yoldash.net

RI di KTT Luar Biasa G20: Apa yang Sudah Kita Lakukan untuk Palestina?

Indonesia mengkritik peran kelompok 20 atau G20 menyusul agresi Israel di Palestina yang berlangsung lebih dari sebulan.
Korban meninggal dunia di Gaza akibat agresi Israel. (AP/Ahmed Alarini)

Jakarta, Indonesia --

Indonesia mengkritik peran kelompok 20 atau G20 menyusul agresi Israel di Palestina yang berlangsung lebih dari sebulan.

Kritik itu muncul saat Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengikuti KTT secara virtual pada Rabu (22/11). Dia mewakili Presiden Indonesia Joko Widodo.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dengan tegas saya ingin bertanya, di mana suara kita atas kekejaman yang terjadi di tanah Palestina?" kata Airlangga di KTT itu, dikutip rilis resmi.

Dia kemudian berujar, "Sebagai pemimpin G20, apa yang sudah kita lakukan secara kolektif untuk membuat situasi menjadi lebih baik, bagi rakyat Palestina dan wilayah Gaza?"

Airlangga lalu mengatakan anggota G20 sebagai pemimpin dunia dan memiliki kekuatan besar, juga punya tanggung jawab yang besar.

Jika G20 bisa mengambil tindakan atas situasi kemanusiaan di tempat lain dua tahun lalu, dia menilai, maka kelompok ini bisa melakukan langkah serupa di Gaza sekarang.

"Kita harus mendukung realisasi two-state solution berdasarkan parameter yang disepakati secara internasional," ucap Airlangga.

Lebih lanjut, Airlangga mengungkapkan krisis di Gaza menambah beban dunia dan target Sustainable Development Goals (SDGs) 2030 sulit tercapai.

Dia menilai tanpa suasana damai, sulit merencanakan pembangunan ekonomi dunia yang lebih mapan setelah dihantam pandemi.

Airlangga kemudian menyampaikan Indonesia menyerukan dua aksi global dalam mengatasi konflik yang sedang terjadi. Pertama terkait solidaritas dan kepemimpinan global. G20, lanjut dia, harus terus mendorong agar dialog dapat diupayakan.

Aksi global berikutnya yakni dengan menempatkan perdamaian sebagai prioritas.

Banner artikel Ceasefirenow

Perdamaian merupakan prasyarat untuk mewujudkan pembangunan. Perang yang terjadi, lanjut dia, telah menghambat aspirasi para anggota G20 untuk mencapai SDGs.

Dia juga menekankan G20 harus memastikan bahwa tidak ada pihak yang kebal hukum.

"Kita harus menghindari tindakan main hakim sendiri. Kita harus menghormati Piagam PBB dan hukum internasional, karena konflik menciptakan ketidakstabilan dan gejolak ekonomi," ucap Airlangga.

Israel melancarkan agresi ke Palestina sejak 7 Oktober. Mereka juga mendeklarasikan perang melawan milisi Hamas.

Selama operasi ini, mereka menyerang warga dan objek sipil termasuk rumah sakit. Imbas gempuran tersebut, lebih dari 14.000 jiwa di Palestina meninggal.

(isa/bac)


[Gambas:Video CNN]

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat