yoldash.net

BEM SI Demo di Depan Kominfo Sore Ini Buntut Peretasan PDNS

BEM SI akan menggelar aksi di Kominfo pada Jumat (5/7) ini buntut peretasan Pusat Data Nasional (PDN).
Ilustrasi. BEM SI akan menggelar aksi di Kominfo pada Jumat (5/7) ini buntut peretasan Pusat Data Nasional (PDN). (CNN Indonesia/Feraldi Hifzurahman)

Jakarta, Indonesia --

Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) bakal melakukan aksi di kantor Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) buntut peretasan Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) pada Jumat (5/7) ini.

Ada sejumlah tuntutan yang diusung dalam aksi demo hari ini. Yakni, menuntut pemerintah memberikan pernyataan secara terbuka dan komprehensif terkait insiden keamanan siber yang terjadi di PDNS.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mengkaji ulang proses tender dan pembangunan PDN, baik PDN sementara maupun PDN permanen yang akan dibangun dengan Langkah-langkah prosedural dan menerapkan disiplin skenario mitigasi insiden, serta kontinuitas bisnis yang berprinsip pada transparan dan akuntabel," demikian pernyataan yang dikeluarkan BEM SI.

Selain itu, BEM SI juga menuntut pemerintah untuk menjamin tidak terjadi kesalahan berulang atas semua insiden yang terjadi, baik saat ini, maupun yang akan mendatang.

ADVERTISEMENT

Terpisah, Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Susatyo Purnomo Condro mengatakan pihaknya menerjunkan sebanyak 1.111 personel untuk mengamankan aksi demo tersebut.

Rekayasa lalu lintas di sekitar lokasi demo bersifat situasional. Polisi akan menutup jalan dan mengalihkan arus lalu lintas jika sudah terjadi peningkatan atau eskalasi aksi.

"Jika eskalasi meningkatkan di Patung Kuda, Kemenkominfo dan Kemendag, maka arus lalin akan kita alihkan," ucap Susatyo.

"Diimbau untuk masyarakat yang akan melintas di Jalan Merdeka Barat agar mencari jalan alternatif lainnya dikarenakan akan ada aksi penyampaian pendapat di Patung Kuda," imbuhnya.

Sistem PDNS 2 lumpuh sejak 20 Juni akibat serangan ransomware atau peretasan yang mengunci data-data di dalam sistem. Sebagian besar data di pusat data yang dipakai 282 institusi pemerintah pusat dan daerah itu pun terkunci dan belum bisa dipulihkan sampai saat ini.

Untuk membukanya diperlukan pembuka enkripsi alias dekripsi. Pemerintah mengklaim pelaku meminta tebusan US$8 juta atau sekitar Rp131,8 miliar untuk mendapat kuncinya.

Lalu, muncul tiba-tiba klaim dari kelompok Ransomware Brain Cipher yang mengaku sebagai peretas. Mereka pun memberikan kunci dekripsi secara gratis pada Rabu (5/7).

Kominfo mengaku telah mencoba kunci dekripsi yang diberikan kelompok Brain Cipher di spesimen dan hasilnya bisa dibuka.

(ryn)


[Gambas:Video CNN]

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat