Berat Badan Meningkat? Hati-hati, Bisa Jadi Kamu Idap Sindrom Cushing
![Berat Badan Meningkat? Hati-hati, Bisa Jadi Kamu Idap Sindrom Cushing Berat badan meningkat drastis? Hati-hati, bisa jadi Anda mengidap sindrom cushing.](https://akcdn.detik.net.id/visual/2023/04/11/ilustrasi-perempuan-memegang-perut-1_169.jpeg?w=650&q=90)
Berat badan meningkat drastis? Hati-hati, bisa jadi Anda mengidap sindrom cushing.
Apa itu sindrom cushing?
Sindrom cushing sendiri pada dasarnya merupakan gejala yang muncul akibat peningkatan hormon kortisol dalam darah. Secara medis, kondisi ini juga dikenal dengan istilah hiperkortisolisme.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menukil laman Cleveland Clinic, hormon kortisol sendiri dikenal juga sebagai hormon yang memicu stres dalam tubuh.
Dalam kondisi normal, hormon ini akan membantu sistem tubuh beroperasi secara optimal. Namun dalam jumlah berlebih, hormon kortisol bisa memicu sindrom cushing.
ADVERTISEMENT
Mengutip laman National Health Security (NHS) Inggris, salah satu gejala utama sindrom cushing adalah peningkatan berat badan dan bertambahnya kadar lemak di dalam tubuh. Peningkatan lemak sendiri biasanya terjadi pada beberapa bagian, seperti berikut:
- peningkatan lemak di dada dan perut, tapi lengan dan kaki ramping;
- peningkatan lemak di bagian belakang leher dan bahu;
- wajah merah, bengkak, dan bulat.
Gejala lain sindrom cushing meliputi:
- kulit mudah memar;
- stretch mark yang besar;
- lengan atas dan paha yang terasa lemah;
- berkurangnya gairah seks dan masalah kesuburan;
- depresi dan perubahan suasana hati.
![]() |
Tak cuma itu, sindrom cushing juga bisa menyebabkan tekanan darah tinggi. Kondisi ini bisa menjadi masalah serius jika tidak ditangani dengan tepat.
Sindrom cushing sendiri sebenarnya terbilang langka. Kondisi ini kebanyakan menyerang orang yang telah lama mengonsumsi obat steroid. Steroid sendiri diketahui mengandung kortisol versis sintetis.
Kondisi ini juga bisa disebabkan oleh tubuh yang memproduksi terlalu banyak kortisol. Biasanya kondisi ini dipicu oleh pertumbuhan tumor pada kelenjar pituitari di otak dan salah satu kelenjar adrenal di atas ginjal.
Tumor tersebut biasanya bersifat non-kanker alias jinak. Kondisi ini paling umum terjadi pada perempuan muda.
Terkini Lainnya
Ciri-ciri Demam Berdarah Pada Orang Dewasa, Bukan Cuma Bintik Merah
Wajib Tahu, 3 Fase saat Sakit Demam Berdarah dan Cara Menanganinya
5 Penyakit Paling Langka di Dunia, Ada yang Berubah Jadi 'Batu'
BPOM Temukan Lipstik hingga Eye Shadow Berbahaya, Ini Daftarnya
Dalai Lama Buka Suara soal Rumor Kesehatan Memburuk di Usia 89 Tahun
Erick Thohir Gandeng Prilly Latuconsina Luncurkan Kembali Yayasan BUMN
Menkes Ungkap Masalah Kesehatan RI: Kurang Nakes dan Alkes
Mayapada Hospital Resmi Kawal Kesehatan Peserta Pocari Sweat Run 2024