yoldash.net

Pertama di Dunia, Buaya 'Perawan' Terisolasi 16 Tahun Hasilkan Telur

Kasus pertama buaya lahir dari induk perawan terjadi di Kosta Rika. Simak paparan ahli soal cara perkembangbiakannya.
Ilustrasi. Telur-telur buaya di Kosta Rika lahir dari induk perawan. (REUTERS/ALEXANDRE MENEGHINI)

Jakarta, Indonesia --

Seekor buaya betina yang diisolasi selama 16 tahun ditemukan bersama sekumpulan telur. Para ilmuwan mengungkap kasus kelahiran dari induk perawan ini merupakan yang pertama kalinya buaya.

Temuan tersebut berpotensi menjelaskan kemampuan reproduksi dinosaurus, menurut laporan dari LiveScience.

Buaya Amerika (Crocodylus acutus) betina itu mulanya dibawa ke penangkaran pada 2002 saat berusia 2 tahun. Ia ditempatkan di sebuah kandang di Parque Reptilandia, Kosta Rika.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di penangkaran, sang betina tinggal sendirian selama 16 tahun. Pada Januari 2018, sebuah kantung berisi 14 telur ditemukan di dalam kandang.

ADVERTISEMENT

Kemunculan telur dari individu perawan itu dalam dunia ilmiah dikenal sebagai partenogenesis fakultatif (FP). Itu adalah jenis reproduksi aseksual pada spesies yang biasanya berkembang biak secara seksual.

Para ilmuwan telah mendokumentasikan kelainan itu pada burung, hiu, kadal, dan ular di penangkaran.

Sebelum kasus ini, temuan kelahiran dari induk perawan belum pernah tercatat di antara Crocodilia, ordo yang mencakup buaya, aligator, caiman, dan gharial.

Sebagian menetas

Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan pada Rabu (7/6) di jurnal Biology Letters, para peneliti mengatakan tujuh dari 14 telur yang dihasilkan buaya di Kosta Rika berhasil menetas.

Penjaga kebun binatang mengerami telur-telur tersebut, namun tidak menetas. Setelah tiga bulan, mereka membuka telur-telur tersebut.

Isi dari enam telur tersebut "tidak dapat dilihat". Namun, satu telur berisi janin yang terbentuk sempurna meskipun tidak dapat hidup. Analisis genetik menunjukkan bahwa janin itu hampir identik dengan induknya.

Tim yang dipimpin oleh Warren Booth, seorang ahli entomologi di Virginia Tech, Amerika Serikat menulis dalam penelitian tersebut "mengecewakan" karena telur tersebut gagal menetas.

Meski begitu, bukan hal yang aneh jika keturunan yang dilahirkan dengan proses seperti itu mengalami kelainan atau gagal berkembang.

Kondisi FP kemungkinan lebih umum terjadi pada spesies yang berada di ambang kepunahan dan penelitian yang menyelidiki populasi liar dapat mengungkap lebih banyak kasus.

Mereka juga mengatakan bahwa penemuan kelahiran perawan pada buaya berarti FP kini telah ditemukan pada burung, yang merupakan keturunan dinosaurus, dan buaya karena menunjukkan adanya kesamaan asal usul evolusi.

Burung dan buaya adalah perwakilan yang tersisa dari archosaurus, kelompok yang juga mencakup dinosaurus dan pterosaurus.

"Bukti baru ini menawarkan wawasan yang menggiurkan tentang kemungkinan kemampuan reproduksi kerabat arkosaurus yang telah punah, terutama Pterosauria dan Dinosauria," tulis peneliti.

(can/arh)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat