yoldash.net

Paradoks Lubang Hitam Stephen Hawking Terpecahkan, Cek Solusinya

Sejumlah pakar telah menemukan solusi terhadap masalah fisika yang berkaitan dengan lubang hitam yang disebut Paradoks Hawking.
Sejumlah pakar telah menemukan solusi dari masalah radiasi Hawking yang berkaitan dengan lubang hitam. (iStockphoto/Elen11)

Jakarta, Indonesia --

Sejumlah pakar telah menemukan solusi terhadap permasalahan di dunia fisika yang disebut radiasi Hawking (Hawking Radiation) tentang lubang hitam.

Menurut Hawking, radiasi secara perlahan 'bocor' dari lubang hitam dalam bentuk energi panas. Hal tersebutlah yang dikatakan radiasi Hawking. Namun karena sifat alamiah panasnya, radiasi tersebut tidak membawa informasi apa pun.

Itu artinya, ketika lubang hitam berevaporasi, ia secara tertata menghancurkan informasi soal bintang-bintang yang membuatnya. Hal itu berlawanan dengan hukum mekanika kuantum yang mengatakan, informasi tidak dapat dihancurkan dan tahap final dari sebuah obyek bisa menguak petunjuk dari tahap awalnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Permasalahan tersebut menjadi pusat perhatian para kosmolog selama berpuluh-puluh tahun dan dikenal dengan sebutan paradoks informasi Hawking "Hawking information paradox".

ADVERTISEMENT

Namun, dalam riset yang dipublikasikan di jurnal Physics Letter B, sejumlah pakar tampaknya telah menemukan solusi dari masalah tersebut.

"(Riset ini) adalah kepingan terakhir untuk paradoks tersebut karena sekarang kami mengerti dengan pasti fenomena fisikal di mana informasi menyelamatkan diri dari lubang hitam yang perlahan rusak," tulis pemimpin studi ini, Xavier Calmet, profesor fisika dari University of Sussex.

Dalam risetnya, Calmet mengusulkan sebuah modifikasi terhadap radiasi hawking yang membuatnya 'non-termal' sehingga dapat membawa informasi bersamanya keluar dari tahap final lubang hitam.

Calmet menambahkan, kendati lubang hitam pada tahap finalnya merupakan sebuah obyek yang sederhana, bintang asli yang melahirkannya merupakan obyek astrofisikal yang kompleks.

Obyek itu terdiri dari amalgam kompleks dari proton, elektron, dan neutron yang bergabung untuk membentuk elemen yang membangun komposisi kimiawi dari bintang tersebut.

Calmet telah melakukan studi terhadap teori Hawking sejak 2021 bersama dengan koleganya, Steve Hsu, profesor fisika teori di Michigan State University.

Dalam studi sebelumnya yang dipublikasikan pada Maret 2022, Calmet dan timnya berpendapat, lubang hitam benar-benar memiliki 'rambut kuantum' dalam bentuk cetakan kuantum yang unik dalam medan gravitasi yang mengelilinginya.

Namun dalam studi terbarunya, tim tersebut memeriksa ulang kalkulasi Hawking yang dibuat pada 1976. Kali ini, mereka melibatkan efek dari gravitasi kuantum, sesuatu yang tidak dilakukan Hawking sebelumnya.

"Meskipun koreksi gravitasi kuantum ini sangat kecil, mereka sangat penting untuk penguapan lubang hitam," kata Calmet.

"Kami dapat menunjukkan bahwa efek ini memodifikasi radiasi Hawking sedemikian rupa sehingga radiasinya menjadi non-termal. Dengan kata lain, memfaktorkan gravitasi kuantum, radiasi dapat mengandung informasi." ujarnya menambahkan.

Meskipun 'rambut kuantum yang ada dalam riset Calmet dan Hsu sebelumnya masih merupakan konsep matematis, tim mereka kini telah mengidentifikasi fenomena fisik yang tepat di mana informasi lolos dari lubang hitam melalui radiasi Hawking, dan bagaimana hal itu dapat diterima oleh pengamat luar.

Saat ini, hal tersebut masih belum mungkin dilakukan karena dibutuhkan instrumen yang sangat sensitif untuk mengukur radiasi Hawking yang masih benar-benar teoretis. 

(lth/lth)


[Gambas:Video CNN]

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat