yoldash.net

Alasan Saham Nike Anjlok 20 Persen

Saham Nike anjlok 20 persen pada penutupan perdagangan Jumat (28/6) diklaim karena menjamurnya merek anyar seperti On dan Hoka.
Saham Nike anjlok 20 persen pada penutupan perdagangan Jumat (28/6) diklaim karena menjamurnya merek anyar seperti On dan Hoka. (Foto: istockphoto/shank_ali)

Jakarta, Indonesia --

Saham Nike anjlok 20 persen pada penutupan perdagangan Jumat (28/6).

Turunnya saham pabrikan asal Amerika Serikat (AS) itu diklaim karena menjamurnya merek anyar. Sebut saja beberapa kompetitor baru Nike, yakni On dari Swiss dan Hoka yang merupakan pabrikan Prancis.

Kepala Strategi Pasar di B. Riley Wealth Art Hogan mengatakan Nike memang berada di bawah tekanan dalam beberapa tahun terakhir.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Nike berada pada titik di mana mereka ingin mengeluarkan pedoman paling konservatif yang mereka bisa, sehingga mereka menetapkan standar yang rendah bagi diri mereka sendiri dan mudah-mudahan ini adalah standar yang dapat mereka atasi," kata Hogan, dikutip dari Reuters, Minggu (30/6).

ADVERTISEMENT

"Saya tentu berpikir mereka memiliki peluang sekarang karena valuasinya telah diatur ulang menjadi sangat rendah untuk mulai mendapatkan sponsor, namun hal itu tidak akan terjadi hari ini atau minggu ini," sambungnya.

Anjloknya saham Nike disebut membuat perusahaan menghapus US$28,41 miliar dari penilaian pasar. Bahkan, pendapatan fiskal 2025 Nike diproyeksi jatuh imbas penurunan saham ini.

Nike sampai mengurangi kelebihan pasokan mereka, termasuk Air Force 1. Ini sebagai upaya rencana pemotongan biaya senilai US$2 miliar yang diluncurkan akhir 2023 lalu.

Mereka juga mengubah jajaran produknya. Nike kini meluncurkan sepatu kets baru seharga US$100 ke bawah pada sejumlah negara di seluruh dunia demi menarik konsumen yang memperhatikan harga.

Di lain sisi, pangsa pasar perusahaan di AS dalam kategori alas kaki memang merosot beberapa tahun belakangan. GlobalData mencatat dari 35,40 persen pada 2021 turun ke 35,37 persen di 2022, bahkan pangsa pasarnya makin merosot ke 34,97 persen pada 2023.

[Gambas:Video CNN]

(skt/pta)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat