makanan membuat orang mulai berpikir lain terhadap makanan ini.

Seorang calon pengusaha bernama Momofuku Ando kala itu mengamati orang-orang yang mengantre panjang untuk semangkuk ramen. Dia kemudian berpikir bahwa ini bisa jadi pasar besar untuk versi rumahan dari ramen kebanggaan orang Jepang.

Dia kemudian bereksperimen dengan berbagai resep selama bertahun-tahun. Mengembangkan mi kering dan campuran bumbu yang dapat dimasak dengan cepat dalam air mendidih.

Hingga pada 1958 Ando membawa inovasi ini ke pasar melalui perusahaan yang didirikan, yakni Nissin Foods. Ramen kemasan instan yang dijual Ando dengan cepat jadi favorit di Jepang.

Kemudian pada 1966, Ando menciptakan varian baru yang cukup menambahkan air panas tanpa perlu dimasak. Ramen ini dikenal dengan sebutan cup noodles. Karena kemudahannya, serta harga yang relatif murah ramen dan mi cup ini melesat dan jadi favorit segala usia.

Inovasi yang dilakukan Ando ini pun terus berkembang. Dengan cepat ramen jadi salah satu makanan favorit yang dikenal di seluruh dunia.

Kini, bukan hanya ramen instan yang muncul dimana-mana, ramen yang bisa dinikmati di toko ramen pun kian menjamur. Bahkan dengan mudah ditemukan di hampir setiap persimpangan.



(tst/pua)


[Gambas:Video CNN]

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat