yoldash.net

Apa yang Terjadi Dengan Layar Samsung Lipat Usai Setahun Dipakai?

Samsung termasuk merek yang getol mengeluarkan ponsel lipat. Bagaimana kondisi ponsel lipat pabrikan Korea Selatan itu setelah dipakai satu tahun?
Samsung Z Fold 4 dan Galaxy Flip 4 Foto: Samsung Electronics/Handout via REUTERS

Jakarta, Indonesia --

Ponsel yang dapat dilipat masih merupakan perangkat yang jarang dan belum terbukti 'bandel'. Lantas, apa yang terjadi dengan layar ponsel lipat Samsung usai setahun dipakai?

Reviewer Sam Rutherford membagikan pengalamannya memakai Samsung Z Fold 2 dan 3. Ia menemukan Fold 2 agak sedikit mengecewakan di bagian pelindung layarnya (screen protector) setelah pemakaian kurang lebih 10 bulan.

"Pada dasarnya, masalah terbesar untuk saya di Z Fold 2 bukanlah lipatannya melainkan pelindung layar yang sudah terpasang menutupi perangkatnya. Saya menemukan masalah itu ketika meninjau Z Fold 2 dan seperti yang diduga, peindung layarnya mulai terkelupas dari layar, menyebabkan gelembung di antaranya dan layar itu sendiri," tulis Rutherford di Gizmodo. 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rutherford menambahkan pada mulanya hal itu tidak menjadi masalah. Namun setelah berulang kali melipat ponselnya, debu-debu mulai menyelinap di bawah pojok pelindung layar itu ketika ponsel tersebut dilipat "Yang melemahkan perekatnya dan pada akhirnya gelembung itu muncul di mana-mana," tulisnya.

ADVERTISEMENT

Menurut Rutherford masalah lain yang terdapat pada Z Fold 2 adalah kamera swafoto interiornya plus kurangnya fitur ketahanan air (water resistance) pada perangkat tersebut. Rutherford menilai hal itu tidak sebanding dengan harga yang ditawarkan Z Fold 2 (di pasar online, harga Samsung Z Fold 2 varian 256 GB mencapai Rp15 juta).

Namun demikian Rutherford merasa Samsung Z Fold 2 tetap punya nilai plus. Beberapa di antaranya adalah dimensi yang tipis plus ketahanan baterai 4500 mAh yang dimilikinya.

Setelah mencoba Z Fold 2, Rutherford lalu beralih ke Z Fold 3. Pada Z Fold 3, Rutherford menyadari adanya fitur water resistance yang terpasang lewat serangkaian kejadian yang melibatkan putranya. "Ponsel saya telah dikencingi, dimuntahi, dan terkena cipratan susu, namun perangkat itu baik-baik saja. Ponsel ini juga telah digigiti berulang kali, namun tidak menyebabkannya cacat," tulis Rutherford di Engadget.

"Jadi, sementara penambahan water resistance di ponsel lipat Samsung mungkin tidak mengejutkan, karena itu sudah ada di ponsel lain sejak lama, fitur tersebut menjadi peningkatan yang besar untuk penggunaan sehari-hari," tulisnya lagi.

Sayangnya, masalah yang sama terulang di Z Fold 3 dalam kasus Rutherford. Hal itu diketahuinya saat mendengar suara 'krak' dari ponsel tersebut ketika musim dingin berlangsung. "Pada awalnya saya takut hal terburuk, mengira mungkin sampul luar layarnya tergores atau bagian penting di dalam ponsel itu rusak. Tetapi setelah inspeksi lebih jauh, saya menyadari ada garis di lipatan itu seolah-olah protektornya telah dicopot atau direnggangkan," tulis Rutherford.

Setelah satu tahun memakai Z Fold 3, gelembung-gelembung yang muncul akibat celah antara protektor dengan layar semakin banyak. Menurut Rutherford, hal yang sama dialami pengguna Z Fold lain mereka menyarankan agar penggantian screen protector itu dilakukan lewat gerai resmi.

Ia pun menilai jika masalah yang sama muncul pada seri Fold berikutnya, hal itu akan sangat mengganggu para pengguna. "Tanpa pembaruan yang radikal terhadap konstruksi layarnya, ponsel Z generasi selanjutnya mungkin akan menderita hal yang sama yang membuat pengguna terganggu, karena harus duduk berjam-jam untuk menyelesaikan sesuatu yang akan terjadi lagi," tulisnya.

Di sisi lain, Samsung dalam rilis resminya menyebut akan peningkatan dalam pertumbuhan penjualan ponsel lipat menjadi 16 juta dari semula 9 juta pada tahun lalu. "Kami memprediksi 73 persen pertumbuhan Year on Year menjadi 16 juta unit pada 2022," tulis Samsung.

Dari tiga merek yang bermain di segmen ponsel lipat, Samsung masih menguasai 62 persen pasar, diikuti oleh Huawei (16 persen), Oppo (3 persen), dan merek lain (18 persen).

"Samsung telah memimpin pasar sejak awal dan kami kira dominasi mereka akan terus berlanjut untuk beberapa waktu. Huawei, Oppo, Xiaomi, dan Vivo baru memperkenalkan ponsel lipatnya, tetapi pasar mereka terbatas di China. Motorola mungkin satu-satunya penantang di pasar seperti di AS sekarang," kata Analis Senior, Jene Park.

[Gambas:Video CNN]

(can/lth)


[Gambas:Video CNN]

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat