Bocorkan Data Peretasan CIA ke WikiLeaks, Insinyur AS Divonis Bersalah
Eks insinyur CIA Joshua Schulte divonis bersalah atas sembilan dakwaan berkaitan dengan kebocoran data terbesar dalam sejarah lembaga intelijen AS itu. Schulte disebut membongkar data-data kepada WikiLeaks pada 2017.
Dikutip dari The Verge, data dan informasi yang dibagikan Schulte yang disebut Vault 7 itu berisikan taktik dan ekploitasi yang dilakukan CIA terhadap komputer, iPhone, ponsel Android, dan bahkan Smart TV Samsung milik targetnya.
Pada 2020, pemerintah AS sebetulnya sudah berusaha untuk menuntut Schulte. Hal itu tidak berhasil setelah jaksa hanya memvonis Schulte dengan tuduhan penghinaan terhadap pengadilan dan berbohong kepada penyidik biro penyelidik federal (FBI), namun menolak sisa gugatan lainnya.
Mengutip CNN, Schulte bekerja di CIA di bagian Center for Cyber Intelligence sebagai insinyur komputer. Di sana, ia membangun perangkat siber yang bisa mengambil data tanpa terdeteksi dari sebuah komputer.
Lewat perangkat itu, Schulte memiliki akses kepada beberapa perangkat intelijen paling berharga milik negara yang biasa dipergunakan untuk melawan organisasi teroris.
Jaksa Distrik Selatan New York, Damian Williams mengatakan, Schulte sengaja mengumpulkan perangkat itu dan menyediakannya untuk WikiLeaks.
"Ketika Schulte mulai benci kepada CIA, dia secara rahasia mengumpulkan perangkat itu dan menyediakannya untuk WikiLeaks," kata Williams.
"Itu membuat beberapa alat intelijen paling berharga negara diketahui publik dan pada akhirnya musuh negara," ujarnya menambahkan.
Kebencian Schulte kepada CIA diduga bermula pada 2015 ketika dia mulai berseteru dengan manajemen dan rekan kerja. Menurut pihak investigator, kebencian itu muncul ketika CIA ingin merekrut kontraktor untuk membuat perangkat siber yang mirip dengan yang dibuat oleh Schulte.
Schulte keluar dari CIA pada November 2016. Pada Maret 2017, WikiLeaks pertama kali membocorkan data yang disebut Vault 7 tersebut.
Ketika itu, WikiLeaks menyebut data diperoleh lewat sumber anonim yang khawatir tentang CIA yang telah melewati wewenangnya. Schulte ditangkap pada 2017 dengan tuduhan awal yakni pornografi anak.
Beberapa bulan kemudian, Schulte didakwa bersalah atas kebocoran data. Sejak saat itu, Schulte mendekam di penjara.
(lth/arh)Terkini Lainnya
Daftar Bahaya yang Mengancam Penggunaan GB WhatsApp
1 Juta Data Penduduk China Diduga Bocor di Dark Web, Rekor Terbesar
Risiko WFH Kata Kaspersky: Serangan Siber ke Akses Remote Naik Drastis
Data Perusahaan Favorit Penjahat Siber di Dark Web: Akses Remote
5 Cara Mengetahui Data Bocor atau Tidak di Dark Web, Cek Sekarang
Jokowi Respons Desakan Menkominfo Mundur Usai PDNS Dibobol Hacker
Pakar Jelaskan Skema Bisnis Ransomware LockBit 3.0 yang Serang PDNS
Deret Layanan Terdampak Peretasan Pusat Data Nasional