yoldash.net

Iskander Makhmudov, Muslim Berharta Rp129 T Jadi Raja Tembaga Rusia

Iskander Makhmudov merupakan muslim yang menjadi penguasa tambang tembaga di Rusia. Orang terkaya ke-20 Rusia ini berharta Rp129 triliun.
Iskander Makhmudov merupakan muslim yang menjadi penguasa tambang tembaga di Rusia. Orang terkaya ke-20 Rusia ini berharta Rp129 triliun. (Foto: Basith Subastian/CNNIndonesia)

Jakarta, Indonesia --

Sejumlah muslim sangat sukses dalam bisnisnya, bahkan tembus jajaran orang terkaya dunia. Iskander Makhmudov, salah satunya. Ia merupakan penguasa tambang tembaga di Rusia.

Pada 2023, Iskander masuk jajaran orang terkaya ke-20 di Rusia dan ke-312 versi Forbes. Harta kekayaannya saat itu diperkirakan tembus US$7,3 miliar atau Rp114 triliun (asumsi kurs Rp15.581 per dolar AS).

Namun, berdasarkan Real Time Billioners Forbes per Sabtu (16/3) pukul 20.00 WIB, kekayaannya tumbuh menjadi US$8,3 miliar atau setara Rp129 triliun.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Harta jumbo itu ia peroleh dari bisnis tambang tembaga di Rusia. Iskander merupakan pemilik utama Ural Mining Metallurgical Company (UMMC), sebuah perusahaan tambang tembaga yang menguasai saham di lebih dari 40 pabrik yang tersebar di 11 wilayah Rusia.

UMMC ia dirikan pada 1999. Perusahaan ini lantas berkembang pesat dan menjadi salah satu pemain kunci di pasar industri Rusia. UMMC mengendalikan lebih dari 40 perusahaan dengan beragam spesialisasi mulai dari metalurgi, konstruksi mekanis, hingga pertambangan.

Omset bisnis UMMC tembus miliaran dolar AS dan menjadikannya sebagai salah satu pengusaha terpenting di Rusia.

Iskander juga memiliki saham di beberapa grup raksasa bisnis di Rusia seperti Transmashholding, produsen mesin kereta api, serta Kuzbassrazrezugol yang berspesialisasi dalam pertambangan batu bara.

Ia pun diketahui mempunyai saham di AeroExpress, sebuah perusahaan jasa transportasi penumpang kereta api yang beroperasi antara Moskow dan bandaranya.

Iskander lahir di Bukhara, Uzbekistan, pada 5 Desember 1963. Ayahnya adalah seorang insinyur sipil dan ibunya guru bahasa Rusia.

Ia menghabiskan masa sekolah di negara tersebut. Dirinya meraih gelar Studi Ketimuran dari Universitas Negeri Tashkent, Uzbekistan pada 1984. Saat kuliah, ia sempat magang di Kementerian Luar Negeri Rusia Uni Soviet (Rusia sebelum pecah).

Tak ujug-ujug menjadi pebisnis tambang dan transportasi, Iskander mengawali karirnya sebagai penerjemah bahasa Arab-Persia. Ia menjadi translator di Libya dan Irak untuk melayani Uni Soviet.

Pengalaman kerja keduanya, Iskader 'nyemplung' ke bisnis ekspor-impor dengan bergabung dengan Uzbekintorg pada 1989. Di perusahaan negara ini, ia menjabat kepala spesialis ekspor yang menangani produk industri dan bahan kimia.

Pada 1991, Uni Soviet runtuh dan terpecah-pecah menjadi 15 negara. Momentum ini menjadi peluang buat para pengusaha untuk mendulang cuan berlipat. Sebab, investor asing mulia masuk ke pasar.

Iskander pun tak menyia-nyiakan peluang emas ini. Ia cabut dari 'BUMN' tempat ia bekerja, lalu bergabung dengan perusahaan swasta di Moskow.

Ia bekerja di JSC Alice sebagai wakil direktur pemasaran dan beberapa posisi penting lainnya.

Pada 1996, Iskander menjadi direktur di perusahaan bernama Gaï. Ini merupakan pemimpin dalam ekstraksi dan pengayaan tembaga di Rusia.

Selang tiga tahun, ia membangun bisnisnya sendiri, yakni UMMC. Saat ini, UMMC merupakan peruhahaan tambang raksasa yang terkemuka di Rusia.

Pada 2003, Iskander dan mantan mitra bisnisnya Oleg Deripaska dituduh di pengadilan Amerika Serikat memimpin "skema pemerasan besar-besaran". Kedua warga negara Rusia itu menyangkalnya. Gugatan tersebut akhirnya dibatalkan karena alasan yurisdiksi.

Rajin berderma

Pebisnis tajir ini dikenal tak segan-segan menyumbangkan hartanya untuk kepentingan sosial. Ia merupakan filantropis yang rutin mendermakan uang demi untuk membantu orang lain seperti untuk pendidikan anak, anak yatim hingga dunia olah raga.

Salah satu donasinya yang paling dikenang masyarakat Rusia adalah saat Olimpiade Sochi 2014. Perusahaannya, UMMC menghabiskan US$100 juta atau Rp1,5 miliar untuk membangun arena es Shayba untuk Olimpiade. Begitu Olimpiade rampung, arena es itu ia sumbangkan ke pemerintah Rusia.

[Gambas:Video CNN]

(pta/pta)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat