yoldash.net

Kasus Anak SD di Bandung, Psikolog Ungkap Pentingnya Peran Orang Tua

Kasus anak SD di Bandung diperkosa dan dijual oleh pria kenalannya di media sosial kepada 22 pria jadi sorotan. Psikolog beberkan pentingnya peran orang tua.
Ilustrasi. Kasus siswa SD di Bandung diperkosa dan dijual ke 22 pria oleh kenalannya di media sosial jadi sorotan. Apa yang harus dilakukan orang tua? (Istockphoto/iweta0077)

Daftar Isi
  • 1. Rutin cek handphone anak
  • 2. Kenali siapa saja temannya
  • 3. Beri perhatian yang besar
  • 4. Tempatkan diri sebagai temannya
  • 5. Tidak otoriter
Jakarta, Indonesia --

Kasus anak SD berusia 12 tahun di Bandung diperkosa dan dijual oleh dua pria kepada 22 pria hidung belang menjadi sorotan. Pelaku disebut merupakan kenalan korban di media sosial.

Berdasarkan kronologi yang disampaikan aparat kepolisian, bocah tersebut hilang saat izin untuk berangkat ke sekolah. Padahal dia justru bertemu dengan kenalannya itu yang sudah berusia 18 tahun.

Praktisi psikologi anak usia dini Aninda mengatakan peran orang tua dalam memantau perilaku dan lingkar pertemanan anak memang diperlukan. Hal ini untuk mencegah terjadinya kasus-kasus penculikan oleh kenalan dari media sosial.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Apalagi, anak-anak yang mulai memasuki usia remaja biasanya senang diperhatikan. Terutama anak perempuan, entah itu perhatian dari orang tua, teman, kenalan, atau justru orang-orang yang baru mereka kenal di media sosial.

"Di sinilah tugas orang tua masuk. Perlu perhatian besar dari orang tua karena di usia ini anak-anak sedang senang diperhatikan," kata Anin saat dihubungi Indonesia.com, Kamis (21/12).

ADVERTISEMENT

Anin menjelaskan, beberapa bentuk perhatian yang bisa diberikan orang tua yakni sebagai berikut:

1. Rutin cek handphone anak

Ilustrasi handphoneIlustrasi. Untuk mencegah hal-hal tidak diinginkan kepada anak dengan kenalannya di media sosial, orang tua perlu mengecek handphone anak. (iStock/FreshSplash)

Mengecek handphone anak memang diperlukan. Hal ini untuk mengetahui seperti apa pola pertemanan anak dan bagaimana mereka berkomunikasi dengan teman-temannya.

"Bukan cuma tahu siapa saja temannya, tapi juga agar tahu apakah anak terlibat bullying atau tidak. Karena perilaku bullying juga tidak boleh ya," kata dia.

2. Kenali siapa saja temannya

Mengenal siapa saja teman anak Anda memang harus dilakukan orang tua. Sebab, jika sewaktu-waktu ada sesuatu hal yang terjadi, Anda juga bisa menghubungi teman dari anak Anda tersebut.

3. Beri perhatian yang besar

Ketika anak menuju usia remaja, mereka biasanya cenderung cari perhatian. Anak-anak ini memang senang diperhatikan, makanya perlu untuk memberi perhatian terhadap anak di usia remaja ini.

"Karena kalau orang tua memberi perhatian penuh, mereka tidak akan cari perhatian dari orang lain," kata dia.

4. Tempatkan diri sebagai temannya

Ilustrasi ibu dan anak perempuanIlustrasi. Untuk mencegah kasus penculikan oleh kenalan anak di media sosial, orang tua perlu menempatkan diri sebagai temannya. (iStock/Nuttawan Jayawan)

Cobalah menempatkan diri sebagai teman dari anak Anda. Buat mereka lebih terbuka dengan sikap Anda yang santai.

5. Tidak otoriter

Jangan terlalu keras pada anak. Bersikap santai, jangan hanya memberi larangan tapi ajaklah anak melakukan hal-hal yang lebih menyenangkan.

"Jangan otoriter, karena anak bisa jadi pembangkang saat terlalu banyak dilarang. Jangan judging, ajak mereka bercerita dan lebih terbuka satu sama lain," kata dia.

(tst/pua)


[Gambas:Video CNN]

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat