Pakar RI soal Upin & Ipin: Media Propaganda Malaysia
Serial kartun Upin & Ipin disebut menyebarkan propaganda mengenai budaya dan keseharian Malaysia, yang beberapa di antaranya bersinggungan dengan Indonesia.
Dosen Hubungan Internasional di FISIP Universitas Padjadjaran, Dudy Heryadi, mengatakan serial anak ini merupakan salah satu tayangan yang sangat digemari masyarakat Indonesia, khususnya anak-anak.
Logat bahasa Melayu yang kental serta jalan cerita yang ringan dan membumi menjadikan Upin & Ipin mudah dipahami dan dimengerti oleh masyarakat di kedua negara.
"Jika dilihat dalam konteks Hubungan Internasional, sangat cocok dijadikan salah satu instrumen diplomasi budaya oleh Malaysia untuk lebih mempererat hubungan diantara kedua bangsa," kata Dudy kepada Indonesia.com, Rabu (3/7).
"Sementara untuk kita (Indonesia), pemerintah harus pintar-pintar merespons propaganda yang dilakukan Malaysia ini. Kita tidak bisa sekedar marah-marah karena merasa kebudayaan kita diaku oleh orang lain. Tapi pemerintah harus mencari cara agar bangsa Indonesia mengenal budaya nya sendiri dengan baik."
Selain mempererat hubungan kedua bangsa, menurut Dudy serial ini juga digunakan oleh Malaysia untuk menyebarkan klaim budaya mereka yang umumnya bersinggungan dengan Indonesia.
Budaya-budaya itu termasuk lagu Rasa Sayange, keris, dan wayang kulit yang muncul dalam beberapa episode Upin & Ipin.
"Jadi tentu saja akan digunakan oleh mereka untuk (mendapatkan) sebesar-besarnya keuntungan," kata Dudy.
Sejak dulu, Malaysia kerap bersengketa dengan Indonesia karena klaim budaya yang bersinggungan dengan RI.
Malaysia sempat mengklaim lagu Rasa Sayange sebagai milik Negeri Jiran dan membuat marah warga RI.
Pada 2007, lagu dari Maluku itu digunakan untuk mempromosikan turisme Malaysia. Lagu ini juga sempat digunakan sebagai pembuka Sea Games 2017 Malaysia.
Selain lagu Rasa Sayange, Tari Pendet dari Bali juga sempat diperdebatkan pada pertengahan 2009. Kala itu, Tari Pendet muncul di iklan 'Enigmatic Malaysia' di saluran televisi Discovery.
Kementerian Pariwisata Indonesia sampai mengajukan protes resmi ke Negeri Jiran, yang langsung dibalas permintaan maaf oleh Pemerintah Malaysia.
Beberapa hal lain yang juga dipersengketakan oleh Malaysia-RI yakni baju batik, alat musik angklung, wayang kulit, dan gamelan.
Indonesia dan Malaysia juga sering berselisih karena berbagai masalah mulai dari sengketa wilayah sampai persaingan olahraga.
Terlepas dari itu semua, Dudy sendiri memandang serial Upin & Ipin bernilai positif. Serial ini dapat mempertebal rasa saudara serumpun antara bangsa Indonesia dan Malaysia.
(blq/dna)[Gambas:Video CNN]
Terkini Lainnya
Pakar dari Malaysia Ungkap Peran Kunci Susanti di Upin & Ipin bagi RI
RI-Malaysia Sepakati Batas Negara, Bagi 2 Pulau Sebatik
Upin & Ipin Populer di Indonesia, Bisakah Makin Eratkan RI-Malaysia?
Kenapa RI, Malaysia, Singapura, dan Brunei Disebut Negara Serumpun?
Mengenal Deret Karakter Serial Kartun Upin & Ipin
2,5 Ton Kerupuk Kulit Ikan Patin Sumut Diekspor Perdana ke Malaysia
Misteri Siapa Suami Opah yang Juga Kakek Upin & Ipin
Mengenal Ah Tong, Si Pebisnis Segala dalam Serial Upin & Ipin