Pengamat: Uji Kir Bus Pariwisata Jauh dari Pantauan Pemerintah
Direktur Eksekutif Institut Studi Transportasi (Instran) Deddy Herlambang mengatakan sulit mengawasi status uji kir bus pariwisata karena kendaraan jenis ini tidak masuk terminal dan tidak memiliki trayek tetap.
Menurut Deddy saat ini banyak bus pariwisata yang status uji kirnya tak aktif atau mati karena kendaraan sewaan tersebut rata-rata memang tidak pernah melakukan uji kir dan tak kerap luput pengawasan pemerintah.
Lihat Juga : |
"Karena bus-bus pariwisata ini tidak pernah masuk terminal, jadi jauh dari pantauan pemerintah dalam hal ini Kementerian Perhubungan atau Dishub (Dinas Perhubungan) setempat, kalau izin trayeknya pariwisata, biasanya mereka melakukan perizinan di Dishub setempat," ujar Deddy, Minggu (13/05).
Deddy mengatakan kecelakaan yang terjadi pada bus pariwisata pengangkut pelajar SMK Lingga Kencana Depok di Ciater, Subang, Jawa Barat, pada hari Sabtu (11/5), karena rem blong, bukanlah hal yang langka terjadi di Indonesia.
Kata dia kebanyakan penyebab kecelakaan bus adalah rem blong, ban tipis, kampas rem atau kompresi yang bermasalah.
Semua ini dikatakan dapat dicegah bila bus pariwisata secara rutin melakukan uji kelaikan yang memang diwajibkan dalam Peraturan Menteri Perhubungan No.PM 19 tahun 2021 tentang Pengujian Berkala Kendaraan Bermotor.
Bus yang ditumpangi rombongan pelajar SMK Lingga Kencana Depok tercatat diproduksi pada 2006, tetapi bodinya tercatat dicat ulang dua kali, agar terlihat seperti baru.
Selain itu, Bus Trans Putera Fajar dengan nomor polisi AD 7524 OG itu juga telah melewati masa berlaku uji berkala sejak Desember 2023.
"Kalau kondisi bus memang belum begitu lama, tetapi kalau masalah kir, itu kan 6 bulan, bus ini sudah terlambat dan busnya sudah pergantian cat dua kali. Jadi ya memang ada upgrade-lah ya dari batch awal, mungkin sudah buruk, lalu istilahnya udah dibangun lagi, di cat ulang jadi bagus tapi engine-nya masih yang lama," ucap Deddy.
Deddy menganjurkan pemerintah lebih ketat dan tegas memastikan keselamatan penumpang. Deddy juga menekankan pentingnya melakukan uji kir secara rutin untuk semua jenis bus, termasuk bus bertrayek dan bus pariwisata, serta kendaraan pengangkut orang lain seperti mobil travel.
"Masalah keselamatan jangan diperlunak atau dipermudah, justru dipersulit harusnya," ucap Deddy.
Lebih lanjut Deddy juga mengimbau kepada para calon penyewa jasa transportasi untuk tidak memilih kendaraan hanya karena harga sewa murah. Menurut dia penting sekali memastikan kendaraan yang disewa telah memenuhi standar keselamatan dan layak untuk digunakan.
Menurut Deddy sudah menjadi kebiasaan masyarakat membanding-bandingkan harga dari beberapa Perusahaan Otobus (PO) dan memilih yang paling murah.
"Penyewa-penyewa ini yang memilih. Kalau yang murah, seharusnya jangan dipilih pasti berbahaya, kebanyakan yang murah ini yang bermasalah," ucap Deddy.
[Gambas:Video CNN]