yoldash.net

Studi: Google Raup Untung dari Video Teori Konspirasi Pemanasan Global

Google dituding meraup untung dari video-video teori konspirasi soal pemanasan global di YouTube yang tak ditakedown meski tak sejalan dengan panduan komunitas.
Ilustrasi. YouTube dituding menikmati manisnya konten-konten teori konspirasi. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)

Jakarta, Indonesia --

Raksasa teknologi Google disebut meraup untung dari konten-konten disinformasi pemanasan global di YouTube.

Hal itu diungkap dalam penelitian Koalisi Aksi Iklim Melawan Disinformasi (CAAD), kelompok yang mencakup lebih dari 50 organisasi nirlaba.

Para peneliti mengidentifikasi 200 video YouTube yang berisi misinformasi dan disinformasi tentang iklim dengan total 73,8 juta penayangan (view) per 17 April 2023.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Semua video itu, kata CAAD, menampilkan iklan, termasuk dari brand seperti Costco, Politico, dan Tommy Hilfiger. Selain itu, konten-konten tersebut berisi penolakan langsung terhadap sains tentang iklim yang pada dasarnya melanggar kebijakan YouTube sendiri.

ADVERTISEMENT

"YouTube mendapat untung dari iklan di video disinformasi iklim dengan puluhan juta penayangan," kata CAAD dalam keterangannya.

"Google harus berhenti mengambil keuntungan dari disinformasi iklim di YouTube dan di tempat lain," lanjut lembaga itu, tanpa merinci angka keuntungan yang diduga didapat perusahaan.

Selain itu, koalisi sipil AS ini juga mengungkap YouTube "mendapat untung dari lebih banyak disinformasi iklim yang berada di luar definisi sempitnya."

Hal itu didapat dari 100 video YouTube lainnya tentang misinformasi dan disinformasi iklim. Video-video ini mengumpulkan total 55 juta view dan mendapat iklan dari merek populer termasuk Nike, Hyundai, dan Emirates.

Video-video tersebut di antaranya menjelaskan soal sanggahan tentang bukti perubahan iklim, seperti emisi gas rumah kaca yang dilepaskan ke atmosfer bukan berasal dari pembakaran bahan bakar fosil.

Contoh lainnya adalah klaim bahwa tidak ada hubungan antara CO2 dan suhu Bumi, histeria iklim dituding salah satu perubahan citra atau kuda Troya untuk anti-kulit putih tirani komunis anti-Barat.

"Sains soal perubahan iklim bukan ilmu sama sekali," Naomi Seibt dari The Heartland Institute, wadah pemikir konservatif yang menolak konsensus ilmiah tentang perubahan iklim, dalam salah satu videom dikutip dari The Verge.

"Saya percaya, sayangnya, tujuannya adalah untuk mempermalukan umat manusia. Alarm perubahan iklim pada intinya adalah ideologi anti-manusia yang sangat tercela," cetusnya.

Bukti ilmiah tentang perubahan iklim sudah jelas dan nyata. Fenomena global ini disebabkan oleh emisi gas rumah kaca dari bahan bakar fosil, seperti BBM dan batu bara.

Hal tersebut memanaskan Bumi hingga memicu cuaca ekstrem lebih sering dan naiknya permukaan laut yang bisa membuat wilayah pesisir tenggelam.

Ingkar janji

Konten-konten itu sendiri mencakup tema menyesatkan yang termasuk dalam parameter Google untuk konten yang menolak untuk dimonetisasi.

"Penelitian berulang oleh Center for Countering Digital Hate menunjukkan bahwa Google telah berulang kali mengingkari janjinya untuk tidak mengambil untung dari iklan di konten penolakan iklim," tutur CAAD.

Apa buktinya?

- Studi menunjukkan bahwa 63 persen artikel penyangkalan soal iklim populer masih memuat iklan Google.

- Google mengizinkan Daily Wire untuk menjalankan iklan pada pencarian untuk "perubahan iklim adalah tipuan".

- Video YouTube yang mempromosikan penolakan iklim dengan jutaan penayangan masih memiliki iklan.

"Google harus mulai menegakkan janjinya untuk tidak mengambil keuntungan dari penolakan iklim, di YouTube dan pada platform iklan lainnya."

Merespons hal itu, Google mengaku sudah meninjau daftar video dalam kumpulan data dan menghapus iklan dari video yang melanggar kebijakannya dalam hal perubahan iklim.

"Sementara kami menegakkan kebijakan ini dengan ketat, penegakan kami tidak selalu sempurna, dan kami terus berupaya meningkatkan sistem kami untuk mendeteksi dan menghapus konten yang melanggar kebijakan dengan lebih baik," kata manajer komunikasi kebijakan Google Michael Aciman via email, dikutip dari The Verge.

Setelah menerima tanggapan Google tersebut, halaman video The Heartland Institute di YouTube dan masih menayangkan iklan preroll untuk kampanye kepresidenan Joe Biden.

(can/arh)


[Gambas:Video CNN]

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat