yoldash.net

Mengapa Manusia Menggigil Saat Kedinginan?

Menggigil dan gigi gemeletuk adalah respons tubuh untuk tetap menghasilkan panas ketika suhu sekitar menjadi dingin.
Menggigil dan gigi gemeletuk adalah respons tubuh untuk tetap menghasilkan panas ketika suhu sekitar menjadi dingin. (Thinkstock/rene sedney)

Jakarta, Indonesia --

Ketika suhu udara menurun dan menjadi dingin, Anda menggigil dan gigi Anda bergemeletuk. Kenapa itu terjadi?

Gigi bergemeletuk adalah refleks tubuh untuk merespon suhu dingin. Meskipun nampaknya tak terlalu efektif, tetapi refleks tersebut terjadi untuk menghasilkan panas agar tubuh Anda tetap hangat.

Tubuh perlu menjaga suhu intinya, yakni sekitar 37 derajat celcius. Jika suhu tubuh mengalami penurunan, seseorang bisa mengalami hipotermina yang menyebabkan organ-organ di dalam tubuh tidak bisa bekerja maksimal, termasuk aliran darah yang membeku.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dokter darurat dari Lenox Hill Hospital di New York City, Robert Glatter, mengatakan kepada Live Science bahwa reaksi tubuh untuk mencegah hipotermia yakni otak memonitor tingkat panas tubuh.

ADVERTISEMENT

Jika permukaan kulit menjadi terlalu dingin, reseptor kulit mengirim sinyal ke hipotalamus, kelenjar di otak yang mengatur sistem hormon.

Fungsi hipotalamus seperti dijelaskan Klinik Cleveland adalah menjaga keseimbangan tubuh supaya tetap stabil atau biasa disebut homeostasis dengan membantu mengontrol suhu tubuh, tekanan darah, rasa lapar, haus, suasana hati dan tidur.

Dictionary.com mendefinisikan homeostasis sebagai kecenderungan tubuh mencari dan mempertahankan kondisi keseimbangan atau keseimbangan dalam lingkungan internalnya, bahkan ketika berhadapan dengan perubahan eksternal.

Sebab itu, tidak peduli seberapa panas atau dingin lingkungan eksternal, tubuh Anda akan bekerja menjaga suhu internal kurang lebih sama.

Karena panas selalu mengalir dari benda panas ke benda dingin, ketika tubuh Anda yang hangat terkena udara dingin, panas dari tubuh Anda akan mengalir ke udara. Ketika udara sangat dingin, itu akan menghilangkan panas tubuh yang menyebabkan Anda merasa dingin.

Sebagai bagian dari proses homeostasis, menggigil adalah salah satu cara tubuh Anda mencoba menghasilkan lebih banyak kehangatan dan menebus semua panas yang hilang karena udara dingin.

Peneliti di Oregon Health & Science University mengungkapkan respons hipotalamus ketika tubuh Anda kedinginan adalah menggigil. Selama menggigil, otot rangka yang terhubung ke kerangka yang membantu menggerakkan tubuh berulang kali mengencang dan mengendur dengan cepat.

Kontraksi dan ekspansi ini mungkin tidak hanya membuat anggota tubuh Anda gemetar tetapi juga menyebabkan otot rahang Anda berkedut, "membuat gigi Anda bergemeletuk," kata Glatter.

Britannica menambahkan kontraksi otot tersebut akan mengeluarkan energi kimia di mana sebagian energi ini diubah menjadi gerak dan sebagian besar hilang sebagai panas. Menggigil bergantung pada proses ini untuk menghangatkan tubuh.

Menggigil berbeda dari jenis gemetar lain yang mungkin dialami tubuh Anda. Misalnya, getaran yang dapat dihasilkan dari situasi bahaya atau menakutkan.

Adrenalin membuat otot siap berkontraksi, dalam konteks ini adalah efek dari sisa adrenalin yang mengalir melalui pembuluh darah ke seluruh tubuh.

"Menggigil dalam posisi ini akan mengeluarkan respons ke tubuh untuk memproduksi adrenalin yang dirancang untuk membuat kita siap merespons ancaman dengan membuat kita siap beraksi untuk menghadapinya, lari atau melawan," ujar Glatter.

"Hipoglikemia, atau gula darah rendah juga menyebabkan pelepasan adrenalin. Hal ini dapat mengakibatkan gemetar, detak jantung yang cepat, kecemasan, berkeringat dan kelaparan," imbuhnya.

Menggigil juga berbeda dari tremor, jenis gemetar yang kadang terlihat pada gangguan neurologis seperti penyakit Parkinson. Dijelaskan Glatter, tremor adalah kontraksi otot yang tidak disengaja dan menghasilkan jenis gerakan gemetar.

Tremor biasanya terjadi di tangan, tetapi juga dapat menyebabkan gerakan kaki, kepala, dan seluruh tubuh. Tremor terjadi karena kelainan di area otak yang mengontrol pergerakan otot.

(ttf/fea)


[Gambas:Video CNN]

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat