yoldash.net

Cerita Gerombolan Kriminal Swedia Cuci Uang Lewat Spotify

Gerombolan kriminal melakukan pencucian uang hasil kejahatan lewat Spotify. Bagaimana kisahnya?
Para gerombolan kriminal Swedia melakukan pencucian uang lewat Spotify. (Foto: AFP/MARTIN BUREAU)

Jakarta, Indonesia --

Spotify mungkin lebih dikenal sebagai platform untuk mendengarkan musik maupun streaming. Namun, ada juga yang memanfaatkannya untuk melakukan tindak pidana pencucian uang.

Praktik tersebut dilakukan oleh gerombolan kriminal yang kerap melakukan teror pengeboman dan penembakan di Swedia beberapa tahun belakangan.

Sumber perputaran uang tersebut berasal dari transaksi narkoba, perampokan, penipuan, dan pembunuh bayaran. Hasil uangnya digunakan untuk membayar streaming Spotify palsu dari lagu-lagu yang diterbitkan oleh artis di platform.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut laporan dari surat kabar Swedia, Svenska Dagblet, artis yang dibayar itu bukan artis sembarangan, melainkan artis yang sudah terafiliasi dengan komplotan tersebut.

Mereka kemudian dibayar oleh platform untuk jumlah streaming yang tinggi. Dengan demikian pundi-pundi yang dihasilkan bisa diambil kembali oleh geng lewat artis terpilih.

ADVERTISEMENT

Surat kabar tersebut mengatakan informasinya telah dikonfirmasi oleh empat anggota geng dari jaringan kriminal yang berbeda di Stockholm, serta seorang penyidik polisi yang tidak disebutkan namanya.

"Saya dapat memastikan 100 persen bahwa hal ini terjadi. Saya sendiri terlibat di dalamnya," kata anggota geng yang enggan disebutkan namanya.

Dia mengatakan gengnya mulai menggunakan Spotify untuk melakukan pencucian uang sejak 2019, ketika rap gangster Swedia menjadi populer di negara itu dan mulai memenangkan penghargaan musik.

"Kami telah membayar orang-orang yang telah melakukan hal ini secara sistematis," katanya.

Ia mengatakan geng-geng tersebut akan mengubah uang kotor mereka menjadi bitcoin, kemudian menggunakan mata uang kripto tersebut untuk membayar orang-orang yang menjual streaming palsu di Spotify.

Mereka "memastikan kami berada di puncak tangga lagu," katanya, menambahkan bahwa streaming palsu juga menyebabkan peningkatan streaming asli.

Streaming yang lebih tinggi menghasilkan pembayaran yang lebih tinggi dari Spotify. Mengumpulkan satu juta streaming menghasilkan sekitar 40.000 hingga 60.000 kronor atau sekitar Rp52 hingga 82 juta.

Petugas polisi investigasi yang tidak ingin disebutkan namanya mengatakan bahwa ia menghubungi Spotify pada 2021 untuk membahas masalah ini, tetapi perusahaan tidak pernah membalas teleponnya.

"Spotify telah menjadi mesin bank bagi para geng. Ada hubungan langsung antara geng dan kekerasan yang mematikan," katanya kepada surat kabar tersebut.

Geng teror bersenjata di Swedia terbilang menjamur belakangan ini. Dikutip dari The Guardian, setidaknya pada 2022 terdapat 90 ledakan dari 101 percobaan bom. Selain itu terjadi 391 penembakan dan 62 kasus di antaranya berakibat fatal.

[Gambas:Video CNN]



(can/dmi)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat