yoldash.net

AI Ungguli 151 Orang di Tes Kreativitas, Awal 'Kiamat' ala Terminator?

Kecerdasan buatan mengalahkan manusia dalam tes kreativitas. Mungkinkah AI bisa kreatif memutuskan sendiri tindakan penting?
Ilustrasi. Kecerdasan buatan mengungguli manusia dalam tes kreativitas. (dok. geralt/pixabay)

Jakarta, Indonesia --

Penelitian terbaru mengungkap GPT-4, model AI terkini dari OpenAI, mengungguli 151 orang dalam tiga tes yang dirancang untuk mengukur pemikiran divergen, yang dianggap sebagai indikator pemikiran kreatif.

Pemikiran divergen (divergent thinking), yang merupakan proses berpikir buat menghasilkan ide kreatif, ditandai dengan kemampuan untuk menghasilkan solusi unik terhadap suatu pertanyaan yang tidak memiliki satu solusi yang diharapkan.

Contohnya, "Apa cara terbaik untuk menghindari pembicaraan tentang politik dengan orang tua?"

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam studi University of Arkansas tersebut, GPT-4 terbukti memberikan jawaban yang lebih orisinal dan rumit dibandingkan partisipan manusia.

ADVERTISEMENT

Studi tersebut bertajuk 'Kondisi model bahasa generatif AI terkini lebih kreatif daripada manusia dalam tugas berpikir divergen," diterbitkan dalam Scientific Reports.

Tiga tes yang digunakan adalah, pertama, Tugas Penggunaan Alternatif (Alternative Use Task), yang meminta peserta untuk menemukan kegunaan kreatif benda sehari-hari seperti tali atau garpu.

Kedua, Tugas Konsekuensi (Consequences Task), yang mengajak peserta membayangkan kemungkinan hasil dari situasi hipotetis, seperti "bagaimana jika manusia tidak lagi membutuhkan tidur?".

Ketiga, Tugas Asosiasi Divergen (Divergent Associations Task), yang meminta partisipan untuk menghasilkan 10 kata benda yang jarak semantiknya sejauh mungkin.

Misalnya, kata-kata dengan jarak semantik sedikit, seperti antara 'anjing' dan 'kucing', serta kata-kata dengan jarak semantik lebar seperti 'kucing' dan 'ontologi'.

Jawaban dievaluasi berdasarkan jumlah tanggapan, panjang tanggapan, dan perbedaan semantik antar kata.

Hasilnya, penulis menemukan bahwa model bahasa OpenAI lebih kompleks ketimbang orang.

"Secara keseluruhan, GPT-4 lebih orisinal dan rumit dibandingkan manusia dalam setiap tugas berpikir yang berbeda, bahkan ketika mengontrol kelancaran respons," menurut penulis studi, dikutip dari ScienceDaily.

"Dengan kata lain, GPT-4 menunjukkan potensi kreatif yang lebih tinggi di seluruh deret tugas berpikir divergen," simpul peneliti.

Meski begitu, temuan ini disertai dengan beberapa peringatan. Pertama, studi ini bertujuan mengukur potensi kreatif, bukan usaha buat berkreasi.

"Penting untuk dicatat bahwa ukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua ukuran potensi kreatif, namun keterlibatan dalam aktivitas atau pencapaian kreatif adalah aspek lain dalam mengukur kreativitas seseorang."

Kent F. Hubert and Kim N. Awa, mahasiswa Ph.D psikologi yang terlibat dalam penelitian ini, juga menyebut AI masih bergantung pada manusia, tidak menentukan diri sendiri.

"AI, tidak seperti manusia, tidak memiliki hak pilihan," kata para penulis, "bergantung pada bantuan pengguna manusia. Oleh karena itu, potensi kreatif AI selalu berada dalam keadaan stagnan kecuali jika diminta."

Dengan kata lain, sejauh ini tak akan ada 'kiamat' ala film Terminator yang dipicu oleh kreativitas komputer Skynet buat meluncurkan rudal nuklir ke seluruh dunia.

Dunia nyata

Penelitian juga tidak mengevaluasi kesesuaian tanggapan GPT-4 terhadap realitas.

Jadi, meskipun AI mungkin memberikan lebih banyak tanggapan dan tanggapan yang lebih orisinal, peserta manusia mungkin merasa dibatasi oleh tanggapan mereka yang harus didasarkan pada dunia nyata.

Awa juga mengakui motivasi manusia untuk menulis jawaban yang rumit mungkin tidak tinggi.

Di samping itu, ada pertanyaan tambahan tentang "bagaimana Anda mengoperasionalkan kreativitas? Bisakah kita mengatakan bahwa menggunakan tes ini untuk manusia dapat digeneralisasikan ke orang yang berbeda? Apakah ini menilai beragam pemikiran kreatif?"

"Jadi menurut saya hal ini membuat kita harus mengkaji secara kritis ukuran pemikiran divergen apa yang paling populer."

Para penulis juga menyebut mesti mengkaji lebih jauh apakah AI bisa menggantikan kreativitas manusia.

Untuk saat ini, para peneliti melihat bahwa "kemungkinan AI di masa depan untuk bertindak sebagai alat inspirasi, sebagai bantuan dalam proses kreatif seseorang, atau untuk mengatasi keteraturan sebagai hal yang menjanjikan."

[Gambas:Video CNN]

(tim/arh)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat