yoldash.net

Kerangka 5.000 Tahun Italia Ungkap Pembunuhan ala Mafia era Neolitik

Para pakar meneliti praktik pembunuhan kejam ala mafia Italia di zaman Neolitik atau akhir Zaman Batu Eropa.
Pakar menemukan kerangka berusia 5.000 tahun yang kemungkinan dikubur hidup-hidup usai disiksa oleh teknik mafia Italia. (Foto: Dok Alain Beecing via Journal Science Advances)

Jakarta, Indonesia --

Peneliti menemukan kerangka dua perempuan berusia 5.000 tahun yang kemungkinan dikubur hidup-hidup dalam sebuah ritual pengorbanan dan menggunakan metode penyiksaan seperti mafia Italia.

Para peneliti menyelidiki posisi aneh dari tiga kerangka perempuan yang ditemukan pada tahun 1985 di situs yang terletak di Kota Saint-Paul-Trois-Chateaux.

Mereka menyimpulkan dua dari perempuan tersebut kemungkinan meninggal karena satu bentuk penyiksaan yang dikenal sebagai "incaprettamento".

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penyiksaan tersebut melibatkan pengikatan tenggorokan dan pergelangan kaki sehingga mereka akhirnya mencekik diri mereka sendiri karena posisi kakinya.

Para peneliti turut mengkaji kerangka-kerangka yang ditemukan di situs-situs arkeologi lain di seluruh Eropa dan mengidentifikasi 20 contoh lain yang terkait dengan metode pembunuhan serupa.

Dalam penelitian yang terbit di jurnal Science Advances, mereka percaya praktik ini kemungkinan menyebar di zaman Neolitikum, atau akhir Zaman Batu Eropa.

Eric Crubezy, salah satu penulis utama jurnal tersebut, mengatakan perempuan ketiga yang ditemukan di situs tersebut berada dalam posisi penguburan normal. Ia mengaku tidak mengetahui bagaimana perempuan itu meninggal.

"Namun kita dapat mengatakan bahwa mereka mengubur ketiga perempuan itu secara bersamaan," kata Eric, mengutip CNN, Jumat (19/4).

Jurnal itu juga mengungkap bahwa tempat penguburan perempuan itu sejajar dengan Matahari terbit pada titik balik Matahari musim panas dan terbenam pada titik balik Matahari musim dingin.

Hal ini membuat para peneliti berhipotesis situs ini berfungsi sebagai tempat orang berkumpul untuk menandai pergantian musim dan kemungkinan melibatkan pengorbanan manusia.

"Selalu ada gagasan bahwa ada seseorang yang meninggal dan tanaman akan tumbuh," kata Eric.

Dengan meninjau literatur yang ada, para peneliti menunjukkan 20 contoh lain tentang kemungkinan orang-orang yang dikorbankan dengan cara yang sama selama lebih dari 2.000 tahun pada periode Neolitikum.

Studi ini mengungkap jumlah sebenarnya mungkin lebih tinggi, tetapi tidak ada informasi yang cukup tentang kerangka di situs arkeologi lain untuk menarik kesimpulan yang pasti.

"Di berbagai belahan Eropa, ini adalah jenis pengorbanan yang sama," ujarnya.

"Pengorbanan ini sangat khusus karena ini adalah pengorbanan yang kejam, dan Anda tidak membunuh dan tidak ada orang yang membunuh orang lain, orang-orang itu membunuh diri mereka sendiri," cetus Crubezy.

Meski tidak mungkin membuktikan secara pasti para perempuan di kuburan di Saint-Paul-Trois-Châteaux meninggal dengan posisi mereka bertumpuk satu sama lain, kondisi ini menyiratkan mereka ditempatkan di sana dengan paksa dan disengaja.

Namun, para peneliti menyatakan kematian mereka kemungkinan besar terjadi di kuburan tersebut.

Ameline Alcouffe, salah satu penulis makalah tersebut, mengatakan penelitian ini bisa menyimpulkan "95 persen pasti ketiga orang ini adalah perempuan" setelah secara tepat mengukur berbagai karakteristik tulang panggul.

Studi tersebut juga menjelaskan bahwa di sejumlah situs lain di seluruh Eropa, pria, anak-anak dan juga perempuan ditemukan dikorbankan dengan cara serupa.

[Gambas:Video CNN]

(tim/dmi)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat