yoldash.net

Istri Bos ISIS Baghdadi Sebut Suaminya Jadi Ekstrem Akibat Disiksa AS

Istri mendiang pemimpin ISIS Al Baghdadi sebut suaminya jadi ekstremis akibat penyiksaan seksual oleh Amerika Serikat.
Mantan pemimpin ISIS Abu Bakar AL Baghdadi. Foto: AP Photo/Militant video

Jakarta, Indonesia --

Mendiang pemimpin kelompok milisi ISIS, Abu Bakar Al Baghdadi, disebut menjadi ekstremis gara-gara mengalami penyiksaan seksual saat berada di tahanan yang dioperasikan Amerika Serikat

Al Baghdadi sempat ditahan di Kamp Bucca Irak yang dioperasikan AS pada 2004. Kemudian pada 2019, dia tewas dalam operasi khusus pasukan Negeri Paman Sam.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Istri mendiang Al Baghdadi, Umm Hudaifa, menceritakan perubahan yang dialami mendiang suaminya dalam wawancara dengan BBC.

Umm Hudaifa menyebut sang suami adalah sosok yang religius dan berpikiran terbuka, namun bukan ekstremis. 

Perubahan sifat Baghdadi baru terjadi usai ditahan dan disiksa selama setahun dan menjadi pemimpin ISIS. 

"Dia mengalami masalah psikologis. Menjadi pemarah dan mudah meledak-ledak amarahnya," kata Hudaifa, dikutip Middle East Monitor, Senin (10/6).

Hudaifa bertanya lebih lanjut soal perubahan sikap itu kepada suaminya. Namun, Al Baghdadi tak memberi penjelasan secara rinci dan hanya menyebut "kamu tak mengerti."

Hudaifa lantas menduga sang suami menjadi sasaran penyiksaan seksual.

Dia juga mengaku telah mengonfrontasi Al Baghdadi tentang pembunuhan terhadap orang-orang yang tak bersalah. Namun, pemimpin Daesh itu menjawab ada hal-hal lain berdasarkan hukum Islam yang bisa dilakukan, seperti membimbing menuju pertobatan.

Hampir lima tahun setelah pembunuhan Al-Baghdadi, Hudaifa ditahan di penjara Baghdad.



Perempuan itu diselidiki karena diduga terlibat dalam kejahatan seperti perbudakan seksual terhadap perempuan dan gadis-gadis yang diculik kelompok ekstremis.

Seorang laki-laki Hamid Yazidi, dan putrinya, Soad, mengajukan kasus perdata dan menuntut hukuman mati untuk Hudaifa. Soad dilaporkan menjadi korban perdagangan manusia sebanyak tujuh kali.

(isa/dna)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat