yoldash.net

Tips Hindari Gagal Paham Cara Mengerem Motor

Jangan sampai gagal paham cara mengerem sepeda motor membuat Anda berada dalam kondisi berbahaya berisiko kecelakaan.
Ilustrasi. Jangan sampai gagal paham cara mengerem sepeda motor membuat Anda berada dalam kondisi berbahaya berisiko kecelakaan. (iStockphoto/Nikodash)

Jakarta, Indonesia --

Selain perlu memahami caranya ngegas saat mengendarai sepeda motor, Anda juga wajib mengerti bagaimana mengerem. Gagal paham soal pengereman dapat menyulut kecelakaan lantaran momen krusial ini cuma perlu sepersekian detik buat menyelamatkan Anda.

Di Indonesia saat ini human error merupakan penyebab utama kecelakaan motor. Suzuki Indomobil Sales (SIS) dalam keterangan resminya menjelaskan bahwa Korps Lalu Lintas Kepolisian (Korlantas) menunjukkan data 76 persen kasus kecelakaan di Indonesia melibatkan sepeda motor.

Penyebab tertinggi kecelakaan karena gagal menjaga jarak aman dan kecerobohan ketika berkendara, termasuk mengabaikan etika dan peraturan berkendara.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Agar mengurangi risiko kecelakaan, SIS memberi tips pengereman secara aman:

1. Posisi motor tetap lurus saat pengereman

ADVERTISEMENT

Ketika berkendara, postur berkendara yang tepat adalah duduk tegak dan rileks, serta kedua tangan memegang kendali setang kemudi dengan siku sedikit dibengkokkan agar mempunyai kontrol lebih saat mengendalikan motor.

Ketika berada pada situasi tidak terduga dan diperlukan pengereman, jaga arah roda motor tetap lurus dan keseimbangan terjaga serta memastikan traksi ban tetap maksimal saat pengereman.

2. Jangan panik dan terapkan teknik pengereman berkala

Ketika situasi darurat, perlu diingat pengereman harus dilakukan bertahap. Misalnya, menarik tuas rem depan disusul tuas rem belakang secara bertahap dan interval konstan agar kecepatan motor menurun bertahap tanpa mengunci roda atau menghindari kampas rem menjadi panas.

3. Ketahui interval waktu mengambil keputusan di jalan

Anda bakal punya waktu lebih banyak untuk mengambil keputusan ketika ideal menjaga jarak dengan kendaraan lain.

Umumnya jarak pandang mata normal sejauh 30 meter. Jarak tersebut adalah ukuran ideal agar punya waktu mendeteksi, memprediksi dan mengambil keputusan ketika menghadapi tantangan saat berkendara.

Saat kondisi jalan normal, seseorang dapat merespon kondisi mulai dari menangkap sinyal hingga melakukan pengereman dalam waktu lebih cepat dibandingkan kondisi tidak terduga.

4. Sadar kondisi sekitar dan jaga jarak aman

Menurut TMC Polda metro Jaya, semakin rendah kecepatan berkendara semakin kecil jarak yang harus diterapkan, begitu sebaliknya. Misalnya kecepatan 30 km per jam maka jarak aman adalah 30 meter, sedangkan kecepatan 80km per jam jarak aman adalah 80 meter.

5. Pastikan kondisi tubuh prima

Kegagalan merespons bahaya di jalan bisa disebabkan kondisi pengendara kelelahan. Agar menghindari kelelahan sebelum dan saat perjalanan, sebaiknya pengemudi melindungi diri dari cuaca dengan pakaian yang melindungi dari paparan angin dan matahari langsung.

Hindari berkendara saat larut malam, dan tidak mengonsumsi obat-obatan yang mempunyai efek samping pada tubuh. Apabila pengendara merasa mengantuk disarankan istirahat sejenak.

6. Lakukan pemeriksaan ringan sebelum berkendara

Sebelum melakukan perjalanan, motor yang digunakan pada aktivitas harian perlu perhatian berkala khususnya pada alat kendali dan ban. Saat awal berkendara lakukan tes pengereman depan dan belakang untuk memastikan tiap rem dapat menghentikan motor dengan baik ketika melaju.

Periksa pula tekanan dan tapak ban setiap minggunya untuk mengantisipasi risiko akibat ban yang telah berdegradasi kualitas. Pemilik motor juga dianjurkan untuk service berkala motornya pada bengkel resmi.

(bil/fea)


[Gambas:Video CNN]

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat