yoldash.net

Jakarta, Indonesia --

Miliarder Elon Musk tengah dihantam dua badai di dua perusahaan berbeda; kegagalan uji Starship SpaceX dan kepergian para pengiklan di Twitter imbas isu antisemit. Mana yang lebih bikin dia pusing?

Pada Sabtu (18/11), Pesawat antariksa milik SpaceX, Starship, kembali menemui kegagalan dalam uji terbang kedua. Roket Super Heavy, tahap pertama kendaraan yang diproyeksikan membawa kembali manusia ke Bulan itu, meledak tak lama berpisah dari pesawatnya.

Meski demikian, Musk tetap memuji tim SpaceX yang disebutnya mencapai kemajuan dalam uji terbang kedua ini, termasuk mencapai angkasa dan tak merusak landasan.

Lihat Juga : Uji Terbang Starship SpaceX Gagal Lagi, Meledak Usai Roket Terpisah

[Gambas:Twitter]

"Masa depan eksplorasi antariksa cerah," kicau dia, Senin (20/11).

Pada periode yang sama, perusahaan lain miliknya, X alias Twitter, diterpa eksodus pengiklan usai unggahannya terkait teori konspirasi antisemit alias anti Yahudi.

Sejumlah perusahaan besar seperti Apple, Disney, dan IBM disebut menarik iklannya dari X.

Mulanya, Rabu (15/11), Musk membalas postingan konspirasi yang menuduh orang-orang Yahudi mempromosikan kebencian terhadap orang kulit putih.

"Kamu telah mengatakan kebenaran sebenarnya," ujar Musk membalas unggahan itu.

[Gambas:Twitter]

Sejak saat itu, ia berargumen bahwa kritik yang ia maksudkan adalah terhadap kelompok kampanye tertentu, seperti kelompok Liga Anti-Pencemaran Nama Baik (ADL) yang rutin mengkritik kebijakan Musk di Twitter, dan tidak ditujukan pada komunitas Yahudi secara umum.

Dikutip dari The Guardian, masalah ini membuat beberapa merek dan tokoh publik menjauhkan diri dari X, meskipun Musk mengklaim pernyataannya disalahartikan oleh mereka yang ingin merusak kebebasan berbicara dan merusak platformnya.

Selain nama-nama besar tersebut, sejumlah pengiklan seperti Komisi Eropa, Comcast, Paramount TV, dan studio film Lionsgate juga telah membatalkan kampanye promosi di X, atau setidaknya menghentikan sementara hingga pemilik platform tersebut mengklarifikasi posisinya.

Merek-merek besar mulai meragukan langkah mereka beriklan di X sejak Musk mengambil alih Twitter setahun yang lalu, tetapi pecahnya konflik bersenjata di Timur Tengah bulan lalu telah mendorong kepergian mereka.

Pada Kamis (16/11), IBM menjadi perusahaan pertama yang menarik iklannya dari situs tersebut sebagai tanggapan atas investigasi Media Matters, padahal perusahaan komputer tersebut telah berkomitmen untuk menghabiskan US$1 juta untuk beriklan di X di sisa tahun ini.

Musk juga berulang kali dituduh memiliki naluri antisemit. Ia melontarkan serangan publik terhadap miliarder Yahudi, George Soros, dengan membandingkannya dengan penjahat di buku komik dan menyatakan bahwa ia "pada dasarnya membenci kemanusiaan".

Pria kelahiran Afrika Selatan itu pun memilih memuji aktor Mel Gibson yang menyuarakan kebencian antisemit ketimbang mengecamnya.

Ketika protes tentang konten antisemit di X mulai berkembang pada Jumat (17/11), Musk dengan cepat mengumumkan langkah-langkah baru untuk melarang "seruan untuk melakukan kekerasan ekstrem" terhadap Israel.

Dia menjelaskan dalam sebuah postingan bahwa siapa pun yang menggunakan frasa kontroversial "from the river to the sea" di platform tersebut akan ditangguhkan.

Musk juga sempat mem-pin kicauan yang menyimpulkan jawabannya terhadap isu antisemit ini.

"Dengan risiko menyatakan hal yang sudah jelas, siapa pun yang menganjurkan genosida kelompok mana pun akan ditangguhkan dari platform ini," kicaunya, Sabtu (18/11).

Sehari sebelumnya, Linda Yaccarino, CEO X, menyatakan "sangat jelas mengenai upaya kami untuk memerangi antisemitisme dan diskriminasi", dan menambahkan, "Sama sekali tidak ada tempat untuk hal tersebut di mana pun di dunia".

[Gambas:Twitter]

(lom/arh)