yoldash.net

Viral Video Kambing Bercinta Sesama Jenis, Pakar Jelaskan Sebabnya

Video viral kambing berperilaku seks sesama jenis merupakan contoh paradoks evolusi yang diduga terkait kepentingan ikatan komunitas dan kepuasan.
Ilustrasi. Perilaku seks sejenis banyak terjadi di dunia mamalia. (Foto: CNN Indonesia/Bisma Septalisma)

Jakarta, Indonesia --

Cuplikan video yang beredar di media sosial merekam sejumlah kambing, yang diduga merupakan hewan kurban, bercinta sesama jenis. Para pakar menilai ini sebagai "paradoks evolusi".

Hewan, terutama mamalia, biasanya sering kawin dengan lawan jenis (different-sex sexual behavior/DSB) berkali-kali untuk menghasilkan keturunan demi kelangsungan spesies. Namun, seringkali mereka terlibat dalam perilaku seksual dengan individu dari jenis kelamin yang sama (same-sex sexual behaviour/SSB).

Perilaku seksual sesama jenis itu dapat mencakup misalnya berpacaran melalui kicauan dan memberi sinyal, menjilati alat kelamin atau melepaskan sperma. Hal ini teramati pada lebih dari 1.500 spesies hewan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Beberapa perilakunya pun teramati warganet di video yang beredar di timeline Twitter, terutama di seputar periode kurban. 

Dalam  beberapa dekade terakhir, banyak hipotesis telah diajukan dan diuji untuk memahami mengapa hewan terlibat dalam perilaku seksual ini, yang tidak secara langsung mengarah pada reproduksi.

ADVERTISEMENT

Dalam penelitian yang diterbitkan di jurnal Nature Ecology and Evolution, hipotesis yang umum diajukan adalah bahwa fenomena SSB merupakan "paradoks evolusi". Pasalnya, fenomena ini bertahan tanpa secara jelas berkontribusi pada kelangsungan hidup hewan atau keberhasilan reproduksi.

Sebagai sebuah 'paradoks', SSB diasumsikan oleh para ahli biologi 'sangat mahal' sehingga harus menghasilkan manfaat yang luar biasa bagi spesies atau sebaliknya tidak dapat dimusnahkan oleh seleksi alam.

Paul Vasey, profesor perilaku hewan di University of Lethbridge, Alberta, Kanada, mengatakan hewan yang terlibat dalam seksual sejenis hanya untuk kepuasan seksual.

"Mereka terlibat dalam perilaku karena itu memuaskan secara seksual atau menyenangkan secara seksual. Mereka hanya menyukainya. Itu tidak memiliki hasil adaptif apa pun," ujarnya.

Monyet Jepang dan Afrika

Profesor biologi di Georgia State University Matthew Grober menjelaskan spesies kera Jepang yang juga melakukan seksual sesama jenis, sama-sama mencari kesenangan saja, bukan untuk reproduksi.

"Jika [seks] tidak menyenangkan, kita tidak akan punya anak. Jadi saya pikir mungkin kera Jepang mengambil aspek kesenangan dari seks dan benar-benar menikmatinya," ujar dia, dikutip dari National Geographic.

Senada, Bonobo, kera Afrika yang berkerabat dekat dengan manusia, bahkan memiliki nafsu seksual yang lebih besar. Studi menunjukkan 75 persen dari seks bonobo adalah non-reproduktif dan hampir semua bonobo adalah biseksual.

Frans de Waal, penulis 'Bonobo: The Forgotten Ape', menyebutkan spesies ini sebagai primata "bercinta, bukan berperang". Dia percaya bonobo menggunakan seks untuk menyelesaikan konflik antar-individu.

Hewan lain yang melalui fase SSB sebelum menjadi dewasa sepenuhnya adalah anak lumba-lumba jantan sering membentuk pasangan seksual sementara, yang diyakini para ilmuwan membantu membangun ikatan seumur hidup, dikutip National Geographic.

Robin Dunbar adalah profesor psikologi evolusioner di University of Liverpool, Inggris, mengatakan kasus bonobo terkait pula dengan ikatan sosial sebagaimana yang terjadi pada manusia.

"Salah satu argumen utama untuk perilaku homoseksual manusia adalah bahwa hal itu membantu ikatan kelompok laki-laki bersama-sama, terutama di mana sekelompok individu bergantung satu sama lain, sebagai mereka mungkin sedang berburu atau berperang."

Misalnya, pasukan Sparta di era Yunani kuno, mendorong homoseksualitas di antara pasukan elite mereka.

"Mereka memiliki keyakinan yang tidak masuk akal bahwa individu akan bertahan dan melakukan segala upaya untuk menyelamatkan orang lain jika mereka memiliki hubungan kekasih," tandas Dunbar.

[Gambas:Video CNN]

(ttf/arh)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat