yoldash.net

Pakar Ungkap Perkembangan Otak Cumi-cumi dan Manusia Mirip, Kok Bisa?

Lewat sejumlah pengamatan terhadap embrio cumi-cumi dengan kamera beresolusi tinggi.
Pakar ungkap perkembangan otak cumi-cumi dan manusia mirip. (iStockphoto/Choon Yee Yap)

Jakarta, Indonesia --

Para peneliti baru-baru ini mengungkap perkembangan otak cumi-cumi memiliki kemiripan dengan manusia. Namun, persamaan ini tidak berarti keduanya berasal dari satu nenek moyang.

Dalam sebuah studi yang diterbitkan pada 5 Desember 2022 di jurnal Current Biology, para peneliti mengungkap otak Sefalopoda (cephalopod) atau kelas hewan laut yang meliputi gurita, cumi-cumi, dan sotong tumbuh sama seperti manusia.

Para peneliti menyebut meski evolusi keduanya berjarak 500 juta tahun, cetak biru dasar tentang bagaimana otak kompleks dan sistem saraf berkembang pada tingkatan spesies mungkin sama.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mereka mengungkap hal tersebut dengan menggunakan kamera beresolusi tinggi yang berfokus pada retina embrio cumi-cumi sirip panjang (Doryteuthis pealeii).

ADVERTISEMENT

Studi tentang kecerdasan sefalopoda sendiri telah lama menjadi daya tarik di kalangan ahli biologi. Pasalnya, tak seperti kebanyakan invertebrata, hewan ini memiliki ingatan yang luar biasa.

Sefalopoda diketahui dapat menggunakan alat untuk memecahkan masalah; unggul dalam kamuflase; bereaksi dengan rasa ingin tahu dan kebosanan; serta dapat bermimpi.

Studi tersebut mengungkap bahwa bagian penting dari formula untuk kecerdasan tingkat lanjut tetap sama.

"Kesimpulan kami mengejutkan karena banyak dari apa yang kami ketahui tentang perkembangan sistem saraf pada vertebrata telah lama dianggap eksklusif untuk garis keturunan itu," kata Kristen Koenig, penulis senior studi sekaligus ahli biologi molekuler di Universitas Harvard, seperti dikutip Live Science.

"Dengan mengamati fakta bahwa prosesnya sangat mirip, yang ditunjukkan kepada kita adalah bahwa kedua [garis keturunan] ini secara mandiri mengembangkan sistem saraf yang sangat besar dengan menggunakan mekanisme yang sama untuk membangunnya," katanya menambahkan

Hal itu menunjukkan bahwa mekanisme itu yang hewan-hewan gunakan selama pengembangan mungkin penting untuk membangun sistem saraf yang besar," tambahnya.

Lebih lanjut, untuk mempelajari otak embrio cumi-cumi yang sedang berkembang, para ilmuwan menggunakan pewarna fluoresen untuk menandai jenis sel khusus yang disebut sel progenitor saraf. Mereka melakukannya, sebelum mempelajari bagaimana hewan-hewan itu berkembang dengan jepretan reguler 10 menit dari kamera mikroskop.

Kamera ini mengamati retina, tempat kira-kira dua pertiga jaringan saraf cumi-cumi ditemukan.

Hasilnya, sama seperti pada vertebrata, para peneliti melihat sel-sel nenek moyang cumi-cumi mengatur diri mereka sendiri menjadi struktur yang disebut epitel semu (pseudostratified epithelium).

Struktur ini merupakan struktur panjang dan padat yang terbentuk sebagai langkah penting dalam pertumbuhan jaringan yang besar dan kompleks.

Kemudian, para peneliti mencatat bahwa ukuran, penataan, dan pergerakan inti struktur sangat mirip dengan epitel saraf yang sama pada vertebrata. Epitel saraf ini sebelumnya dianggap sebagai sesuatu yang unik yang memungkinkan hewan bertulang belakang memiliki otak dan mata yang canggih.

Lihat Juga :

Usai studi ini, tim peneliti ingin melihat bagaimana dan kapan berbagai jenis sel dalam cumi-cumi muncul saat jaringan tumbuh dan membandingkan proses tersebut dengan yang ada pada embrio vertebrata. Jika cetak biru pertumbuhannya sama, maka kemungkinan jadwalnya kemunculan sel juga bisa sama.

"Salah satu pelajaran besar dari studi ini adalah betapa berharganya mempelajari keragaman kehidupan," kata Koenig.

"Dengan mempelajari keragaman ini, Anda benar-benar dapat kembali ke ide mendasar bahkan tentang perkembangan kita (manusia) sendiri," lanjutnya.

[Gambas:Video CNN]

(lom/lth)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat